Analisa Pembenihan Lele
I.
PENDAHULUAN
Ikan lele sudah
dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau
Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan :
1)
Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air
yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
2)
Teknologi budidaya relatif mudah dikuasai
oleh masyarakat,
3)
Pemasarannya relatif mudah dan
4)
Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Pengembangan
usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele
dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal
antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan
terhadap penyakit, Karena adanya budidaya pembesaran lele maka usaha pembenihan
lelepun berkembang menjadi usaha bisnis yang menjanjikan . untuk itu kiranya
perlu usaha pembenihan lele yang berkwalitas serta memenuhi standar mutu
pembenihan yang baik dengan kaidah cara pembenihan ikan yang baik ( CPIB ) yang
memiliki sumber induk bersertifikat ,
cara pengelolaan yang baik sehingga menghasilkan benih yang berkwalitas baik
dan bersertifikat baik.
Pembenihan
lele yang bagus tidak hanya dilihat dari hasil produksi yang baik tapi juga
management keuangannya harus baik hal ini akan menjamin kelansungan usaha
pembenihan tersebut menjadi lembaga pembenihan yang eksis serta terus berlanjut
.
Untuk
itu usaha tersebut perlu dianalisis , ini adalah contoh analisis dengan paket
10 betina dan 5 jantan, atau 2 betina dan 1 jantan indukan lele yang diambil
dari sampel kegiatan sendiri . Berikut analisis pembenihan dari indukan sampai penjualan
anak lele.
II.
ANALISIS
PEMBENIHAN LELE
A. BIAYA
1. Biaya Tetap :
NO
|
Uraian
|
Jumlah
|
Harga ( Rp )
|
Jumlah ( Rp )
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
Kolam terpal 2x3 meter
= 10 buah (pemijahan)
Kolam terpal 4x6 meter
=2 buah (indukan)
1 Paket indukan
(10 betina 5 jantan )
Bamboo / kayu
untuk kolam 10 buah
Tutup kolam
Ember grading 4 ukuran 4buah
E.S = 3-5 cm 1 buah
E.S = 4-6 cm 1 buah
E.S= 5-7 cm 1 buah
E.S = 6-8 cm 1 buah
Ijuk
Lain lain
|
10
2
1
1
ls
1
ls
4
1
set
|
150.000
250.000
1.500.000
600.000
1.100.000
50.000
200.000
300.000
|
1.500.000
500.000
1.500.000
600.000
1.100.000
200.000
200.000
300.000
|
Jumlah
|
5.700.000
|
2.
Biaya
Variabel
a.
untuk
1 induk 1 kali pemijahan 1 tahun 3 kali pemijahan
NO
|
Uraian
|
Jumlah
satu siklus
|
Harga
(
Rp )
|
Jumlah
(
Rp )
|
Jumlah
1 tahun
(
Rp )
|
1
2
3
4
|
Cacing
sutra
Pakan
00 ( tepung )
Pakan
Kristal ( 1 mm )
Pellet
( 2mm )
Probiotik
Molase
|
28 gelas
1 kg
10 kg
20 kg
3 L
4L
|
12.000
16.000
15.000
15.500
50.000
5.000
|
336.000
16.000
150.000
310.000
150.000
20.000
|
1.008.000
48.000
450.000
930.500
450.000
60.000
|
Jumlah
|
1.162,000
|
3,486,000
|
|||
Jumlah untuk 10 induk
|
34,860,000
|
b.
Biaya
Variabel
NO
|
Uraian
|
Jumlah/bln
|
Harga
(Rp)
|
Jml
(Rp)/bln
|
Jml
1 Th (Rp)
|
1
2
|
Tenaga
kerja / bln
Pakan
lele induk
15
ekor
|
4.5 kg
|
8.500
|
1.000.000
38.250
|
12.000.000
459.000
|
Jumlah
|
12.459.000
|
c.
Nilai
Penyusutan
no
|
uraian
|
%
Penyusutan
|
Jumlah
harga
|
Nilai
penyusutan
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Terpal
12 buah
Induk
Bamboo
/kayu
Tutup
kolam
Ember
grading
Ijuk
lainnya
|
50%
20%
60%
50%
50%
35%
50%
|
2.000.000
1.500.000
600.000
1.100.000
200.000
200.000
300.000
|
1.000.000
300.000
360.000
550.000
100.000
70.000
150.000
|
Jumlah biaya penyusutan
|
2.530.000
|
Jumlah
Biaya 1 tahun
1.
Nilai penyusutan Rp. 2.530.000
2.
Tenaga kerja Rp.
12.000.000
3.
Pakan lele indukan Rp 459.000
4.
Biaya produksi Rp. 34.860.000
Jumlah Biaya Rp.49.849.000
B.
PENDAPATAN
a.
Panen benih untuk 1 induk 1 kali pemijahan ( 1 tahun 3 kali pemijahan )
NO
|
Uraian
|
Jumlah
ekor
|
Harga
( Rp )
|
Jumlah
( Rp )
|
Jumlah 1
Tahun ( Rp )
|
|||
1
2
3
|
Ukuran 3-4 cm
Ukuran 3-5cm
Ukuran 4-6 cm
|
10.000
30.000
10.000
|
50
70
90
|
|
1.500.000
6.300.000
2.700.000
|
|||
Jumlah
|
3.850.000
|
10.500.000
|
||||||
Jumlah
untuk 10 induk
|
105,000,000
|
b. Rugi – Laba
Hasil Produksi / tahun = Rp 105.000.000,00
Biaya Operasional = Rp 49.849.000,00
Jumlah keuntungan / tahun = Rp
55.151.000,00
c.
R/C Rasio =
penerimaan total / biaya
total
= Rp 105.000.000 /
Rp 49.849.000
= 2,106
Artinya ,
setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan Rp. 2,106
d.
Cash
flow = keuntungan + biaya penyusutan :
= Rp 55.151.000,00 + Rp. 2.530.000,00
= Rp 57.581.000,00
e.
Payback
period = (biaya investasi + biaya variabel) / cash flow (dalam
thn)
= ( Rp 5.700.000 + 47.319.000 )/ Rp 57.581.000
= 53.019.000/57.581.000
=0.92 / tahun
f.
Biaya
per ekor = total biaya produksi / total panen
= Rp 49.849.000,00 /
1.500.000 ekor
=
Rp 33,23
g.
Rentabilitas
ekonomi = keuntungan / (biaya
investasi + biaya variabel) x 100%
= Rp 55151000/(5.700.000+47.319.000
)x 100%
= Rp 55151000/53019000x100%
= 1,04 %
h.
Break
Event point (BEP) atau titik impas = biayatetap/(1-(biaya variabel/pendapatan)
= Rp 2.530.000 /(1-(47.319.000/105,000,000)
= Rp 2.530.000/0.45066
= Rp 4.605.502,679
i.
BEP
volume = total biaya produksi / harga jual
= Rp 49.849.000/ (Rp 105.000.0000/1.500.000ekor)
= Rp 49.849.000/ 70
= 712.129 ekor / tahun
Artinya,
titik impas usaha dicapai pada hasil ikan minimal 712.129 ekor / tahun
j.
BEP
harga = total biaya produksi / total
produksi :
= Rp
49.849.000 / 1500000
ekor
= Rp 33,233 / ekor
Pengertiannya
: Titik impas usaha dicapai pada harga terendah Rp 33,233 / ekor
III. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Budidaya
ikan lele, dalam bentuk pembenihan mempunyai prospek sangat baikt karena
budidaya pembesaran lele berkembang semakin pesat serta permintaan lele
dipasaran untuk konsumsi terus meningkat . Dengan teknik pembenihan yang baik,
maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen. Oleh
karena itu Pembudidayaan ikan Lele sangat baik untuk dilakukan mengingat output
yang dihasilkan juga lumayan besar.
b. Saran
Diharapkan
dalam melakukan pembenihan ikan lele juga harus memperhatikan faktor fisik
kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ikan lele pada kolam
terkontrol agar menghasilkan produksi benih ikan lele yang lebih baik lagi dan
maksimal.
Terima
kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas segala kekurangannya.