KIAT MENGENDALIKAN PENYAKIT WHITE SPOT PADA LELE
Pada cuaca dingin yang biasa terjadi pada sasih kaso dan
karo ( dalam perhitungan Jawa dan Bali) yang berlangsung sekitar Mei - Juli,
para pembudidaya ikan lele perlu ekstra waspada. Kewaspadaan ini perlu mendapat
perhatian khusus karena pada cuaca dingin seperti ini rawan muncul penyakit
ikan. Salah satu jenis penyakit ikan lele yang paling sering muncul di cuaca
dingin seperti ini adalah penyakit white spot atau bintik putih.
Penyakit white spot yang juga dikenal dengan nama penyakit
Ich ini disebabkan oleh Ichthyopthirius multifiliis, sejenis protozoa berbentuk
oval yang diselimuti silia. Penyakit ini bersifat obligat parasitic dan sangat
ganas karena bisa mematikan 100 persen populasi ikan lele utamanya ukuran larva
dan benih dalam tempo beberapa hari saja.
Pengalaman penulis saat menangani usaha pembenihan ikan
lele, penyakit white spot bahkan bisa menyerang dan mematikan larva ikan lele
secara total dalam hitungan jam saja. Sore dan malam hari benih ikan masih
terlihat sehat. Pagi hari saat dikontrol ternyata sudah mati total. Ratusan
ribu larva di dalam bak total mati dan terlihat seperti ampas kelapa mengendap
di dasar bak.
Pada lele ukuran benih atau konsumsi, gejala klinis dari
serangan penyakit ini, ikan terlihat menggosok-gosokkan pada benda di
sekitarnya, frekuensi pernafasan meningkat (megap-megap), nafsu makan menurun,
terdapat bintik-bintik putih pada sirip, kulit atau insang. Namun pada larva
ikan, gejala klinis tersebut sulit diamati sehingga upaya pencegahan lebih
disarankan.
Penyakit white spot biasanya muncul saat suhu air kolam
turun. Kondisi ini terjadi pada cuaca dingin. Melihat kebiasaan ini, maka pada
cuaca dingin seperti saat ini serangan penyakit white spot perlu dicegah.
Bagaimana caranya ?
Beberapa pencegahan penyakit white spot yang bisa dilakukan
di antaranya adalah menjaga agar suhu air media budidaya (kolam, bak atau
akuarium) agar tetap hangat pada kisaran angka 29 derajat Celsius. Hal ini
perlu diperhatikan, karena ketika suhu turun sampai 25 derajat Celsius,
penyakit white spot bisa menyarang secara tiba-tiba.
Untuk menaiikan suhu air media budidaya bisa dilakukan
dengan berbagai cara. Bila usaha pembenihan dilakukan di dalam ruangan bisa
menggunakan heather (pemanas) yang dipasang di dalam bak. Bisa juga
dikombinasikan dengan memasang pemanas di ruangan. Bahkan ada juga pembudidaya
yang mencoba menaikkan suhu air dengan menyalakan beberapa kompor di dalam
ruang pembenihgan (hatchery). Bila kolam atau bak berada di luar ruangan,
bisa juga dicoba dengan menurunkan ketinggia air selama siang hari.
Cara lainnya mencegah serangan penyakit white spot adalah
dengan cara menebarkan garam dapur atau garam krosok (garam yang berukuran
kasar ) ke dalam air kolam atau bak. Dosis garamnya cukup 300 gram /M3 air.
Penebaran garam dapur ini diulang setiap seminggu sekali.
Selain menaikkan suhu air dan penebaran garam, kualitas air
perlu juga mendapat perhatian secara khusus, utamanya kandungan oksigen agar
tetap optimal untuk ikan. Untuk menjaga agar oksigen tetap optimal bisa
dilakukan pemasangan aerator, blower atau meningkatkan frekuensi pergantian air
dengan cara memperbesar aliran air yang masuk. (Agus Rochdianto, Penyuluh
Perikanan di Tabanan)
Pengirim : Agus Rochdianto, SE, S.PKP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar