PENGANGKUTAN IKAN HIDUP TEKNIK BASAH DAN KERING
Dalam pengangkutan ikan hidup perlu
dilakukan teknik khusus, berbeda dengan ikan mati. Ikan yang sudah mati hanya
diharapkan tetap segar untuk sampai ke tujuan namun untuk ikan hidup, ikan
harus tetap hidup dan dalam keadaan sehat hingga sampai ke tempat tujuan.Teknik
pengangkutan ikan hidup dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : yaitu teknik
basah yang menyertakan media air; dan teknik kering, tanpa penyertaan air.
Setiap teknik yang digunakan bergantung kepada jarak tempuh dan waktu tempuh
yang dibutuhkan hingga sampai ke tempat tujuan.
1. Pengangkutan ikan hidup
dengan teknik basah
Pada pengangkutan ikan hidup dengan
teknik basah, ada beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu
kandungan oksigen (O2), jumlah dan berat ikan, kandungan amoniak dalam air,
karbondioksida (CO2), serta pH air. Jumlah O2 yang dikonsumsi ikan
tergantung jumlah oksigen yang tersedia. Jika kandungan O2 meningkat, ikan
akan mengonsumsi O2 pada kondisi stabil, dan ketika kadar O2 menurun
konsumsi ikan atas O2 akan lebih rendah. Sementara itu, nilai pH air
merupakan faktor kontrol yang bersifat teknis akibat perubahan kandungan
CO2 dan amoniak. CO2 sebagai hasil respirasi ikan akan mengubah pH
air menjadi asam. Perubahan pH menyebabkan ikan menjadi stres, dan cara
menanggulanginya yaitu dengan menstabilkan kembali pH air selama pengangkutan
dengan larutan bufer.Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pengangkutan
ikan hidup menggunakan teknik basah yaitu pengangkutan dengan sistem terbuka
dan sistem tertutup.
Pengangkutan dengan sistem terbuka
biasanya hanya dilakukan jika jarak waktu dan jarak tempuhnya tidak terlalu
jauh dan menggunakan wadah yang terbuka. Sistem ini mudah diterapkan. Berat
ikan yang aman untuk diangkut dengan sistem terbuka tergantung efisiensi sistem
aerasi, lama pengangkutan, suhu air, ukuran, dan jenis ikan. Sementara itu,
pengangkutan ikan hidup dengan sistem tertutup dilakukan menggunakan wadah
tertutup dan memerlukan suplai oksigen yang cukup. Karena itu, perlu
diperhatikan beberapa faktor penting yang memengaruhi keberhasilan pengangkutan
yaitu kualitas ikan, oksigen, suhu, pH, CO2, amoniak, serta kepadatan dan
aktivitas ikan.
2. Pengangkutan ikan hidup
dengan teknik kering
Dalam pengangkutan teknik kering, media
yang digunakan bukanlah air. Namun, ikan harus dikondisikan dalam
aktivitas biologis rendah (dipingsankan) sehingga konsumsi ikan atas energi dan
oksigen juga rendah. Semakin rendah metabolisme ikan, semakin rendah pula
aktivitas dan konsumsi oksigennya. Dengan begitu, ketahanan hidup ikan untuk
diangkut di luar habitatnya semakin besar. Terdapat tiga cara pemingsanan yang
dapat dilakukan pada ikan, yaitu
·
Penggunaan suhu rendah,
·
Pembiusan dengan zat kimia, dan
·
Penyetruman dengan arus listrik.
Pemingsanan dengan penggunaan suhu
rendah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penurunan suhu secara langsung
dan penurunan suhu secara bertahap. Pemingsanan ikan menggunakan penurunan suhu
secara langsung dilakukan dengan cara ikan dimasukkan dalam air bersuhu 10-15oC
sehingga ikan pingsan seketika. Sementara, Pemingsanan ikan menggunakan
penurunan suhu secara bertahap dapat dialkuakn dengan cara penurunan suhu air
sebagai media ikan secara bertahap sampai ikan pingsan.Pembiusan dengan ikan
zat kimia dilakukan dengan menggunakan bahan anestasi (pembius). Bahan anestasi
yang digunakan untuk pembiusan ikan yaitu MS-222, Novacaine, Barbital sodium,
dan bahan lainnya tergantung berat dan jenis ikan. Selain bahan-bahan anestasi
sintetik, pembiusan juga dapat dilakukan dengan zat cauler pindan cauler
picin yang berasal dari ekstrak rumput laut Caulerpa sp.
Sumber:
Efendi R (2013). Pengangkutan Ikan Hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar