PEMANFAATAAN TIK DALAM PENYULUHAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN
TEMANGGUNG (10/2/2016)
www.pusluh.kkp.go.id
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) saat ini menjadi faktor pesona dan daya tarik dan menjadi magnet
tersendiri bagi masyarakat kita dalam dua dekade terakhir. Secara perspektif,
pengaruh TIK menggambarkan bagaimana pengaruh perkembangan teknologi informasi
dalam membentuk wajah sosial budaya masyarakat kita secara instant. Beragam
inovasi yang ditawarkan para penyedia teknologi informasi makin memampatkan
dimensi ruang dan waktu masyarakat pada skala global. Dalam sekejab orang-orang
yang terpisah ribuan kilometer akhirnya dapat “bertemu” secara real time
melalui media komunikasi, bahkan dengan penampakan wajah sekalipun. Sebagai
contoh penggunaan Video Call via aplikasi Skype yang bisa kita pasang/install
di samrtphone.
Menangkap Angin Perubahan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
saat ini merupakan bagian dari kebutuhan pokok yang harus wajib dirasakan dan
dinikmati manfaatnya oleh masyarakat, selain kebutuhan pokok seperti pangan,
sandang, dan papan. Perkembangan TIK di bidang kelautan dan perikanan telah
melecutkan gairah untuk menyalurkan energi positif penyuluh perikanan dalam
rangka menjalankan fungsinya sebagai pendamping sekaligus mitra pelaku
utama/usaha perikanan. Perubahan pola budaya masyarakat seperti ini mengharuskan
penyuluh perikanan untuk beradaptasi demi efektifitas penyuluhan serta
pemberdayaan masyarakat KP. Angin perubahan ini harus direspon secara cepat,
tepat dan terarah oleh penyuluh perikanan dalam berbagai bentuk penggunaan
aplikasi dan web berbasis IT sebagai media untuk mengakomodir segala keragaan
data, berita, dan informasi lainnya terkait bidang perikanan.
Berbagai macam
kegiatan penyuluh perikanan yang sebelumnya jarang terpublikasi, kini bisa
leluasa menyebarkannya. bahkan ada fenomena yang menarik, pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) tersebut bisa meningkatkan rasa percaya diri
penyuluh perikanan. Dengan meningkatnya trend publikasi kegiatan penyuluh
perikanan, mereka tidak lagi mudah dijatuhkan citranya oleh publik karena
dianggap menganggur/tidak ada kegiatan. Lebih jauh lagi, iklim kompetisi yang
positif antar penyuluh akan terbangun secara alamiah sebagai konsekuensi
pemanfaatan TIK.
Pola Interaksi Antar Manusia yang
Berubah.
Metode penyuluhan dengan
sasaran tidak harus melalui tatap muka. Teknologi internet telah merubah cara
orang berkomunikasi. Metode penyuluhan berbasis TIK terus mengalami
perkembangan seiring perkembangan zaman. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan
bisa kita kombinasi teknologi audio/data, video/data, audio/video, dan
internet. Internet merupakan alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan
terjadinya interaksi antara penyuluh dengan sasarannya baik perorangan maupun
kelompok secara jarak jauh (E-Learning). Jika dilakukan efektif dan efisien,
harapannya dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
Pendekatan metode penyuluhan berbasis TIK bisa menjadi sebuah pelecut atau
faktor penyemangat agar penyuluh perikanan harus lebih update informasi tentang
berbagai hal dibidang perikanan dibanding sasaran penyuluhannya, sekaligus
sebagai opsi untuk meningkatkan kepercayaan dan posisi tawar, bahwa keberadaan
kita ditengah mereka sangat dibutuhkan.
Sudahkah Penyuluh Perikanan
Punya e-mail Pribadi ?
Email, merupakan kunci utama perubahan cara berkomunikasi. Dengan hanya
mempunyai satu alamat email (Ymail, Gmail, dsb), kita dapat mengikuti berbagai
model komunikasi yang ada di Internet. Beberapa model komunikasi yang bisa
digunakan untuk kegiatan penyuluhan diantaranya :
1. Forum (Kaskus, Tapatalk, dsb)
2. Chatting ( Whatsapp, Line, dsb)
3. Situs jejaring sosial
(Facebook,Instagram Twitter, Vine, dsb)
4. Blog Penyuluhan (Blogspot,
Wordpress, dsb)
5. Situs sharing file (Dropbox,
Mediafire, Zippyshare, dsb)
6. E-learning menggunakan
Video/Teleconference (via Skype)
Fenomena Unik Pemanfaatan TIK oleh
Masyarakat KP
Masyarakat memang harus cermat juga dalam menyikapi berita dari media massa.
Karena berita itu terkadang merupakan hasil kombinasi dari ilmiah, subjektif,
dan dramatisir hasil ramuan penulisnya. Padahal kalau dikonfirmasikan kembali
kepada sumbernya tidaklah seperti itu. Malah mungkin saja mereka dibuat
terkerut dahinya ketika mengetahui dan membacanya.
Sebagai Contoh :
Di suatu acara televisi lokal menyiarkan sebuah kegiatan tebar bibit ikan nilem
(restocking) yang dilakukan oleh penyuluh perikanan bersama dinas terkait
sebagai upaya menjaga populasi ikan tersebut dari kepunahan, Dalam waktu
seketika ada media sosial (facebook/twitter) meneruskan dan mempublikasikan
berita tersebut sehingga sampai ke suatu daerah yang penduduknya tinggal
disepanjang sungai yang telah ditebari ikan, Saking senangnya mengetahui hal
tersebut, mereka beramai-ramai memasang jaring untuk menangkapnya. Alhasil, cita-cita
mulia penyuluh perikanan untuk menjaga populasi ikan dari kepunahan kandas di
tengah jalan akibat publikasi media sosial oleh oknum yang kurang bertanggung
jawab.
Harapan Pemanfaatan TIK secara bijak
dan manusiawi
Ada bagian menarik dari buku Sherry Turkle berjudul “Reclaiming
Conversation: The Power of Talk in a Digital Age” yang mencoba
menggambarkan bagaimana smartphone telah merusak hubungan antarmanusia. Menurut
Turkle, masyarakat hari ini berkomunikasi melalui teks, media sosial dan email,
tetapi kemampuan mereka untuk berhubungan dengan orang lain telah menurun
secara substansial. Mereka gagal untuk mengembangkan empati, kecerdasan
emosional atau ikatan sosial.
Melalui kegiatan penyuluhan perikanan bisa kita sisipi suatu materi untuk
menggugah kesadaran sasaran penyuluhan kita agar selalu waspada terhadap
dampak-dampak negatif pemanfaatan TIK, setidaknya secara tidak langsung,
minimal kita sudah berkontribusi menjaga entitas budaya bangsa ini dari
pengaruh globalisasi.
Semoga Bermanfaat ...!
Referensi:
1. Turkle,Sherry. 2015. “Reclaiming
Conversation: The Power of Talk in a Digital Age” Penguin Publishing
Group.
2. Puspa,Nurita.2012.”Peranan Penting
Teknologi Informasi dan Komunikasi”. online. http://nuritapuspasari.blogspot.com/
[diakses 16/1/16]
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam
Jaringan (http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/)
4. Sudrajat, Sugito. 1998. “Sistem
Informasi Manajemen”, Semarang. Tung, Khoe
Kontributor :
Mina Rifqi –
Penyuluh Perikanan Kab. Temanggung,
Jawa Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar