IKAN YANG TERTARIK PADA RUMPON
Ikan bandeng adalah jenis ikan
yang dapat hidup di dua perairan yang berbeda kadar garamnya, yaitu perairan
laut dan perairan payau. Saat akan memijah bandeng pergi ke perairan laut
yang memiliki kadar garam tinggi, dan saat ikan akan beranjak dewasa bandeng
akan berpindah ke air payau, diawali dari bandeng masih berbentuk burayak
(nener). Burayak akan beruaya mencari air yang berkadar rendah
dengan menelusuri tempat-tempat terlindung pada tepian pantai, atau sungai.
Dewasa ini bandeng dapat
dibudidayakan di tambak air payau. Namun benihnya ditangkap dari alam
dengan menggunakan rumpon. Rumpon paling sederhana yang terbuat dari jalinan
daun pisang kering ini dipasang memotong alur ruaya nener dengan tujuan
memberikan perlindungan buatan.
1.2.
Ikan-ikan yang Tertarik pada
Rumpon
Rumpon memikat berbagai jenis
ikan pada berbagai kedalaman bedasarkan musim sepanjang
tahun. Ikan-ikan tuna berukuran kecil biasanya mengelompok di
dekat permukaan. Tuna yang lebih besar seperti Madidihang (Yellowfin
tuna), tuna mata besar (bigeye tuna) dan albakora (Albacore)
umumnya mengelompok didekat rumpon pada kedalaman 50 meter hingga 300 meter,
terkadang juga berada di dekat permukaan khususnya pada malam hari. Ikan
lainnya seperti lemadang (rainbow runner), marlin, cucut, layaran juga
biasanya tertarik rumpon.
Gambar
1 Ikan pelagis yang tertarik pada rumpon
Situs FAD terbaik tambat
adalah daerah datar yang luas dengan kemiringan sedikit atau tidak ada. Daerah
yang luas adalah penting karena, forreasons dijelaskan dalam bagian 2C, path
sebenarnya jangkar dari keturunan selama penyebaran agak unpredict-mampu.
Akibatnya jangkar mungkin berakhir beberapa ratus meter dari tempat pendaratan
dimaksudkan. Flatareas sempit, lereng tajam, dan drop-off curam, semua
meningkatkan potensi jangkar berakhir di kedalaman yang salah. Thiscould
menyebabkan kerusakan tambat atau stres dan kegagalan premature
Sumber:
|
Santoso.
2011. Modul Penyuluhan Kelautan dan Perikanan: Seluk Beluk Rumpon dan
Pemasangannya. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar