KEBERHASILAN
PEMBENIHAN BAWAL BINTANG SECARA MASSAL
Pada saat ini
sektor perikanana budidaya Indonesia dihadirkan lagi oleh suatu komoditas yang
cukup potensial untuk dikembangkan. Jenis ikan ini mudah dipelihara dan
dikembangkan selain itu juga mulai diminati masyarakat. Komoditas ini adalah
Trachinotus blocii,L atau yang lebih dikenal dengan nama Bawal Bintang dan
merupakan jenis ikan pelagis dan tergolong sangat aktif karena selalu berenang
berputar-putar di permukaan. Pada dasarnya ikan Bawal Bintang memiliki daya
adaptasi yang cukup tinggi dan mudah untuk dibudidayakan.
.Bawal bintang
merupakan ikan introduksi dari Taiwan dan memiliki prospek yang cukup bagus di
kawasan Asia Pasifik dengan harga yang cukup tinggi. Sebenarnya di Taiwan Bawal
Bintang sudah berkembang baik di tingkat pembenihan maupun budidayanya. Namun
di Indonesia Bawal Bintang adalah komoditas yang masih dapat dibudidayakan di
tingkat Keramba Jaring Apung (KJA) dimana benih yang diperoleh didatangkan dari
usaha pembenihan di Taiwan.
Namun baru-baru
ini Balai Budidaya Laut Batam sudah mulai dapat memijahkan induk-induk ikan
Bawal Bintang yang diperoleh dari kegiatan usaha bididaya sampai menghasilkan
benih. Dengan keberhasilan ini maka dapat mempermudah para pembudidaya dalam
mendapatkan benih/bibit untuk kemudian dibudidayakan di Keramba Jaring Apung
(KJA). Selain hal di atas benih-benih yang diproduksi akan lebih murah karena
para pembudidaya tidak perlu ”repot-repot” mengimpor benih dari luar negeri.
Dalam suatu
kegiatan pembenihan ada beberapa hal yang harus diperhatikan meliputi
penanganan induk, pemeliharaan larva, pendederan dan penanganan pasca panen.
Pengelolaan
induk dimulai dari seleksi induk/calon induk yang dihasilkan dari kegiatn
budidaya. Induk/calon induk yang bagus memiliki ciri-ciri umum seperti bentuk
badan harus proporsional dan simetris,tidak ada cacat /luka pada tubuh
ikan,merupakan grading pertama pada kegiatan budidaya dan ukuran ikan sudah
mencapai 1 kg/lebih. Dalam manajemen pakan induk yang harus diperhatian adalah
kualitas dan kuantitas dari pakan yang diberikan. Kualitas pakan dapat dipenuhi
dengan pemberian ikan rucah segar,pellet,pencampuran vitamin dan multivitamin.
Sedangkan untuk kuantitas pakan yang baik diberikan 3-5% dari berat total induk
yang akan dipijahkan. Hal terakhir yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan
induk adalah manajemen air media pemeliharaan. Dimana pergantian air optimal
adalah 400% dalam 24 jam dengan kualitas air harus tetap diperhatikan seperti
pH (7.4-7.8), DO (4-6 ppm), suhu (29-310C) dan salinitas (30-33 ppt).
Bak pemijahan
induk berkapasitas 10 ton dan diisi induk yang sudah siap pijah sebanyak 10
ekor dengan perbandingan 1:1. Dimana induk jantan lebih kecil dari induk
betina. Keunggulan dari pemijahan Bawal Bintang adalah ikan ini dapat
dipijahkan kapan saja waktunya, tidak tergantung dari siklus bulanan. Pemijahan
yang dilakukan menggunakan teknik manipulasi rangsang hormonal. Induk yang
telah matang gonad (dapat diketahui mengunakan metode stripping atau kanulasi)
dapat disuntik dengan hormon HCG (Hormon Chorinic Gonadotropin) dengan dosis
250 IU/kg dan Fibrogen 50 IU/kg. Penyuntikan dilakukan selama 2 hari
berturut-turut. Umumnya di hari ke 3 telur sudah keluar dan telur yang
dihasilkan memiliki fekunditas 60%-70% dengan ukuran telur 800-850 mikron.
Telur yang sudah dipanen kemudian dihitung dengan mengunakan metode sampling
untuk mengetahui jumlah total telur yang dihasilkan oleh induk.
Pada saat unit
induk mempersiapkan pemijahan induk di saat yang sama unit hatchery juga mempersiapkan
bak dan air media pemeliharaan larva. Persiapan itu meliputi pencucian bak
menggunakan disinfektan, pencucian peralatan seperti selang dan batu aerasi,
pipa-pipa inlet dan outlet dan terpal penutup bak serta dilakukannya
pengeringan bak dan peralatan. Kegiatan ini dilakukan selama 3 hari. Setelah
bak dan peralatan siap maka dilakukan pengisian air media dari tadon yang telah
melalui proses penyaringan fisik seperti sandfilter dan filterbag.
Sistem
pemeliharaan larva ikan Bawal Bintang yang digunakan adalah sistem air mengalir
dengan penebaran telur langsung dalam bak media pemeliharaan. Penebaran
dilakukan pada saat ketinggian air dalam bak media pemeliharaan mencapai 6 ton.
Telur yang sudah dihitung menggunakan teknik sampling langsung di tebar menggunakan
gayung dengan kepadatan 100000-150000 butir/bak atau 10-15 butir/liter dimana
tinggi air media maksimal 10 ton. Daya tetas telur (HR) Ikan Bawal Bintang yang
ditebar 65%-75% dimana sampling dilakukan ketika larva berumur 2 hari.
Dalam pemeliharaan
larva ikan Bawal Bintang ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan larva
ikan-ikan laut eknomis lainnya sehingga sangat potensial untuk dikembangkan
oleh pembudidaya. Keunggulan-keunggulan itu adalah tidak terlalu memiliki
banyak permasalahan dengan kualitas air media pemeliharaan dan mudah dalam
melakukan manajemen pakan pada larva. Belum lagi dilihat dari tingkat
pertumbuhan larva ikan Bawal Bintang yang sangat cepat, dapat mencapai ± 1
mm/hari diakhir pemeliharaan.
Manajemen air
dalam pemeliharan larva ikan Bawal Bintang ini menggunakan air mengalir dimana
debit air di awal pemeliharaan adalah 3 lt/menit. Debit air ini akan terus
ditingkatkan sampai pada akhir pemeliharaan mencapai 10 lt/menit. Penggunaan
pitoplankton pada pemeliharaan larva juga tidak terlalu lama, dengan jenis
pitoplankton nanocloropsis,sp diberikan sampai larva berumur 14 hari.
Pemberiannya dengan cara dimasukkan dalam air media pemeliharaan sebayak 200
liter pada pagi dan sore hari. Agar kualitas air tetap terjaga maka dilakukan
pembersihan dasar bak (sipon) yang dimulai pada saat larva berumur 10 hari atau
saat dasar bak sudah terlihat kotor. Penyiponan ini dilakukan setiap 2 hari
sekali dari penyiponan pertama sampai panen.
Manjemen pakan
larva ikan Bawal bintang dilakukan dengan memberikan pakan alami dan pakan
buatan. Pakan alami berupa rotifera Brachionus plikatilis dan artemia sedangkan
pakan buatan adalah pellet yang ukurannya disesuaikan dengan bukaan mulut ikan.
Pemberian rotifera mulai dilakukan dari umur 3 hari dengan kepadatan 5-15
individu/ml dan frekuensi pemberiannya 3 kali sehari (pagi, siang dan sore)
sampai umur larva 14 hari. Dan umtuk memenuhi kebutuhan nutrisi larva pada umur
10 hari pakan pellet sudah dapat diberikan dengan ukuran pakan 250-300 mikron.
Sedangkan artemia mulai diberikan saat larva berumur 14 hari dengan kepadatan
0.25 individu/ml. Saat berumur 15 hari pemberian rotifera sudah dihentikan dan
frekuensi pemberian pellet ditingkatkan menjadi 1-2 jam sekali. Diakhir
pemeliharan larva (umur 18 hari) pemberian artemia juga ditingkatkan menjadi
0.5 individu/ml. Hal ini bertujuan untuk menunjang pertumbuhan larva yang
sangat cepat dan baru dihentikan saat larva berumur 22 hari.
Pemanenan larva
ikan Bawal Bintang dilakukan pada umur 21 hari dengan menggunakan seser 500
mikron. Setelah pemanenan, dilakukan pemisahan ukuran (grading) sebelum
dipindahkan ke unit pendederan. Kelulushidupan (SR) larva dapat mencapai 20%.
Setelah dipanen
larva yang sudah digrading langsung ditransfer ke unit pendederan. Padat tebar
benih dalam bak pendederan adalah 2 ekor/liter di awal pemeliharaan. Di unit
pendederan manajenen air dilakukan dengan ganti air dan sirkulasi media
pemeliharaan sampai 200%. Untuk menjaga kualitas air media tetap bagus
dilakukan juga pembersihan dasar bak (sipon) 2 kali sehari (pagi dan sore)
karena banyaknya sisa pakan dan feses dari benih. Manajemen pakan di unit
pendederan dilakukan dengan pemberian pellet yang sesuai dengan bukaan mulut
benih secara teratur (1 jam sekali). Selain itu pencampuran ukuran pellet
(weaning) harus terus dilakukan untuk mengatasi keragaman ukuran benih didalam
media pemeliharaan. Saat dipertengahan pemeliharaan (mulai umur 30 hari)
pemberian pellet dapat mencapai 1 kg/hari, karena konsumsi benih terhadap pakan
sangat tinggi. Boleh dikatakan benih ikan Bawal bintang dapat memanfaatkan
konsumsi pakan secara optimal dalam mendukung pertumbuhannya. Dengan cepatnya
pertumbuhan benih Bawal Bintang maka kegiatan pemisahan ukuran (grading)
dilakukan 3-4 hari sekali. Di akhir pemeliharaan kepadatan benih ikan Bawal
Bintang dalam media pemeliharaan mencapai 0.5 ekor/liter. Kelulushidupan (SR)
benih di unit pendederan dapat mencapai 80% yang berarti tingkat kematian ikan
tidak terlalu tinggi.
Benih ikan Bawal
Bintang memiliki kecepatan pertumbuhan panjang yang sangat tinggi. Ini dapat
dilihat dari monitoring pertumbuhan yang dilakukan saat pemeliharaan larva
sampai pada pendederan. Kecepatan pertumbuhan ini disebabkan karena ikan ini
sangat aktif terhadap pakan apa saja yang diberikan. Salah satu keunggulan
Bawal Bintang ini adalah pertumbuhan cepat karena kemudahan jenis pakan dan
konsumsinya. Selain itu ikan ini relatif lebih tahan terhadap serangan penyakit
dan sangat mudah dalam pemeliharaannya.
Dari grafik
diatas dapat dilihat semakin bertambah umur ikan maka pertumbuhannya semakin
cepat. Saat benih berumur 35 hari dapat dilihat dari grafik ukurannya sudah
mencapai 3,4 cm. Artinya benih dapat ditransfer atau dijual pada pembudidaya
Keramba Jaring Apung (KJA). Dengan ukuran 3 cm benih ikan Bawal Bintang sudah
dapat dipelihara lebih lanjut di KJA.
Sebelum
benih-benih itu ditransfer atau dijual pada pembudidaya KJA harus ada
penanganan sebelum panen. Seperti benih-benih ikan laut ekonomis lainnya benih
ikan Bawal Bintang harus dipuasakan terlebih dulu sebelum di packing selama 1
hari. Tujuannya adalah mengurangi metabolisme benih dan mencegah benih agar
tidak muntah setelah dipacking. Untuk pemackingan benih secara tertutup media
air yang digunakan diturunkan suhunya menjadi 250C-270C. Dalam kantong packing
perbandingan antara air dan oksigen adalah 1:3 dengan kepadatan benih 200
ekor/kantong.
Dengan keadaan
usaha pembenihan ikan Bawal Bintang seperti diatas dapat diketahui bahwa
pembenihan ikan ini memiliki beberapa keunggulan, seperti dibidang teknis
adalah teknologi pembenihan yang dilakukan tidak terlalu sulit dibandingkan
dengan ikan-ikan laut ekonomis lainnya, memiliki tingkat pertumbuhan yang cukup
tinggi dan waktu pemeliharaan yang singkat. Dibidang ekonomi usaha pembenihan
ikan Bawal Bintang sangat layak dan menguntungkan. Jadi tidak berlebihan jika
usaha pembenihan ikan Bawal Bintang dijadikan potensial baru yang harus
dikembangkan di Indonesia.
Diposkan oleh
Dede Rahmat di 09.17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar