NUTRISI DAN PAKAN IKAN
Nutrisi dan Pakan Ikan - Pada artikel
ini akan dibahas secara khusus mengenai nutrisi dan pakan ikan yang meliputi
definisi pakan, fungsi pakan pada ikan, serta kebutuhan nutrisi ikan. Dengan
mengetahui peran maupun fungsi pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ikan,
maka keberhasilan budidaya ikan dapat dicapai secara optimal. Pakan ikan
berkualitas akan meningkatkan kesehatan serta mempercepat pertumbuhan, sehingga
produksi budidaya ikan akan lebih meningkat dan sudah barang tentu keuntungan
yang didapat juga lebih tinggi.
DEFINISI PAKAN
Pakan adalah makanan atau asupan yang
diberikan kepada hewan ternak atau peliharaan. Istilah ini diadopsi dari bahasa
Jawa. Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan kehidupan
makhluk hidup. Pakan Buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu
berdasarkan pertimbangan pembuatnya. Pembuatan pakan buatan sebaiknya
didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrisi atau gizi hewan ternak atau
peliharaan yang bersangkutan, sumber dan kualitas bahan baku, serta nilai
ekonomis. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, diharapkan pakan buatan yang
dihasilkan (pakan ikan), dapat memiliki standar mutu tinggi dengan biaya murah.
Dalam melakukan kegiatan budidaya ikan
secara intensif, pakan buatan merupakan faktor terpenting untuk menunjang
keberhasilan agribisnis budidaya tersebut. Selain itu, pakan buatan berfungsi
sebagai sumber energi utama bagi perkembangan maupun pertumbuhan ikan budidaya.
Berdasarkan tingkat kebutuhan maupun urgensi pemberiannya, pakan buatan dalam
agribisnis perikanan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: (1) pakan
tambahan, (2) pakan suplemen, (3) pakan utama.
Pakan tambahan adalah pakan yang dibuat
atau diberikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan terhadap tambahan pakan.
Dalam agribisnis perikanan, hal ini biasanya terjadi pada kegiatan budidaya
ikan secara tradisional atau semiintensif. Pakan tambahan ini diberikan dengan
asumsi bahwa ikan budidaya sudah mendapatkan pakan dari alam, tetapi jumlahnya
belum memenuhi kebutuhan baik untuk perkembangan maupun pertumbuhan yang lebih
baik. Sementara itu pakan suplemen adalah pakan yang dibuat serta diberikan
dengan tujuan untuk memenuhi komponen nutrisi tertentu yang sedikit disediakan
atau bahkan tidak bisa disediakan sama sekali oleh pakan lain. Pakan suplemen
ini banyak diberikanan pada budidaya ikan hias. Untuk memenuhi standar tertentu
dari tujuan budidaya ikan hias, misal warna, bentuk, atau ukuran, maka ikan
budidaya harus diberi suplemen tertentu dalam jumlah cukup. Sedangkan pakan
utama adalah pakan yang dibuat untuk menggantikan sebagian besar atau
keseluruhan pakan alami. Pakan utama ini biasanya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan ikan terhadap pakan pada sistem budidaya ikan secara intensif.
Penebaran ikan dengan populasi tinggi pada budidaya ikan secara intensif
mengakibatkan kebutuhan terhadap nutrisi mutlak harus bergantung dari pemberian
pakan utama ini. Karena jumlah pakan alami sama sekali tidak mencukupi
kebutuhan ikan untuk menopang pertumbuhannya.
Agar pakan buatan yang diberikan dapat
mendukung serta mengoptimalkan perkembangan maupun pertumbuhan ikan budidaya,
sebaiknya pembuatan pakan ini harus berorientasi menghasilkan pakan ikan
berkualitas, yaitu pakan yang disukai, mudah dicerna, serta dapat memenuhi
standar kebutuhan nutrisi ikan. Untuk menghasilkan pakan ikan berkualitas
tersebut, dibutuhkan komponen bahan baku berkualitas pula. Komponen utama bahan
baku pembuatan pakan ikan dikelompokkan menjadi dua kelompok utama, yaitu
komponen penghasil energi (terdiri dari protein, lemak, karbohidrat), dan
komponen bukan penghasil energi (terdiri dari vitamin, mineral).
FUNGSI PAKAN IKAN
Fungsi utama pakan ikan adalah untuk
menghasilkan energi dimana energi ini digunakan untuk menopang pertumbuhan
maupun perkembangan ikan. Pakan tersebut bisa diperoleh dari pakan alami maupun
pakan buatan. Secara umum, ikan memanfaatkan protein sebagai sumber energi
utama, oleh karena itu, komponen utama yang harus tersedia saat membuat pakan
buatan adalah protein. Namun demikian, pakan ikan tidak hanya berfungsi sebagai
penghasil energi, sehingga ketersediaan komponen lain dalam pembuatan pakan
ikan juga sangat penting. Beberapa fungsi penting pakan ikan untuk menopang
pertumbuhan dan perkembangan ikan antara lain:
A.
Fungsi
Pakan Ikan Sebagai Pengobatan
Pada dasarnya, ikan dengan kecukupan
nutrisi dari pakan ikan dengan kualitas maupun kuantitas memadai akan tumbuh
lebih baik serta tidak mudah terserang penyakit. Pakan ikan akan membantu
terciptanya sistem ketahanan tubuh. Sistem ketahanan tubuh tersebut akan
menciptakan imunitas atau kekebalan terhadap serangan penyakit, serta sangat
dipengaruhi oleh sistem hormonal. Sementara mekanisme sistem hormonal sangat
dipengaruhi oleh kualitas pakan ikan yang dikonsumsi. Dengan demikian, apabila
pakan ikan berkualitas baik, maka sistem hormonal juga akan berjalan baik maka
dengan sendirinya akan terbentuk sistem ketahanan tubuh yang baik pula.
B.
Fungsi
Pakan Ikan Untuk Membentuk Warna Tubuh
Salah satu fungsi pakan bagi ikan adalah
sebagai pembentuk warna tubuh atau pigmen. Biasanya fungsi pakan ikan tersebut
terkandung dalam pakan buatan serta dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya ikan
hias. Pakan buatan yang digunakan untuk membentuk warna tubuh pada ikan jika
dilihat dari komponen bahan penyusunnya tidak beda jauh dengan pakan buatan
lainnya, hanya pada pakan buatan ditambahkan pigmen atau penghasil warna.
Secara fisik pakan buatan yang diperkaya
dengan pigmen mudah dibedakan dengan pakan buatan biasa, karena pakan buatan
kaya akan pigmen biasanya memiliki warna khas, seperti merah atau hijau. Selain
itu, keterangan yang menyebutkan adanya tambahan pigmen biasanya juga tertera
pada kemasan. Ikan yang diberi nutrisi berkandungan pigmen secara proporsional
akan memiliki warna tubuh lebih cemerlang serta lebih tajam.
C.
Fungsi
Pakan Ikan Untuk Meningkatkan Cita Rasa
Cita rasa sangat mempengaruhi selera
konsumen. Ikan bercita rasa buruk atau kurang enak biasanya tidak disukai
konsumen. Cita rasa daging ikan ini sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan ikan
yang dimakan. Ikan selain mendapatkan pakan dari pemberian pakan tambahan, juga
mendapatkan pakan dari pakan alami. Kualitas pakan alami sangat dipengaruhi
oleh lingkungan perairan masing-masing. Setiap lingkungan perairan memiliki
kandungan dan kualitas pakan alami berbeda-beda. Dengan demikian, ikan yang
memperoleh pakan alami dari suatu lingkungan perairan akan memiliki aroma
maupun cita rasa berbeda dibanding dengan ikan sejenis yang memperoleh pakan
alami dari lingkungan perairan lain. Demikian pula jika ditangkap pada suatu
lingkungan perairan akan memiliki aroma serta cita rasa yang berbeda jika
dibandingkan dengan ikan sejenis yang ditangkap pada lingkungan perairan sama
tetapi di musim berbeda.
Dengan asumsi tersebut di atas,
pembuatan pakan buatan sebaiknya juga mempertimbangkan komponen yang
mempengaruhi cita rasa daging ikan yang dihasilkan. Sebagai contoh, pemberian
pakan ikan di Amerika yang berupa tepung darah, memiliki cita rasa berbeda
dengan ikan di Israel yang diberi pakan ikan berupa bungkil kacang tanah.
Demikian pula dengan ikan di Jepang yang diberi pakan dari kepompong ulat sutra
memiliki cita rasa daging ikan berbeda dengan ikan di kedua negara tersebut.
Tetapi cita rasa daging ikan di ketiga negara tersebut ternyata memiliki cita
rasa daging ikan lebih enak dibanding dengan cita rasa daging ikan di Indonesia
(diberi pakan pellet).
D.
Fungsi
Pakan Ikan Untuk Mempercepat Reproduksi
Pengangkutan hormon reproduksi menuju
organ reproduksi sangat dipengaruhi oleh kinerja sistem endokrin. Sistem
endokrin dan sistem hormon ditunjang oleh kualitas pakan ikan. Sehingga,
kualitas pakan ikan yang baik harus mampu menunjang kerja organ tubuh ikan,
termasuk kinerja kedua sistem hormon tersebut. Kinerja sistem endokrin secara
optimal akan mempercepat proses pematangan gonad atau pematangan kelamin ikan.
Jika proses pematangan gonad bisa berlangsung lebih cepat, maka proses
reproduksi pun bisa dipercepat. Dengan demikian, salah satu fungsi dari pakan
ikan adalah untuk mempercepat proses reproduksi ikan.
Penambahan vitamin, terutama vitamin E
ternyata dapat merangsang pematangan gonad. Vitamin E diketahui memiliki fungsi
untuk mencegah oksidasi EPA (eikosapentanoic acid). EPA diubah menjadi
prostaglandin, prostaglandin berperan mempercepat pematangan gonad. Bersama
dengan vitamin A (berperan sebagai antioksidan), penambahan vitamin E juga akan
meningkatkan fungsi PUFA (polyunsaturated fatty acid) yang diperlukan selama
proses pembentukan hormon. Selain itu, beberapa jenis bahan pembuatan pakan
ikan yang dapat mempercepat proses pematangan gonad antara lain, udang,
cumi-cumi, kerang, serta kepiting segar.
E.
Fungsi
Pakan Ikan Untuk Perbaikan Metabolisme Lemak
Secara umum, ikan memenuhi kebutuhan
energinya dari protein. Dengan kata lain, ikan lebih mudah untuk mencerna
protein untuk mengganti energinya dibanding dengan mencerna karbohidrat maupun
lemak. Kondisi ini tentu saja bagi petani kurang menguntungkan, mengingat biaya
untuk memenuhi kebutuhan protein lebih mahal. Bagi peternak ikan, protein yang
diberikan melalui pakan akan lebih baik digunakan untuk menopang pertumbuhan
maupun perkembangan ikan. Sementara itu, energinya diperoleh dari pemberian
lemak atau karbohidrat.
Para ahli telah melakukan berbagai upaya
penelitian untuk meningkatkan daya cerna ikan terhadap lemak maupun karbohidrat
untuk memenuhi kebutuhan energinya. Sehingga protein yang diberikan dan harus
disediakan dengan biaya mahal dapat digunakan secara optimal untuk menopang
pertumbuhan ikan.
Dari hasil penelitian tersebut, salah
satu bahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan ikan dalam
mencerna lemak untuk memenuhi kebutuhan energinya adalah asam bile. Asam bile
merupakan cairan yang dihasilkan oleh hati. Senyawa ini banyak mengandung garam
natrium dan garam kalium. Dalam proses pencernaan lemak, kedua jenis garam ini
akan menurunkan tegangan permukaan lemak serta mengubah bentuk lemak menjadi
bola-bola kecil (micelle). Lemak berbentuk bola-bola kecil ini relatif larut
dalam air (membentuk emulsi) sehingga mudah diserap oleh tubuh.
Upaya lain untuk meningkatkan daya cerna
ikan terhadap lemak juga dapat dilakukan dengan penambahan lesitin. Lesitin
merupakan lemak yang mengandung gliserol dan asam fosfat. Senyawa ini banyak
terdapat di otak, kedelai, biji bunga matahari, jagung, maupun kuning telur.
Selain sebagai sumber lemak, lesitin juga berfungsi untuk menstabilkan lemak
dalam saluran pencernaan. Dengan kandungan gliserol tinggi, lesitin mudah
dicerna oleh ikan.
Penambahan mikroba jenis tertentu juga
diketahui dapat meningkatkan kemampuan ikan dalam mencerna lemak maupun
karbohidar. Selain menguraikan lemak sehingga mudah dicerna oleh ikan, mikroba
juga dapat membantu pencernaan karbohidrat maupun protein. Beberapa pabrik
pakan ikan telah menggunakan jenis mikroba yang dapat meningkatkan pencernaan
lemak maupun karbohidrat dengan menambahkannya dalam formulasi pakan ikan.
KEBUTUHAN NUTRISI IKAN
Kebutuhan nutrisi ikan secara alami
sudah tersedia, baik di kolam maupun di perairan lain. Pada usaha agribisnis
budidaya ikan secara tradisional, kebutuhan nutrisi ikan dapat dipenuhi oleh
pakan alami dari kolam itu sendiri. Akan tetapi pada skala usaha agribisnis
budidaya ikan secara intensif, ketersediaan pakan alami tersebut sudah tidak
mampu lagi menopang pertumbuhan maupun perkembangan ikan secara optimal,
mengingat kepadatan populasi pemeliharaan ikan sangat tinggi. Oleh karena itu,
kebutuhan nutrisi ikan ini harus disediakan melalui pemberian pakan buatan.
Seperti telah disebutkan di awal bahwa
komponen penyusun bahan baku pembuatan pakan ikan dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu komponen penghasil energi dan komponen bukan penghasil energi.
Komponen Penghasil Energi. Komponen yang
termasuk dalam kelompok ini akan menghasilkan energi bila dicerna oleh ikan.
Komponen penyusun pakan ikan (berfungsi sebagai penghasil energi) yaitu
protein, lemak, karbohidrat. Ketiga komponen tersebut merupakan komponen utama
penyusun ransum atau pakan ikan, karena dibutuhkan dalam jumlah relatif besar untuk
menopang pertumbuhannya.
Dalam pembuatan pakan ikan, standar
pemenuhan nilai energi untuk pertumbuhan adalah 4,0 kkal/g untuk protein; 9,0
kkal/g untuk lemak; serta 4,0 kkal/g untuk karbohidrat. Dalam budidaya ikan
secara intensif, efisiensi energi pakan ikan yang diberikan dapat dikatakan
baik jika nilai efisiensi tersebut berkisar antara 25-40%. Nilai tersebut dapat
dikatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan energi ikan sebesar 100 kkal maka
dibutuhkan energi yang tersedia dalam pakan ikan sebesar 250-400 kkal. Dengan
pemberian energi dengan besaran tersebut, maka energi yang dapat digunakan
untuk pertumbuhan kurang dari 50% total energi dalam pakan ikan, selebihnya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan untuk hidup (cost of living).
Komponen Bukan Penghasil Energi. Untuk
menjaga keseimbangan gizi, komponen ini tetap dibutuhkan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup, pertumbuhan maupun perkembahan ikan, sekalipun komponen ini
tidak berperan sebagai penghasil energi. Komponen pakan ikan yang berperan
bukan sebagai penghasil energi adalah vitamin dan mineral. Kedua komponen ini
sangat besar peranannya dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan
ikan. Beberapa referensi menyebutkan komponen zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh ikan dalam jumlah relatif kecil ini sebagai komponen mikro (micro
component). Beberapa referensi lain bahkan menambahkan air sebagai zat gizi
keenam. Meskipun bukan pakan dalam arti sebenarnya, air tetap diperlukan
sebagai media proses metabolisme maupun pembentukan cairan tubuh.
a.
Protein
Protein merupakan suatu polimer
heterogen yang tersusun atas monomer asam amino dalam jumlah banyak, mencapai
ribuan bahkan ratusan, saling berhubungan satu sama lain melalui ikatan peptida
dan ikatan silang antara ikatan hidrogen, ikatan sulfhidril, dan ikatan van der
waal. Protein merupakan penyusun utama makhluk hidup, molekul protein ini
mengandung unsur oksigen, nitrogen, hidrogen, karbon, sulfur, serta fosfor yang
sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Pada makhluk hidup, protein memegang
peranan penting, baik sebagai antibodi (sistem kekebalan tubuh), sistem kendali
(hormon), sumber asam amino bagi organisme heterotof (tidak mampu membentuk
asam amino), sumber gizi, maupun dalam fungsi struktural atau mekanis (pembentuk
batang dan sendi sitoskeleton)
Pada ikan, protein memegang peranan
penting karena material organik utama dalam jaringan maupun organ tubuh ikan
tersusun oleh protein berkisar antara 18-30 %. Bahkan bersama dengan komponen
nitrogen lain, protein berperan membentuk vitamin, enzim, asam nukleat, hormon,
dll.
Fungsi Protein. Sebagai senyawa organik
kompleks yang berbobot molekul tinggi, protein sangat dibutuhkan oleh ikan
terutama sebagai sumber energi. Karena nilai energi produktif yang diberikan
oleh protein kepada ikan lebih besar jika dibandingkan dengan hewan lainnya,
dimana peningkatan panas akibat pemberian protein pada ikan lebih rendah.
Selain itu, Sebagian besar energi yang dapat dicerna (digestible energy) dalam
protein juga dapat dimetabolisme dengan lebih baik oleh tubuh ikan.
Selain sebagai sumber energi, protein
pada ikan juga berfungsi memperbaiki jaringan rusak, serta membantu pertumbuhan
ikan. Protein ini dibutuhkan oleh tubuh ikan secara kontinue karena asam amino
dalam protein dibutuhkan secara terus menerus terutama untuk mengganti protein
rusak selama masa pemeliharaan dan membentuk protein baru selama masa
pertumbuhan dan masa reproduksi.
Fungsi Utama Protein Pada Ikan:
Berperan dalam pembentukan antibodi,
hormon, enzim, vitamin.
Berperan untuk pertumbuhan maupun
pembentukan jaringan tubuh.
Sebagai sumber gizi.
Sebagai sumber energi utama, terutama
apabila komponen lemak atau karbohidrat yang terdapat di dalam pakan ikan tidak
mampu memenuhi kebutuhan energi.
Berperan dalam perbaikan jaringan tubuh
yang rusak.
Turut berperan dalam pembentukan gamet.
Berperan dalam proses osmoregulasi di
dalam tubuh.
b.
Lemak
(Lipids)
Lemak adalah senyawa organik yang
tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (0).
Molekul-molekul penyusun lemak meliputi asam lemak, sterol, monogleserida,
fosfolipida, glikolipida, digliserida, malam, terpenoida (getah dan steriod),
vitamin larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, K, dll. Lemak pada ikan
merupakan sumber energi paling tinggi. Secara khusus, lemak juga disebut minyak
hewani pada suhu kamar yang terdapat pada jaringan tubuh adiposa Pada jaringan
adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon sitokina, hormon leptin dan resistin.
Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa ini berperan penting
dalam komunikasi antarsel, sedangkan hormon leptin dan resistin berperan
penting dalam sistem kekebalan. Sebenarnya lemak dan minyak adalah senyawa
organik yang tersusun oleh molekul sama, perbedaannya hanya terletak pada titik
cair dan bobot molekulnya. Titik cair pada lemak lebih tinggi jika dibandingkan
dengan minyak, selain itu lemak juga memiliki bobot molekul lebih berat dengan
rantai lebih panjang.
Lemak dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu lemak sederhana, lemak campuran, dan lemak turunan.
Lemak sederhana (simple lipids) terdiri
atas lemak netral (trigliserida), ester gliserol, wax (ester kolesterol, ester
vitamin A atau D), dll. Wax merupakan ester asam lemak dari alkohol berantai
panjang, berperan sebagai sumber energi serta memperbaiki karakteristik fisika
dan kimia.
Lemak campuran (compound lipids),
misalnya fosfolipid (merupakan ester asam lemak dan asam fosfatidik). Lemak ini
merupakan komponen utama lemak pada membran sel.
Lemak turunan (derived lipids), yaitu
produk hidrolisis dari lemak sederhana dan lemak campuran. Komponen utama lemak
turunan adalah asam lemak.
Berdasarkan kejenuhannya, lemak dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu lemak jenuh dan tidak jenuh. Kejenuhan lemak dapat
diketahui berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap di antara atom karbon
penyusunnya. Lemak tidak jenuh mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap,
sedangkan lemak jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap. Lemak jenuh relatif sulit
bereaksi karena titik cairnya relatif tinggi dibandingkan dengan lemak tidak
jenuh.
Fungsi Lemak. Secara umum fungsi lemak
bagi makhluk hidup adalah :
Sebagai cadangan energi dalam bentuk sel
lemak.
Menopang fungsi senyawa organik sebagai
penghantar sinyal.
Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E
dan K yang berperan penting dalam proses biologis.
Berfungsi sebagai penahan goncangan
terutama melindungi organ vital serta melindungi tubuh dari suhu luar yang
kurang bersahabat.
Sebagai sarana sirkulasi energi di dalam
tubuh dan komponen utama yang membentuk membran semua jenis sel.
Ikan memanfaatkan lemak sebagai sember
energi utama untuk kelangsungan hidupnya disamping sebagai pembentuk struktur
sel "prekursor" dan memelihara keutuhan biomembran. Biomembran
berperan dalam pengangkutan antarsel seperti vitamin dan sterol dimana vitamin
dan sterol ini merupakan nutrien larut dalam lemak. Sterol merupakan alkohol
berantai panjang polisiklik yang berfungsi sebagai komponen pada sistem hormon
dan fungsi fisiologis yang berkaitan dengan proses pemijahan. Fungsi utama
sterol pada sistem hormon adalah pada proses pematangan gonad. Asam lemak yang
terdapat dalam fosfolipid sangat mempengaruhi aktivitas biomembram. Biasanya
terdapat pada pakan maupun daging ikan. Namun, dalam pakan maupun daging ikan,
selain lemaknya terdapat dalam bentuk fosfolipid, juga trigliserida, bahkan
kadang-kadang terdapat dalam bentuk wax. Fosfolipida merupakan lemak yang
dibentuk dari molekul gliserol dengan dua asam lemak, trigliserida merupakan
lemak yang dibentuk dari molekul gliserol tetapi dengan tiga asam lemak,
sedangkan wax merupakan ester yang terbuat dari asam lemak dan alkohol berantai
panjang. Ketiga jenis lemak ini mempunyai peran berbeda. Fosfolipid berperan
penting untuk pembentukan membran sel, trigliserida berperan dalam penyimpanan
lemak, serta wax merupakan bentuk umum penyimpanan asam lemak pada beberapa
zooplankton.
Lemak merupakan sumber energi utama,
sehingga kemampuan lemak sebagai penghasil energi jauh lebih besar dibandingkan
dengan karbohidrat dan protein. Tetapi, karena kemampuan ikan dalam
mengkonsumsi protein lebih baik dibanding dengan kemampuannya mengkonsumsi
lemak dan karbohidrat, maka peranan lemak sebagai sumber energi lebih kecil
dibandingkan peran protein. Ikan dari golongan karnivora memiliki ketersediaan
rendah terhadap karbohidrat. Oleh karena itu, pada ikan golongan karnivora ini
peranan lemak sebagai sumber energi sangat vital. Penambahan lemak sebagai
sumber energi akan meningkatkan efektifitas penggunaan protein (protein sparing
effect).
c.
Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organik
kompleks (terdiri atas unsur karbon, hidrogen, oksigen), secara biokimia
mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus
hidroksil. Berdasarkan jumlah molekulnya, karbodidrat dibedakan menjadi
monosakarida, polisakarida, disakarida, dan oligosakarida. Monosakarida
merupakan golongan karbohidrat paling sederhana, terbentuk oleh satu molekul
gula sederhana. Polisakarisa merupakan molekul karbohidrat terbentuk oleh
molekul gula yang terangkai menjadi rantai panjang serta dapat pula bercabang-cabang.
Disakarida merupakan molekul karbohidrat yang terbentuk oleh dua monosakarida.
Oligosakarida merupakan molekul karbohidrat yang terbentuk oleh beberapa
monosakarida. Karbohidrat dalam bentuk monosakarida diantaranya adalah
galaktosa, triosa, pentosa, dan heksosa. Monosakarida yang paling banyak
terdapat di dalam sel adalah pentosa (ribosa dan dioksiribosa) dan heksosa
(glukosa dan fruktosa). Karbihidrat dalam bentuk disakarida siantaranya maltosa
(gula anggur), laktosa (gula susu), sukrosa (gula tebu), dan selubiosa (hasil
hidrolisis tidak sempurna dari selulosa). Sedangkan karbohidrat dalam bentuk
polisakarida diantaranya pati, kitin, selulosa, glikogen, pektin, lignin,
amilosa, dan amilopektin. Karbohidrat yang terbentuk dari unsur utama karbon,
hidrogen dan ogsigen ini relatif lebih mudah larut di dalam air jika
dibandingkan dengan protein dan lemak.
Karbohidrat merupakan salah satu
komponen sumber energi bagi makhluk hidup. Fungsi karbohidrat dalam tubuh
adalah sebagai cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada
hewan), sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), materi pembangun (misalnya
selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Peranan lain dari
karbohidrat adalah sebagai prekursor dalam berbagai metabolisme internal
(intermediate metabolism) dimana produk yang dihasilkan dibutuhkan untuk
pertumbuhan, misalnya asam amino nonesensial dan asam nukleat.
Karbohidrat dalam tubuh ikan disimpan di
dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen, karbohidrat ini berfungsi sebagai
cadangan energi. Meskipun demikian, peranan karbohidrat sebagai sumber energi
bagi ikan belum bisa dipahami sepenuhnya karena ikan masih dapat hidup dengan
baik meskipun tanpa pemberian karbihodrat. Hal ini diperkirakan bahwa ikan
tidak mempunyai kebutuhan karbohidrat secara khusus meskipun pemberian pakan
ikan yang mengandung karbohidrat memberikan peningkatan pertumbuhan dan
perkembangan ikan secara optimal. Contoh bahan baku pakan ikan berkandungan
karbohidrat adalah jagung, beras, dedak, tepung terigu, tapioka, serta sagu.
Sebagian contoh bahan pakan ikan di atas dapat berfungsi sebagai alat perekat
(hinder) untuk mengikat komponen bahan baku dalam pembuatan pakan ikan.
Karbohidrat terdiri atas bahan ekstrak
tanpa nitrogen dan serat kasar. Pemberian serat kasar pada ikan dapat
mengakibatkan ganggunan pada proses penyerapan makanan (berlangsung dalam usus
halus). Oleh karena itu, pemberian serat kasar harus terukur, tidak boleh
berlebihan. Untuk meningkatkan gerak peristaltik usus, serat kasar masih tetap
diperlukan oleh ikan meskipun sebetulnya serat kasar sangat sulit dicerna oleh
ikan sehingga penggunaannya harus tetap terukur. Sebagai contoh pemberian pakan
udang, kandungan serat kasar pada pakan udang sebaiknya jangan lebih dari 30%.
Disamping memiliki fungsi sebagai sumber
energi, karbohidrat juga berperan dalam penghematan penggunaan protein yang
digunakan sebagai sumber energi utama bagi tubuh ikan. Apabila pakan ikan
kekurangan karbohidrat, maka seluruh energi yang dikeluarkan ikan harus dipenuhi
melalui penyerapan protein. Dengan demikian, penggunaan protein dalam
penggunaan protein untuk menghasilkan energi serta proses metabolik lainnya
menjadi kurang efisien. Penggunaan protein yang kurang efisien akan menghambat
pertumbuhan dan perkembangan ikan. Penghematan protein melalui peran
karbohidrat ini disebut protein sparing effect dari karbohidrat, di mana
karbohidrat dapat menghemat protein. Beberapa referensi menyebutkan bahwa
pemberian 0,23 g karbohidrat dalam 100 g pakan dapat menghemat protein sebesar
0,05 gram.
d.
Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang
berbobot molekul kecil tetapi mutlak diperlukan oleh tubuh meskipun dalam
jumlah relatif kecil. Senyawa organik esensial ini tidak dapat diproduksi oleh
tubuh ikan. Vitamin memegang peranan vital dalam metabolisme terutama untuk
menjaga agar proses-proses yang terjadi di dalam tubuh ikan tetap berlangsung
dengan baik. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan oleh tubuh untuk
tumbuh dan berkembang secara normal.
Seperti telah diketahui, tubuh ikan
tidak mampu memproduksi vitamin. Oleh karena itu, untuk menopang pertumbuhan
maupun perkembangan ikan, vitamin harus dipenuhi melalui pemberian pakan ikan.
Ikan-ikan liar yang hidup di alam serta mengandalkan pakan alami hampir tidak
pernah mengalami kekurangan vitamin. Namun jika dibudidayakan secara intensif
baik di dalam kolam maupun karamba dengan kepadatan populasi tinggi,
ketersediaan dan jumlah pakan alami tersebut sudah tidak lagi mampu memenuhi
kebutuhan ikan. Dengan demikian, untuk mendukung agribisnis perikanan agar
berhasil sesuai rencana, maka peternak ikan harus memberikan penambahan vitamin
melalui pakan ikan.
Kandungan vitamin di dalam pakan buatan
tergantung dari bahan baku yang digunakan serta ditambahkan. Jumlah vitamin dapat
berkurang atau rusak selama proses pembuatan dan penyimpanan pakan buatan. Oleh
karena itu, perlu selalu dilakukan penambahan vitamin.
Sebagian besar vitamin akan rusak karena
penanganan kurang cermat, baik selama proses pembuatan maupun penyimpanan pakan
ikan yang terlalu lama (lebih dari tiga bulan). Tiamin akan kehilangan
aktivitasnya apabila pembuatan atau penyimpanan pakan ikan dilakukan dalam
kondisi basa atau mengandung sulfida. Beberapa vitamin akan mengalami
perombakan lebih lanjut apabila terkena cahaya matahari secara langsung.
Riboflavin harus dilindungi dari cahaya matahari atau cahaya lampu. Piridoksin
tidak tahan terhadap udara dan cahaya matahari. Asam pantotenat kurang stabil
apabila disimpan di tempat panas serta lembap. Cahaya matahari maupun
penyimpanan terlalu lama akan merusak aktivitas asam folat. Fungsi vitamin B-12
akan menurun apabila disimpan di tempat bersuhu tinggi. Vitamin E sangat
sensitif terhadap proses oksidasi. Vitamin K dalam bentuk sintetis harus
terlindung dari cahaya matahari secara langsung.
Tampak jelas bahwa fungsi vitamin mudah
terganggu sehingga lebih baik segera digunakan. Jika terpaksa disimpan,
sebaiknya vitamin diletakkan di tempat kering dan dingin, serta terhindar dari
pengaruh cahaya matahari maupun cahaya lampu yang terlalu terang.
Klasifikasi dan Fungsi Vitamin. Secara
garis besar, vitamin dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu vitamin
larut dalam lemak dan vitamin larut dalam air. Golongan vitamin larut dalam
lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K. Sementara, golongan larut dalam air yaitu
vitamin B dan C. Vitamin B terdiri atas tiamin (B-1), riboflavin (B-2),
piridoksin (B-6), sianokobalamin (B-12), niasin, biotin, kolin, asam folat, inositol,
dan asam pantotenat.
Dalam proses osmoregulasi tubuh, vitamin
mempunyai peranan penting, di antaranya sebagai berikut:
Vitamin merupakan senyawa yang berfungsi
sebagai katalisator (pemacu) dalam proses metabolisme ikan. Sebagai bagian dari
enzim atau koenzim vitamin sangat berperan dalam pengaturan berbagai proses
metabolisme tubuh ikan. Selain itu, vitamin mampu mempercepat proses perombakan
pakan tanpa mengalami perubahan.
Vitamin berfungsi untuk membantu protein
dalam memperbaiki dan membentuk sel baru.
Vitamin berperan dalam mempertahankan
fungsi berbagai jaringan tubuh ikan sehingga mekanisme jaringan tubuh tersebut
tetap bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Vitamin turut berperan dalam pembentukan
senyawa-senyawa tertentu di dalam tubuh.
e.
Mineral
Mineral merupakan elemen anorganik yang
dibutuhkan oleh ikan dalam pembentukan jaringan dan berbagai fungsi metabolisme
dan osmoregulasi. Ikan juga menggunakan mineral untuk mempertahankan
keseimbangan osmosis antara cairan tubuh dan cairan di sekitarnya. Meskipun
dibutuhkan dalam jumlah relatif kecil, namun mineral memiliki peran sangat
penting dalam menjaga kelangsungan hidup, karena mineral sangat dibutuhkan
dalam beberapa proses yang berlangsung di dalam tubuh ikan.
Berdasarkan kebutuhannya, mineral dapat
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral esensial dan mineral nonesensial.
Mineral esensial harus selalu tersedia di dalam tubuh serta harus disuplai dari
pakan ikan karena tubuh tidak mampu memproduksi mineral ini. Sementara, mineral
nonesensial yaitu mineral yang sebaiknya tersedia di dalam tubuh ikan.
Berdasarkan jumlah kebutuhannya, mineral
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu makromineral dan mikromineral.
Makromineral yaitu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah relatif
besar, seperti kalsium (Ca), fosfor (P), belerang (S), natrium (Na), klorida
(CI), magnesium (Mg), dan kalium (K). Sebaliknya, mikromineral adalah mineral
yang dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah relatif kecil, yaitu kobalt (Co),
selenium (Se), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), krom (Cr), fluorine (F),
iodium (I), besi (Fe), dan molibdenum (Mo). Mikromineral sering pula disebut
sebagai trace mineral.
Pakan buatan dengan kandungan mineral
lengkap belum bisa dikatakan sebagai pakan berkualitas nutrisi baik. Hal ini
disebabkan kelengkapan mineral yang terdapat pada pakan ikan baru bisa memberi
dampak positif terhadap pertumbuhan maupun perkembangan ikan apabila pakan ikan
tersebut juga dilengkapi komponen nutrisi lain dengan komposisi tepat. Dengan
demikian, protein, lemak, karbohidrat, dan vitamin tetap harus dilibatkan dalam
penyusunan ransum pakan ikan. Kelengkapan komponen dalam penyusunan komposisi
pakan ikan sangat berpengaruh terhadap penyerapan mineral oleh tubuh ikan.
Sebagai contoh, selain Kalsium (Ca) dan Natrium (Na), ikan menyerap mineral
esensial dalam bentuk garam atau senyawa sukar larut. Bentuk ini memerlukan
peran protein yang berfungsi sebagai pembawa, serta bahan-bahan lain untuk
mempermudah penyerapan.
Fungsi Mineral. Mineral merupakan
komponen pembentuk pakan ikan yang memiliki fungsi terutama dalam proses
pembentukan rangka, pernapasan, serta metabolisme. Kalsium (Ca), Phosphor (P),
Flourine (F), dan Magnesium (Mg) merupakan kelompok mineral pembentuk rangka
yang berperan dalam pembentukan struktur tubuh ikan, seperti tulang, gigi, dan
sisik. Sedangkan kelompok mineral yang berperan dalam proses pernafasan
meliputi Ferum (Fe), Kalsium (Ca), dan Cuprum (Cu). Fungsi utama lain dari
mineral, baik esensial maupun nonesensial, terhadap pertumbuhan dan
perkembangan ikan adalah untuk membantu proses metabolisme. Mineral-mineral
tersebut berperan dalam pembentukan enzim dan pengaturan keseimbangan antara
cairan tubuh dan cairan lingkungannya.
Beberapa fungsi lain dari mineral pada
ikan:
Natrium (Na), Kalium (K), Kalsium (Ca),
dan Klor (Cl) berfungsi untuk mengatur keseimbangan asam basa dan proses
osmosis antara cairan tubuh ikan dan lingkungannya.
Ferum (Fe), Cuprum (Cu), dan Cobalt
(Co), memegang peranan penting dalam proses pembekuan darah dan pembentukan
hemoglobin pada tubuh ikan.
Klor (Cl), Magnesium (Mg), dan Phosphor
(P), memegang peranan penting dalam proses metabolisme tubuh ikan.
Cuprum (Cu) dan Zinc (Zn) berperan untuk
mengatur fungsi sel; Sulfur (S) dan Phosphor (P) berperan untuk membentuk
fosfolipid dan bahan inti sel, Bromine (Br) berperan untuk mematangkan kelenjar
kelamin, dan Iodin (I) berperan untuk membentuk hormon tiroid.
Sumber http://www.tanijogonegoro.com/2013/06/pakan-ikan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar