Selasa, 04 September 2018

Teknologi pengawetan ikan dengan cara pengasapan

Teknologi pengawetan ikan dengan cara pengasapan

I. Pengawetan Ikan
Menurut perkiraan FAO,2 % dari hasil tangkapan ikan dunia diawetkan dengan cara pengasapan sedangkan di negara-negara tropik jumlahnya mencapai 30%. Seperti halnya dengan metode-metode pengawetan tradisional,asal mula penemuan pengawetan ikan dengan cara pengasapan mungkin secara kebetulan aja di mana sewaktu ikan dikeringkan di atas nyala api yang berasap ternyata selain menjadi lebih awet ikan juga mempunyai rasa dan aroma yang sedap
Ikan asap merupakan produk akhir yang siap untuk dimakan artinya tanpa diolah lagi sudah dapat disantap. Di beberapa negara Eropa, ikan asap merupakan makanan yang biasa disantap pada waktu sarapan pagi. Dibandingkan dengan cara pengawetan ikan dengan cara penggaraman atau pengasinan, pengawetan ikan dengan cara pengasapan di Indonesia kurang begitu luas dipraktikkan, hal ini mungkin disebabkan pemasarannya yang agak sulit, karena konsumen ikan asap masih sangat terbatas.
II. Prinsip Pengawetan Ikan Dengan Cara Pengasapan
Asap kayu terdiri dari uap dan padatan yang berupa partikel-partikel yang amat kecil yang keduanya mempunyai komposisi kimia yang sama tetapi dalam perbandingan yang berbeda. Senyawa-senyawa kimia yang menguap diserap oleh ikan terutama dalam bentuk uap, senyawa tersebut memberikan warna dan rasa yang diinginkan pada ikan asap. Partikel-partikel padatan tidak begitu penting pada proses pengasapan dan asap akan mengawetkan makanan karena adanya aksi desinfeksi dari formaldehid, asam asetat dan phenol yang terkandung dalam asap.
Butiran-butiran asap mengambil peranan penting dalam pewarnaan. Pengeringan mempunyai fungsi penting dalam pengawetan ikan asap, kecepatan penyerapan asap kedalam daging ikan dan pengeringannnya tergantung kepada banyaknya asap yang terjadi, suhu dan kandungan air dari ikan yang diasapi.
Bila kayu atau serbuk kayu dibakar, maka selulose akan diuraikan menjadi alkohol-alkohol berantai lurus yang lebih pendek, aldehid-aldehid, keton-keton dan asam-asam organic. Selain lignin diuraikan menjadi turunan-turunan phenol, quinol, guaikol dan piragatol. Dengan menggunakan teknik kromatografi kertas telah diketahui adanya kurang lebih 20 macam senyawa kimia dalam asap. Persentase setiap senyawa kimia pada asap yang dihasilkan tergantung kepada jenis kayu yang digunakan.
Untuk mendapatkan ikan asap yang bermutu tinggi maka harus digunakan jenis kayu keras ( non-resinous) atau sabut dan tempurung kelapa, sebab kayu-kayu yang lunak akan menghasilkan asap yang mengandung senyawa-senyawa yang dapat menyebabkan hal-hal dan bau yang tidak diinginkan.
Tinggi rendahnya efisiensi proses pengeringan dipengaruhi oleh kelembaban udara sekelilingnya, bila udara dingin yang masuk kedalam unit pengasapan dipanasi, maka beratnya kan manjadi lebih ringan daripada udara di luar, dan udara ini akan masuk atau naik dengan cepat ke unit pengasapan dan melintasi ikan-ikan didalamnya.Banyaknya uap air yang diserap oleh udara tergantung suhunya, jadi bila udara dingin dipanasi maka kapasitas pengeringan akan lebih tinggi.Dalam keadaan lembab, udara jenuh yang telah panas tidak dapt dipanasi lagi secara cepat untuk mengurangi kandungan uap airnya dan oleh karena itu kapasitas menurun.
Jadi pada tahap pengasapan, kecepatan penguapan air tergantung pada kapasitas pengering udara dan asap juga kecepatan pengaliran asap. Pada tahap kedua, dimana permukaan ikan sudah agak kering suhu ikan akan mendekati suhu udara dan asap.Kecepatan pengeringan akan menjadi lambat karena air harus merembes dahulu dari lapisan dalam daging ikan,bila pengeringan mula-mula dilakukan pada suhu yang terlalu tingi dan terlalu cepat, maka permukaan ikan akan menjadi keras dan akan menghambat penguapan air selanjutnya dari lapisan dalam,sehingga kemungkinan daging ikan bagian dalam tidak mengalami efek pengeringan.
III. Macam-Macam Cara Pangasapan Dan Peralatan
Ada 2 cara pengasapan utama yang biasa dilakukan ialah Pengasapan Dingin (cold smoking) dan Pengasapan Panas (hot smoking), pada pengasapan dingin suhu asap tidak boleh melebihi 400C, kelembaban nisbi (R.H) yang terbaik antara 60 – 70%. Di atas 70% proses pengeringan berlangsung sangat lambat dan di bawah 60 % permukaan ikan akan mengering terlalu cepat, kadar air ikan asap yang dihasilkan dengan cara pengasapan dingin relatif rendah, sehingga pengasapan terutama diterapkan untuk tujuan pengawetan ikan (ikan asapnya lebih awet dari pada yang dihasilkan dengan cara pengasapan panas).
Pada pengasapan panas, suhu asap mencapai 1200C atau lebih dan suhu pada daging ikan bagian dalam dapat mencapai 600C. Kadar air ikan asap yang dihasilkan relatif masih tinggi, sehingga daya awetnya lebih rendah daripada yang dihasilkan dengan cara pengasapan dingin. Pengasapan panas biasanya menghasilkan ikan asap yang mempunyai rasa yang baik. Untuk memperoleh rasa ikan asap yang diinginkan, perlu dilakukan variasi pada penggaraman dan perlakuan-perlakuan pendahuluannya
Peralatan yang dipergunakan pada pengasapan panas dan pengasapan dingin ialah kamar asap tradisional atau mekanik, kamar tradisional sangat sederhana dan ikan hanya di gantungkan di atas api yang berasal dari serbuk gergaji. Kontrol terhadap jumlah panas dan asap yang dihasilkan sangat sulit dilakukan, oleh karena itu dalam usaha memperbaiki proses pengasapan telah dikembangkan berbagai pola kamar asap mekanik. Dalam kamar asap mekanik ini suhu dan asap yang mengalir kedala kamar asap dapat dikontrol dengan baik dan mudah.
IV. Proses-Proses Pada Pengasapan Yang Mempunyai Efek Pengawetan
Pada pengasapan terdapat beberapa proses yang mempunyai efek pengawetan, yaitu : penggaraman, pengeringan, pemanasan dan pengasapannya sendiri.
A. Penggaraman
Proses penggaraman dilakukan sebelum ikan diasapi, penggaraman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara penggaraman kecil ( dry salting) dan penggaraman basah atau larutan (brine salting). Penggaraman menyebabkan daging ikan menjadi lebih kompak, karena garam menarik air dan menggumpalkan protein dalam daging ikan. Pada konsentrasi tertentu,garam dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Disamping itu garam juga menyebabkan daging ikan menjadi enak.
B. Pengeringan
Ikan yang sudah digarami dan ditiriskan dimasukkan ke dalam kamar asap yang berisi asap panas hasil pembakaran. Pemanasan secara tidak langsung menyebabkan terjadinya penguapan air pada daging ikan, sehingga permukaan air dan dagingnya mengalami pengeringan. Hal ini akan memberikan efek pengawetan karena bakteri-bakteri pembusuk lebih aktif pada produk-produk berair. Oleh karena itu, proses pengeringan mempunyai peranan uang sangat penting dan ketahanan mutu produk tergantung kepada banyaknya air yang diuapkan.
C. Pemanasan
Ikan dapat diasapi dengan pengasapan panas atau dengan pengasapan dingin. Pada pengasapan dingin panas yang timbul karena asap tidak begitu tinggi efek pengawetannya hamper tidak ada. Untuk meningkatkan daya awet ikan, waktu untuk penasapan harus diperpanjang. Pada pengasapan panas karena jarak antara sumber api (asap) dengan ikan biasanya dekat, maka suhunya lebih tinggi sehingga ikan menjadi masak. Suhu yang tinggi dapat menghentikan aktifitas enzim-enzim yang tidak diinginkan, menggumpalkan protein ikan dan menguapkan sebagian air dari dalam jaringan daging ikan. Jadi disini ikan selain diasapi juga terpanggang sehingga dapat langsung dimakan
D. Pengasapan
Tujuan dari pengasapan adalah utnuk mengawetkan dan member warna dan rasa spesifik pada ikan. sebenarnya asap sendiri daya pengawetnya sangat terbatas (yang tergantung kepada lama dan ketebalan asap), sehingga agar ikan dapat tahan lama, pengasapan harus dikombinasikan dengan cara-cara pengawetan lainnya, misalnya dengan pemakaian zat-zat pengawet atau penyimpanan pada suhu rendah.
V. Pengaruh Pengasapan Pada Ikan Yang Diasap
A. Daya Awet Ikan
Seperti telah disebutkan tadi, bahwa asap mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan bahkan membunuh bakteri-bakteri pembusuk. Namun jumlah zat-zat tersebut yang terserap selama ikan diasapi sangat sedikit sekali, sehingga daya awetnya sangat terbatas.

B. Rupa Ikan
Kulit ikan yang sudah diasapi biasanya akan menjadi mengkilap.Hal ini disebabkan karena terjadinya reaksi-reaksi kimia di antara zat-zat yang terdapat dalam asap, yaitu antara formaldehid dengan phenol yang menghasilkan lapisan damar tiruan pada permukaan ikan sehingga menjadi mengkilap. Untuk berlangsungnya reaksi ini diperlukan suasan asam dan asam ini telah tersedia di dalam asap itu sendiri.
C. Warna Ikan
Warna ikan asap yang baik biasanya kuning emas sampai kecoklatan dan warna ini timbul karena terjadinya reaksi kimia antara phenol dari asap dengan oksigen dari udara
D. Rasa Ikan
Setelah diasapi ikan mempunyai rasa yang sangat spesifik, yaitu rasa keasap-asapan yang sedap. Rasa tersebut dihasilkan oleh asam-asam organic dan phenol serta zat-zat lain sebagai pembantu
VI. Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Ikan Asap
A. Bahan Mentah (raw material)
Seperti halnya dengan cara-cara pengawetan ikan lainnya,pengasapan tidak dapat menyembunyikan atau menutupi karakteristik-karakteristik dari ikan yang sudah mundur mutunya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan ikan asap yang bermutu baik harus menggunakan bahan mentah (ikan) yang masih segar. Sebagian besar dari penyebab rendahnya mutu ikan asap ialah digunakannya ikan-ikan yang sudah hampir busuk yang akan menghasilkan produk akhir yang lembek, lengket dan permukaannya tidak cemerlang. Selain dari kesegarannya, faktor-faktor lainnya juga dapat menentukan mutu dari produk akhir, misalnya pengaruh musim dan kondisi ikan tersebut. Baru-baru ini telah ditemukan bahwa ikan asap yang dibuat dari ikan kurus yang baru bertelur mempunyai rupa dan rasa yang kurang memuaskan bila dibandingkan dengan ikan asap yang dibuat dari ikan-ikan gemuk dan dalam kondisi yang sangat baik
B. Perlakuan-perlakuan Pendahuluan (pretreatments)
Di daerah-daerah perikanan, beberapa jenis ikan asap dibuat dari ikan utuh atau sudah disaingi kadang-kadang tanpa kepala. Lainnya dalam bentuk sayatan (fillet) atau dibelah dengan berbagai cara, masing-masing dengan karakteristik tertentu. Satu hal yang harus diingat yaitu cara apapun yang dilakukan ikan harus benar-benar dibersihkan sebelum dilakukan proses pengawetan yang sebenarnya.
Perlakuan pendahuluan yang paling umum dilakukan ialah penggaraman. Sekarang pada umumnya penggaraman dilakukan dengan cara penggaraman basah atau larutan )brine salting). Untuk mendapatkan perlakuan yang seragam campuran air garam dan ikan harus sekali-sekali diaduk. Untuk mendapatkan ikan asap yang bermutu baik, larutan garam yang digunakan harus mempunyai kejenuhan antara 70 – 80%.Larutan di atas 100% akan merusak produk yaitu dengan terbentuknya kristal-kristal garam di atas permukaan ikan. Sebaliknya bila menggunakan larutan garam yang kejenuhannya di bawah 50% akan menghasilkan ikan asap yang kurang baik mutunya.
Karena banyaknya garam yang terserap oleh ikan yang merupakan hal yang sangat penting pada proses pengawetan, maka kepekatan garam dalam larutan harus selalu dikontrol.Seringkali penambahan garam ke dalam larutan garam dilakukan secara sembarangan saja tanpa mengguankan salinometer (alat untuk mengukur kepekatan garam). Sebaliknya setiap kelompok ikan (batch) harus menggunakan larutan garam baru dan wadah-wadah harus dibersihkan, yaitu untuk mencegah terjadinya pencemaran ikan oleh bakteri-bakteri dan kotoran-kotoran yang berasal dari insang dan sisik ikan-ikan yang telah digarami sebelumnya. Efek lain yang dapat timbulkan oleh pemakaian larutan garam bekas ialah adanya protein ikan yang melarut dan ini akan membentuk gumpalan-gumpalan yang akan menempel pada ikan hingga menyebabkan rupa ikan tidak menarik lagi.
C. Pengeringan Sebelum Pengasapan
Setelah penggaraman dan pencucian dengan air tawar, lalu dilakukan tahap pengeringan yaitu untuk menghilangkan sebagian air sebelum proses pengasapan. Pengeringan atau penirisan dapat dilakukan dengan cara mengantung ikan di atas rak-rak pengering di udara yang terbuka. Hal ini dapat dilakukan pada kondisi iklim di mana kelembaban nisbi rendah.Akan tetapi bila iklim setempat mempunyai kelembaban yang tinggi hingga proses pengeringan menjadi sangat lambat, maka tahap pengeringan harus dilakukan dalam lemari pengering.
Protein ikan yang larut dalam garam akan membentuk lapisan yang agak lengket dan setelah kering akan menyebabkan permukaan ikan menjadi mengkilap. Kilap ini merupakan salah satu criteria yang diinginkan pada ikan asap yang bermutu baik. Kilap yang baik dapat diperoleh dengan menggunakan larutan garam yang mempunyai kejenuhan 70 – 80%, sedangkan kejenuhan yang lebih rendah akan mengakibatkan rupa yang agak suram
VII. Kesimpulan
1. Ikan yang diawetkan dengan pengasapn hanya mempunyai daya awet yang relative singkat,tergantung kepada kesegaran ikan yang dipakai,lama pengasapan, banyaknya asap yang terserap, serta kadar garam dan kadar air pada produk akhir.Untuk memperpanjang daya awet dapat dilakukan dengan cara mengkombinasikannya dengan cara-cara pengawetan lainnya, misalnya menggunakan zat-zat pengawet ( preservative), penggalengan atau penyimpanan pada suhu renda. Menurut hasil percobaan yang dilakukan di Lembaga Penelitian Teknologi Perikanan, ikan bandeng yang diasap dengan cara kombinasi pengasapan panas dan dinginbila disimpan pada suhu kamar hanya tahan sampai 7 hari, sedangkan bila disimpan pada suhu rendah (+30C) dapat tahan lebih dari 150 hari. Kadar garam dan kadar air bandeng asap tersebut masing-masing 4% – 57%.
2. Untuk mendapatkan ikan asap yang bermutu baik, maka hal-hal yang harus diperhatikan ialah :
a. Kesegaran dan kondisi ikan yang akan diasap
b. Konsentrasi dan kebersihan larutan garam
c. Jenis kayu yang digunakan sebagai sumber asap dan
d. Kontrol terhadap suhu dan jumlah asap dalam kamar pengasap.
3.Untuk membuat (praktik) ikan asap, dapat dipelajari pada : “Paket Ketrampilan Teknologi Pengolahan Hasil Laut”, materi pokok Membuat ikan Pindang dan Ikan Asap,Seri: B-2 (2)


Selasa, 28 Agustus 2018

5 Cara Budidaya Ikan Nila untuk Pemula (Panduan Lengkap)

5 Cara Budidaya Ikan Nila untuk Pemula (Panduan Lengkap)
Sponsors Link
Kata siapa budidaya ikan nila itu sulit? Ternyata, cara budidaya ikan nila itu mudah, lho. Perlu diketahui, kalau ikan nila ini masih saudaraan dengan ikan mujair. Jadi, bisa dikatakan kalau budidaya ikan nila ini hampir mirip dengan budidaya ikan mujair. Karena kedua ikan ini memiliki sifat yang hampir mirip. Banyak orang yang bilang kalau kedua ikan ini saudara kembar. Bahkan kebanyakan orang masih sulit untuk membedakan keduanya.  (Baca juga: Cara Menanam Daun Ketumbar)
Ikan nila merupakan jenis ikan yang memiliki sifat perkembangbiakan yang baik. Jadi, bisa dikatakan kalau budidaya ikan nila ini sangat menguntungkan, karena dapat berkembangbiak dengan mudah. Sehingga  kemungkinan, ikan nila ini sangat banyak dan mudah dalam peranakannya.
Tak hanya berkembangbiak dengan mudah, bahwa ikan nila ini sangat mudah sekali beradaptasi. Jadi, di lingkungan mana pun, ikan nila ini masih bisa bertahan hidup. Kita pun dapat menemukan ikan nila ini di alam bebas di daerah air tawar seperti sungai, danau, rawa, dan waduk. Jadi, Anda bisa mencari ikan nila ini di perairan air tawar.
Namun, walaupun ikan nila ini dapat beradaptasi dengan mudah dan dapat bertahan hidup di perairan tawar mana saja, alangkah baiknya ikan nila ini berada di perairan yang memiliki suhu sekitar 25 – 30° C. tak hanya suhu air sebagai acuan perairan ikan nila, keasaman air pun juga sebagai acuan budidaya ikan nila. Anda bisa menggunakan perairan dengan keasaman sekitar 7 sampai 8 pH. Suhu dan keasaman tersebutlah yang merupakan acuan perairan untuk budidaya ikan nila.
Jika menanyakan pakan ikan nila, sebenarnya terbilang mudah member pakan pada ikan nila. Karena ikan nila ini tergolong ikan pemakan segala atau biasa disebut sebagai ikan omnivora. Jadi, Anda cukup mudah untuk memberi pakan ikan nila ini. Namun, umumnya ikan nila ini makanannya adalah plankton dan beberapa tumbuhan air. Jadi, Anda bisa menyediakan beberapa plankton dan tumbuhan air sebagai pakan utama ikan nila ini untuk memenuhi gizi dan nutrisi pada ikan nila.
Tak hanya beberapa tumbuhan air, hewan-hewan kecil dalam air pun juga bisa dijadikan sebagai pakan ikan nila. Namun, ikan pakan ikan nila yang baik adalah pakan yang mengandung protein sebanyak 25%. Protein sangat perlu untuk kesehatan dan pertumbuhan ikan nila. Itu sebabnya, pakan ikan nila di pasaran dan beberapa toko peternakan pun relatif murah.

1. Memilih Benih Ikan Nila

Cara budidaya ikan nila yang pertama adalah memilih benih yang berkualitas. Pemilihan benih ikan nila ini bisa dikatakan sebagai faktor acuan atau faktor terpenting dari beberapa faktor lainnya. Karena faktor ini merupakan titik awal yang dapat menentukan keberhasilan dari budidaya ikan nila ini. Namun, bukan berarti beberapa faktor lain terbilang tidak penting, semuanya juga penting karena semuanya saling berkesinambungan dan berhubungan. (Baca juga: Cara Menanam Kunyit)
Dalam pemilihan benih ikan nila, sebaiknya Anda memilih benih ikan nila yang berkelamin jantan. Hal ini akan dapat membuahkan hasil yang maksimal dibandingkan Anda memilih benih ikan nila yang betina. Kenapa bisa begitu? Hal demikian disebabkan bahwa ikan nilai yang berkelamin jantan ini 40% lebih cepat dibandingkan ikan nila berkelamin betina dari segi pertumbuhannya.
Jadi, tidak salah, jika Anda sering melihat ikan-ikan nila yang besar atau dewasa di beberapa toko ikan ini kebanyakan ikan nila yang berkelamin jantan. Karena ikan nila jantan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan ikan nila betina.
Perlu diketahui, bahwa dalam budidaya ikan nila, akan lebih muda membudidaya ikan nila yang dilakukan dengan cara monosex alias berkelamin tunggal. Karena cara budidaya ikan nila dengan cara monosex ini akan meningkatkan produktivitas jika dibandingkan dengan budidaya cara campuran. Hal ini disebabkan karena adanya sifat dari ikan nila itu sendiri yang sifatnya mudah memijah atau mudahnya mereka melakukan perkawinan sendiri. Berbeda halnya budidaya dengan cara campuran.
Budidaya ikan nila dengan cara campuran ini bisa membuat energi ikan cepat habis karena lebih sering membutuhkan tenaga ekstra dalam pemijahan mereka. Dengan adanya energi yang cepat terkuras, maka hal ini dapat menghambat pertumbuhan dari ikan nila tersebut karena energi sudah terkuras habis pada masa pemijahan mereka. Sayang-sayang bukan?
Itu sebabnya, mulai banyak para peternak ikan yang mulai menggunakan metode monosex. Sehingga kebanyakan peternak ikan sekarang, lebih memilih benih ikan yang monosex dibandingkan benih ikan nila yang campuran.
Sponsors Link


2. Persiapan Kolam Budidaya

Anda tak perlu khawatir soal kolam atau penangkaran untuk budidaya ikan nila ini. Karena, ikan nila ini bisa dibudidaya di berbagai jenis kolam. Anda bisa menggunakan kolam semen, kolam tanah, kolam terpal, kolam semen, jaring terapung, atau bahkan Anda juga bisa menggunakan tambak air payau. Beberapa kolam tersebut sangat mudah dalam pembuatannya. Itu sebabnya kenapa banyak orang yang mengatakan bahwa budidaya ikan nila ini sangat mudah dilakukan.  (Baca juga: Cara Budidaya Bunga Aster)
Namun, dari berbagai jenis kolam di atas, bahwa kolam tanah lah yang seringkali digunakan dalam budidaya ikan nila. Karena, selain pembuatannya yang cukup mudah, modal untuk pembuatannya pun relatif murah. Itu sebabnya, kenapa banyak peternak ikan yang menggunakan kolam tanah dalam budidaya ikan nila. Karena kolam tanah ini lebih murah dan mudah pembuatannya dibandingkan dengan menggunakan jenis kolam lainnya.
Walaupun kolam tanah merupakan jenis kolam untuk budidaya ikan nila yang terbilang mudah dan murah dalam pembuatannya, namun kolam tanah ini juga memiliki keunggulan yang lebih jika dibandingkan dengan kolam ikan nila jenis lainnya. Kolam tanah ini merupakan tempat tumbuhnya beberapa tumbuhan dan hewan-hewan air kecil yang nantinya bisa digunakan sebagai pakan alami ikan nila Anda. Jadi, Anda tak perlu khawatir kan dalam pemberian pakan pada ikan nila Anda. Namun, Anda tetap harus memberikan pakan yang kaya akan nutrisi dan gizi bagi ikan nila Anda, agar ia dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik dan alami. (Baca juga: Cara Budidaya Durian)
Dengan adanya beberapa tumbuhan dan hewan-hewan air tawar yang tumbuh dalam kolam tanah, maka Anda dapat mengurangi modal Anda dalam membeli pakan untuk ikan nila Anda bukan? Itulah salah satu keunggulan dari kolam tanah jika dibandingkan dengan kolam jenis lainnya. Daripada Anda mahal-mahal membeli pakan ikan nila berupa pellet atau bahan pakan buatan lainnya.
Nah, dalam budidaya ikan nila ini Anda perlu persiapan dalam budidaya ikan nila ini. Salah satunya adalah pengolahan tanah yang mana bakal menjadi kolam ikan nila yang Anda budidaya nanti. Beberapa langkah pengelolaan tanah ini di antaranya adalah mulai dari tahap penjemuran, pembajakan, pengapuran, pemupukan, hingga pengairan. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pengelolaan tanah untuk kolam tanah budidaya ikan nila nanti: (Baca juga: Cara Menanam Kencur)
·         Pengeringan
Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memulainya dengan mengeringkan dasar kolam. Anda bisa mengeringkan kolam mini dengan cara dijemur di terik matahari langsung yang bisa dilakukan selama 3 sampai 7 hari.
Namun, pengeringan ini biasanya sesuai dengan kondisi cuaca pada saat Anda mengeringkan kolam. Jika cuaca sering hujan, maka Anda membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengeringkan kolam tanah. Namun, jika pada musim kemarau, Anda hanya membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada musim hujan. Jadi, alangkah baiknya Anda melakukan tahap pengeringan kola mini pada musim kemarau, agar hasilnya dapat optimal dan maksimal.
Namun, sebagai acuannya, tanah sudah cukup kering jika permukaan tanah mulai terlihat retak. Tapi ingat, jangan sampai tanah mengeras menyerupai batu, maka kolam tanah tersebut tidak bisa dijadikan kolam. Selain ciri-ciri itu, Anda bisa mencobanya kegemburan tanahnya dengan menginjak tanah. Ketika Anda menginjak tanah tersebut, maka tanah akan meninggalkan jejak kaki dengan kedalaman sekitar 1 sampai 2 cm.
·         Pembajakan Tanah
Setelah tanah dikeringkan, cangkul atau bajaklah tanah dengan kedalaman sekitar lebih dari 10 cm. usahakan, jika Anda menemukan sampah, kerikil, atau kotoran, buang benda-benda tersebut. Selain itu, Anda juga perlu membersihkan lumpur hitam yang berbau busuk.
·         Keasaman Tanah
Umumnya, tanah memiliki tingkat keasaman rendah atau di bawah 6 pH. Lalu? Padahal kan dalam budidaya ikan nila memerlukan air tawar yang membutuhkan keasaman sekitar 7 sampai 8 pH. Nah, maka dari itu, Anda perlu menetralkan tanah tersebut dengan melakukan pengapuran pada tanah. Anda bia menggunakan dolomite atau kapur pertanian untuk melakukan proses pengapuran pada tanah tersebut.
Nah, dosis pengapuran tanah ini haruslah seimbang dengan keasaman tanah, agar tidak kelebihan dosis pada tanah. Acuan takarannya yaitu, jika tingkat keasaman tanah 6 pH, maka yang dibutuhkan adalah 500kg/ha, untuk tanah yang 5 – 6 pH maka diperlukan 500 sampai 1500 kg/ha, sedangkan untuk tanah yang 4 – 5 pH maka diperlukan 1 sampai 3 ton/ha.
Aduklah kapur secara merata dan usahakan kapur bisa masuk ke dalam permukaan tanah hingga kedalaman 10 cm. kemudian, diamkan tanah tersebut 2 sampai 3 hari sampai benar-benar tingkat keasaman tanah sesuai dengan yang diharapkan. (Baca juga: Cara Menanam Jahe)
Sponsors Link


·         Pemupukan
Setelah menjalani proses keasaman tanah, saatnya Anda melakukan pemupukan pada tanah yang bakal dijadikan kolam. Untuk melakukan pemupukan kolam, gunakan pupuk organik sebagai pupu dasar atau landasannya. Anda bisa menggunakan jenis pupuk kandang atau pupuk kompos. Hal ini dikarenakan bahwa pupuk organik sangat baik untuk kesuburan tanah. Anda bisa menggunakan pupuk sebanyak 1 sampai 2 ton per hektarnya.
Sebarkan merata pupuk tersebut ke kolam tanah dan biarkan pupuk tersebut terserap di dalam tanah dengan mendiamkan selama 1 sampai 2 minggu. Setelah itu, Anda bisa menambahkan pupuk urea sebanyak 50 sampai 70 kg/ha dan TSP 25 sampai 30 kg/ha. Cukup diamkan pupuk urea tersebut selama 1 sampai 2 hari.
Perlu diketahui bahwa pemupukan ini merupakan prosedur yang digunakan untuk memberikan nutrisi bagi tumbuhan renik dan hewan yang ada di dalam kolam tersebut. Dengan demikian, tumbuhan dan hewan tersebut dapat dijadikan sebagai pakan alami untuk ikan nila Anda.
·         Menggenangi Air
Langkah selanjutnya adalah menggenangi kolam dengan air. Namun, pengairan ini dilakukan bukan sembarangan, yaitu dilakukan secara bertahap. Pertama-tama, tuangkan air ke dalam kolam tanah, hingga air mencapai ketinggian 10 sampai 20 cm. diamkan air tersebut selama 3 sampai 5 hari agar tanah yang mengeruh dan menyatu dengan air dapat mengendap ke dasar kolam.
Tak lupa Anda perlu sinar matahari untuk kolam Anda agar organisme air seperti gangga contohnya dapat tumbuh dengan baik. Kemudian, Anda bisa melanjutkan pengisian air ke kolam hingga air mencapai ketinggian sampai 75 cm. (Baca juga: Cara Menanam Jeruk Nipis)
3. Penebaran Benih Ikan Nila
Jika kolam sudah terisi air hingga kedalaman 60 sampai 75 cm, maka kolam siap ditebari benih ikan nila yang sudah disiapkan. Umumnya, per meter persegi kolam itu berisi 15 sampai 20 ekor nila dengan asumsi per ekornya seberat 10 sampai 20 gram dan bisa dipanen dengan ukuran seberat 300 gram per ekor.
Namun, perlu diingat, bahwa sebelum penebaran benih, Anda perlu melakukan adaptasi terhadap benih ikan nila terlebih dahulu, walaupun ikan nila merupakan jenis ikan yang mudah beradaptasi. Hal ini diperlukan, agar benih ikan nila dapat terbiasa dengan kolam yang baru, jadi resiko kematian pada benih ikan nila ini dapat terhindar dan diminimalisir.
Anda bisa mengadaptasikan benih ikan nila ini dengan cara memasukan benih ke dalam wadah dengan isi air dari kolam. Biarkan selama beberapa jam. Lalu, miringkan wadah tersebut, sampai ikan tersebut keluar dengan sendirinya dan terjun ke kolam yang sudah Anda siapkan untuk benih ikan nila.
4. Pemiliharaan Budidaya Ikan Nila

Setelah semuanya siap, dari pembuatan kolam hingga ke penebaran benih, saatnya Anda melakukan perawatan dan pemeliharaan ikan nila hingga pada masa panen. Ada tiga hal penting yang perlu Anda ketahui dalam pemeliharaan ikan nila ini yaitu pengelolaan air, pemberian pakan, dan pengendalian hama penyakit.
·         Pengelolaan Air
Perhatikan air kolam, jika Anda ingin memiliki ikan nila yang berkualitas. Anda perlu memperhatikan kualitas air dari kandungan oksigen dan pH air. Anda juga bisa memperhatikan kadar NH3, CO2, dan H2s pada air kolam. Jika kadar oksigen dalam kolam mulai menurun, sebaiknya air Anda perderas saja sirkulasi air dengan memperbesar debit air. Jika air kolam ini mulai berbau busuk, kemungkinan air kolam mulai mengandung NH3 dan H2S dan segera lakukan penggantian air.
Untuk mengganti air, keluarkan air kotor sebesar 1/3 nya dari air kolam, kemudian ganti dengan air baru ke dalam kolam. Debit air kolam sebesar 100 m persegi yang normal itu sebesar 1 liter/detik.
·         Pemberian Pakan
Dalam budidaya ikan nila, pengelolaan pakan ikan nila sangatlah penting. Perlu diketahui bahwa biaya pakan ini merupakan biaya paling besar daripada biaya lainnya dalam budidaya ikan nila.
Anda bisa menggunakan pellet dengan kadar protein sebesar 20 sampai 30 persen pada ikan nila Anda. Umumnya, ikan nila ini membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuh setiap harinya. Anda bisa memberikan pakan pada ikan nila ini pada pagi dan sore hari. Selain itu, setiap dua minggu sekali ukur berat badan ikan nila dengan menggunakan sampel satu ekor ikan nila dan Anda bisa menyesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan ke ikan nila Anda.
Begini perhitungannya:
Jika dalam satu kolam terdapat 1500 ekor nila dengan ukuran 10 – 20 gr/ekor, maka rata-rata ikan >> (10 + 20)/2 = 15 gram/ekor. Sehingga perhitungan pakannya 15 x 1500 x 3% = 675 gram atau 6,75 kg per harinya.
·         Pengendalian Hama dan Penyakit
Seperti sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa ikan nila ini termasuk ke dalam ikan yang tahan banting. Secara normal, sebenarnya penyakit ikan nila tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun, apa salahnya Anda melakukan cek secara intesif dan missal dalam mewaspadai resiko penyakit pada ikan nila Anda.
Penyakit yang perlu diwaspadai pada ikan nila adalah penyakit yang menular karena infeksi seperti pada penularan melalui air contohnya.
5. Masa Panen Ikan Nila

Ikan nila yang sudah saatnya pada masa panen adalah ikan nila yang beragam sesuai kebutuhan. Ikan nila untuk pasar domestic berkisar 300 – 500 gram/ekor, sedangkan untuk ikan nila yang dipelihara sekitar 10 – 20 gram/ekor. Nah, ikan nila yang bisa mencapai 300 – 500 gram ini biasanya membutuhkan waktu hingga 4 sampai 6 bulan lamanya.
Hal ini disebabkan karena adanya pakan ikan nila yang mudah didapatkan di mana saja. Dengan demikian, budidaya ikan nila ini tidak akan memakan biaya yang mahal untuk membudidayanya. Berbeda halnya dengan ikan mas atau ikan lele yang benar-benar membutuhkan protein yang tinggi. Untuk ikan mas atau ikan lele, protein yang diperlukan ini sekitar 30 sampai 45% kadarnya. Jadi, harga dari pakan ikan mas atau lele ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan pakan ikan nila. (Baca juga: Cara Budidaya Ikan Arwana)
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan nila ini. Beberapa faktor inilah yang akan menentukan Anda berhasil atau tidaknya dalam budidaya ikan nila. Beberapa faktor ini di antaranya adalah pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan, hingga penanganan penyakit. Penanganan penyakit merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dan diketahui, agar ikan nila yang Anda budidaya benar-benar menjadi ikan nila yang berkualitas dengan bebas dan terhindar dari segala penyakit yang dapat menyerang ikan nila.
Berikut ini adalah cara budidaya ikan nila yang baik dan benar untuk pemula:


Itulah langkah-langkah dari cara budidaya ikan nila yang mudah dipahami dan bisa Anda terapkan di rumahan atau pekarangan yang khusus Anda buat untuk budidaya ikan nila. Selamat budidaya ikan nila!.

Kamis, 23 Agustus 2018

Cara Pembenihan dan Teknik Pemijahan Ikan Nila

Cara Pembenihan dan Teknik Pemijahan Ikan Nila
Diterbitkan June 27, 2016 dalam kategori Budidaya Perikanan oleh azzamy
Pembenihan dan Pemijahan IKAN NILA

Benih ikan nila merah

Budidaya Perikanan – Ikan nila adalah jenis ikan konsumsi yang banyak dibudidayakan diperairan air tawar di Indonesia. Ikan nila sangat populer di masyarakat karena rasa dagingnya yang gurih dan lezat. Selain itu ikan nila terkenal sangat produktif. Dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya, ikan nila adalah yang paling produktif. Ikan ini juga banyak dibudidayakan diberbagai negara di dunia. Ikan yang konon berasal dari afrika ini sangat mudah dibiakkan. Karena mudahnya dipelihara dan dikembangbiakkan, ikan nila menjadi sangat populer di Indonesia. Meskipun harga jual ikan nila tidak terlalu tinggi, tetapi budidaya ikan jenis ini bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Bukan hanya usaha pembesaran, pembenihan nila juga memiliki prospek yang cerah mengingat ikan nila sangat populer dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Usaha pembenihan ikan nila bisa menjadi pilihan sebagai bisnis sampingan atau bisnis utama. Ikan nila tergolong sangat produktif karena frekuensi pemijahan ikan ini cukup sering, meskipun sekali memijah jumlah telur yang dihasilkannya sedikit. Sekali memijah satu ekor ikan nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300 – 100 butir, tergantung pada ukuran tubuhnya. Ikan nila bisa dikawinkan setiap bulan sampai masa produktifnya habis. Bahkan ikan nila mudah sekali memijah secara liar dikolam peliharaan. Namun pemijahan secara alami sangat sulit dalam pengelolaannya. Sehingga untuk melakukan usaha pembenihan nila diperlukan cara dan pengelolaan khusus agar usaha pembenihan nila bisa menghasilkan keuntungan.
Berikut ini persiapan dan langkah-langkah untuk memulai bisnis pembenihan ikan nila :
1. Persiapan Tempat Pembenihan Ikan Nila

Larva ikan nila
Untuk memulai usaha pembenihan ikan nila, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan tempat pembenihan.  Tempat pembenihan atau kolam bibit ikan nila tersebut berupa kolam yang nantinya akan digunakan ikan nila untuk berkembangbiak. Untuk pembenihan diperlukan 4 type kolam, masing-masing type kolam memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan fase pertumbuhan ikan. Kolam pembenihan ikan nila dibuat sebaik mungkin agar usaha pembenihan berlangsung dengan baik.
Berikut ini keempat type kolam pembenihan ikan nila tersebut ;
a). Kolam indukan
Kolam indukan adalah kolam yang berfungsi untuk memelihara indukan ikan nila. Indukan terdiri dari ikan nila jantan dan betina. Ukuran kolam untuk indukan disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan lahan. Kolam indukan tidak harus berukuran besar tetapai harus memiliki kedalaman yang cukup untuk ikan dewasa. Kedalaman kolam indukan antara 1 – 1,4 meter. Indukan jantan dan betina harus ditempatkan pada kolam yang berbeda, sehingga diperlukan 2 buah kolam indukan.
b). Kolam pemijahan
Kolam pemijahan adalah kolam yang digunakan untuk mengawinkan indukan. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Kolam pemijahan sebaiknya berlantai tanah dan pada dasar kolam dibuat kemalir atau kubangan-kubangan. Untuk kolam pemijahan hanya diperlukan 1 buah kolam saja.
c). Kolam pemeliharaan larva
Kolam pemeliharaan larva adalah kolam yang digunakan untuk memelihara larva-larva ikan nila yang sudah menetas. Kolam yang digunakan bisa berupa bak, drum, bak semen, kolam tanah atau jaring halus (hapa). Hapa adalah jaring khusus berukuran kecil untuk memelihara larva ikan, bentuk hapa mirip dengan kelambu. Hapa diletakkan mengapung diatas kolam.

d). Kolam benih
Kolam benih adalah kolam yang digunakan sebagai tempat pendederan benih ikan nila atau kolam tempatmembesarkan benih. Ukuran kolam benih juga dibuat sesuai dengan kebutuhan, tergantung banyaknya benih yang diproduksi. Benih ikan ditempatkan pada kolam pembesaran sampai benih ikan siap untuk dibesarkan dikolam pembesaran atau kolam budidaya. Biasanya benih ikan siap dibesarkan ketika panjang tubuhnya berukuran 10 – 12 cm.
2. Pemilihan Indukan Ikan Nila

Perbedaan bentuk fisik indukan jantan dan betina
Langkah kedua dalam usaha pembenihan ikan nila adalah memilih indukan jantan dan indukan betina yang akan dikawinkan. Jika kolam pembenihan sudah disiapkan, selanjutnya adalah memilih indukan. Untuk menghasilkan bibit ikan nila yang berkualitas, sebaiknya calon indukan menggunakan galur murni yang secara genetis memiliki sifat-sifat unggul. Calon indukan unggul bisa diperoleh di balai perikanan setempat atau menghubungi BBPBAT (Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar) setempat.
Ciri-ciri calon indukan ikan nila yang berkualitas baik adalah sebagai berikut ;
a). Calon indukan jantan dan betina adalah galur murni yang berasal dari keturunan yang berbeda.
b). Calon indukan memiliki bentuk tubuh yang normal, tidak cacat dan kondisi fisiknya sehat.
c). Calon indukan memiliki sisik-sisik yang besar dengan susunan sisik yang rapi.
d). Calon indukan memiliki ukuran pada bagian kepala yang relatif kecil dibandingkan tubuhnya.
e). Calon indukan memiliki warna yang mengkilap dan tubuhnya tebal.
f). Calon indukan terlihat sangat aktif, gerakannya lincah dan sangat responsif terhadap pemberian pakan.
Indukan ikan nila bisa berproduksi hingga usianya 2 – 3 tahun. Namun untuk pembenihan sebaiknya menggunakan indukan yang berusia maksimal 2 tahun. Indukan yang berusia lebih dari 2 tahun akan menghasilkan benih yang kurang baik, jumlah telurnya juga semakin sedikit. Indukan ikan nila bisa dipijahkan kembali setelah 4 – 6 minggu kemudian. Indukan ikan nila betina sudah siap dipijahkan ketika usianya mencapai 5 atau 6 bulan. Pada masa itu indukan betina sudah memasuki matang gonad. Indukan ikan nila yang akan dipijahkan setidaknya bobot tubuhnya telah mencapai 200 atau 250 gram untuk indukan betina, dan 250 atau 300 gram untuk indukan jantan.
3. Pemeliharaan Indukan Ikan Nila
Untuk menghindari terjadinya pemijahan liar, sebaiknya indukan ikan nila jantan dan betina ditempatkan pada kolam yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk menghindari terbentuknya benih yang kurang berkualitas. Siapkan dua kolam untuk pemeliharaan indukan, satu kolam untuk indukan jantan dan satu kolam lainnya untuk indukan betina. Induk jantan ditempatkan bersama induk jantan lainnya dan induk betina disatukan dengan induk betina yang lain pada kolam lainnya. Kepadatan tebar untuk kolam pemeliharaan indukan adalah 3 atau 5 ekor / m2 kolam.
Kolam pemeliharaan indukan jantan dan indukan betina dibuat terpisah dan harus memiliki sumber air dari tempat yang berbeda. Buangan air dari kolam indukan jantan jangan sampai masuk kekolam indukan betina, sebaliknya buangan air kolam indukan betina juga jangan sampai masuk ke kolam indukan jantan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemijahan secara liar, sebab ada kemungkinan sperma jantan akan terbawa air kekolam indukan betina dan akan terjadi pembuahan.
Pemberian pakan juga harus diperhatikan, kandungan protein pada pakan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan gonad. Untuk pemeliharaan indukan diperlukan pakan dengan jumlah 3% dari bobot tubuh ikan per hari. Supaya pertumbuhan gonad indukan betina bisa maksimal pakan yang diberikan harus mengandung protein yang tinggi. Untuk pembesaran ikan nila hanya diperlukan pakan dengan kadar protein sekitar 2%, tetapi untuk calon indukan sebaiknya pakan yang diberikan harus mengandung kadar protein lebih dari 35%.

4. Pemijahan Ikan Nila
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang sangat mudah sekali dipelihara dan dipijahkan. Bahkan ikan nila mudah memijah secara alami. Untuk kolam pemijahan sebaiknya dasar kolam didesain miring dengan tingkat kemiringan sekitar 2 atau 5%. Pada dasar kolam atau lantai kolam pemijahan dibuat kubangan-kubangan (kemalir) sedalam 20 atau 30 cm. Kubangan-kubangan tersebut nantinya akan digunakan indukan sebagai tempat memijah. Pemijahan ikan nila bisa dilakukan secara massal dengan perbandingan jumlah indukan jantan dan indukan betina 1 : 3 (1 indukan jantan dan 3 indukan betina). Kepadatan tebar kolam pemijahan adalah 1 ekor indukan per m2.
Pemijahan ikan nila pada umumnya berlangsung pada hari ke tujuh sejak indukan dimasukkan kekolam pemijahan. Pemberian pakan selama proses pemijahan sebaiknya harus mengandung protein yang tinggi, yaitu pakan yang memiliki kadar protein diatas 35%. Pemijahan akan terjadi pada kubangan-kubanagan (kemalir) yang telah dibuat didasar kolam. Indukan betina akan mengeluarkan telur pada tempat tersebut dan kemudian akan dibuahi oleh indukan jantan. Setelah dibuahi telur-telur akan dierami oleh indukan betina didalam rongga mulutnya.
Indukan betina akan mengerami telur didalam mulutnya selama sekitar 7 hari. Selama proses pengeraman tersebut pemberian pakan sebaiknya dikurangi, karena saat mengerami telur indukan betina tidak makan alias berpuasa. Hal ini juga akan mengurangi biaya produksi dan pengeluaran biaya untuk pembelian pakan bisa ditekan.
Setelah 7 hari biasanya telur-telur dierami didalam mulut indukan betina akan menetas menjadi larva. Sebaiknya saat melakukan persiapan kolam diberikan pupuk dasar supaya pakan alami akan tumbuh didalam kolam. Pakan alami tersebut berguna sebagai pakan larva ikan nila yang baru menetas. Induk betina akan mengeluarkan larva dari mulutnya secara serempak jika ia merasa didalam kolam banyak tersedia pakan alami untuk anak-anaknya. Larva ikan nila yang sudah menetas dan sudah dikeluarkan dari mulut induk betina segera dipindahkan ke kolam pemeliharaan larva. Larva dipindahkan kekolam pemeliharaan larva setelah berumur 5 sampai 7 hari setelah menetas.
5. Pemeliharaan Larva Ikan Nila
Gambar Kolam Pemeliharaan Larva Ikan Nila Menggunakan HapaPemeliharaan benih ikan nila menggunakan hapa
Larva yang sudah berumur 5 – 7 hari setelah menetas dipindahkan kekolam khusus pemeliharaan larva yang sudah dipersiapkan. Pemindahan dilakukan menggunakan saringan halus secara hati-hati. Kolam pemeliharaan larva ikan nila bisa berupa bak plastik, kolam semen, drum, akuarium, hapa (jaring halus) atau kontainer. Kepadatan tebar larva per meter persegi antara 100 – 200 ekor larva.
Setelah dipindahkan kekolam pemeliharaan, larva juga harus diberikan pakan agar bisa tumbuh dengan baik. Pakan yang diberikan berbentuk tepung halus dan memiliki kadar protein tinggi. Berikan pakan secukupnya, dalam satu hari pakan diberikan sebanyak 4 atau 5 kali. Pakan laternatif lain untuk larva ikan nila adalah kuning telur ayam yang direbus. Caranya dengan melumatkan 1 butir kuning telur rebus yang dilarutkan dengan 500 ml air bersih. Pakan diberikan dengan cara disemprotkan menggunakan hand sprayer, setiap kali pemberian pakan diberikan sebanyak 100 ml.

Pembesaran larva ikan nila berlangsung selama 3 sampai 4 minggu atau sampai ukuran larva mencapai 2 atau 3 cm. Setelah mencapai ukuran tersebut, larva dipindahkan lagi kekolam pendederan. Sebab daya tampung kolam sudah tidak memadai lagi untuk ukuran larva tersebut. Jika ukuran kolam memungkinkan, larva tidak harus dipindahkan dan bisa dipelihara seterusnya didalam kolam tersebut.
6. Pendederan Benih Ikan Nila
Kolam untuk pendederan benih sebaiknya dibuat dengan ukuran yang lebih besar, sebab ukuran tubuh benih ikan juga semakin besar. Pada tahap ini, peternak bisa membuat benih ikan nila menjadi berjenis kelamin jantan semua. Benih nila jantan pertumbuhannya lebih cepat daripada ikan betina. Ini bisa dilakukan jika budidaya hanya ditujukan untuk usaha pembesaran, yaitu untuk keperluan ikan konsumsi. Untuk menghasilkan benih ikan berjenis kelamin jantan semua bisa dilakukan dengan pemberian hormon 17 alpha methyltestosteron. Hormon tersebut diberikan pada tahap pendederan larva.
Catatan : Tetapi sebaiknya cara menghasilkan jenis kelamin jantan menggunakan hormon 17 alpha methyltestosteron tidak dilakukan. Sebab cara ini sudah tidak dianjurkan lagi. Dikhawatirkan penggunaan hormon tersebut bisa menyebabkan efek negatif bagi yang mengkonsumsi.

Kepadatan tebar pada tahap pendederan benih setiap meter persegi adalah 30 sampai 50 ekor benih. Lama pendederan benih sampai benih ikan siap dipindah kekolam pembesaran adalah 4 sampai 6 minggu. Pada saat itu kira-kira benih ikan nila sudah memiliki ukuran panjang tubuh 10 – 12 cm. Pakan yang diberikan pada tahap ini adalah pakan yang memiliki kadar protein antara 20 – 30%. Pakan diberikan 2 atau 3 kali dalam sehari. Banyaknya pakan yang diberikan adalah 3% dari bobot tubuh ikan.
Jika sudah berumur 4 – 6 minggu didalam kolam pendederan dan ukurannya mencapai 10 – 12 cm, benih ikan sudah siap untuk dijual atau dibesarkan sendiri dikolam pembesaran. Namun masa pendederan bisa lebih lama jika ukuran benih yang diinginkan lebih besar. Sebab kadang-kadang konsumen membutuhkan benih yang lebih besar dari ukuran tersebut. Sehingga lama pendederan bisa disesuikan dengan permintaan pasar atau konsumen.
7. Panen Benih Ikan Nila
Pemanenan benih ikan nila disesuiakan dengan permintaan pasar atau konsumen. Jika konsumen menginginkan ukuran benih yang standar (10 – 12 cm) panen benih bisa dilekukan lebih cepat. Tetapi jika konsumen menginginkan benih dengan ukuran yang lebih besar maka panen dilakukan sesuai dengan kenginan konsumen atau pembeli. Pemanenan benih ikan nila sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Kemudian benih ikan nila dikemas dengan baik. Benih dikemas dalam wadah tertutup untuk pengiriman jarak jauh. Sedangkan untuk jarak dekat pengemasan dengan wadah terbuka masih bisa dilakukan. Untuk pengiriman jarak jauh biasanya benih dikemas dalam kantong-kantong plastik berwarna putih transparan. Kantong plastik diisi air 1/3 dari ukuran wadah tersebut selebihnya diisi dengan oksigen