Tanaman air yang kecil-kecil banget
[http://www.geo.uu.nl/]
Dulu waktu aku masih
kecil, aku & teman-temanku sering main di sawah di belakang rumah. Mungkin
jarang aku perhatikan, di sawah banyak sekali tanaman yang mengambang di
permukaan air. Ada beberapa jenisnya. Setelah aku kuliah baru aku tahu kalau
salah satu tanaman air ini sangat bermanfaat untuk padi, yaitu Azolla.
Azolla adalah tanaman
air yang berdaun kecil-kecil dan pada saat-saat tertentu tumbuh sangat banyak.
Warna daunnya bisa sangat hijau dan tebal.
[http://www.habitas.org.uk/]
Azolla bukan tanaman air sembarangan. Azolla memilikiSaya kemampuan yang tidak dimiliki oleh tanaman air lain, yaitu menambat nitrogen (N) dari udara. Udasa yang kita hirup > 75%nya adalah N. Sayangnya N ini tidak bisa langsung diserap oleh tanaman. Azolla – lah yang menambat N udara menjadi N yang bisa diserap oleh tanaman. Kandungan N di dalam Azolla sangat tinggi untuk ukuran bahan organik, bisa mencapai 4 – 5% dari berat keringnya. Bahan organik yang lain umumnya hanya < 2%.
Kemampuan Azolla
untuk menyuburkan tanaman sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Orang-orang
China dan Vietnam sudah sejak abad 15 dan 17 sudah memanfaatkan Azolla untuk
pupuk tanaman. Kini Azolla telah tersebar di penjuru bumi.
Annabaena azollae: Kawan karib Azolla yang menambat N
Azolla tidak
sendirian dalam menambat N dari udara. Azolla bersimbiosis dengan gangang mikro
yang namanya Annabaena azollae. Gangang ini tumbuh dan berkoloni di ruangan di
bawah daun. Mereka inilah yang bekerja keras menambat N dari udara.
Annabaena sendiri
juga unik. Dia akan menambar N jika memang benar-benar diperlukan. Dalam
kondisi miskin hara N di perairan, Annabaena akan menambat N. Tetapi jika di
lingkungan air tersebut ada N, dalam bentuk urea misalnya, maka Annabaena
tidak/sedikit sekali menambat N.
[www.search.com/reference/Anabaena]
Anabaena yang berperan menambat N. Bagian N yang aktif menambat adalah sel yang besar itu, namanya heterocyt. Jika di air terdapat amonium (dari urea), sel-sel heterocyt ini tidak ada, dan Azolla tidak bisa menambat N.
Jadi kalau mau
nenanam Azolla di lingkungan sawah, jangan terlalu banyak, atau bahkan sama
sekali jangan nemambahkan pupuk urea. Urea akan menjadi amonium dan amoniumlah
yang membuat Annabaena tidak mau menambat N.
Pemanfaatan
Azolla
[http://www.wikipedia.com]
Cara sederhana untuk
memanfaankan Azolla adalah dengan menanam langsung ke persawahan. Sawah yang
digenangi air ditabur bibit Azolla. Azolla yang tumbuh langsung dimanfaatkan
untuk tanaman padi.
Cara lain adalah
dengan menanam Azolla secara khusus di kolam. Penanaman Azolla perlu tambahan
pupuk fosfat. Azolla yang tumbuh subur dapat dipanen secara berkala. Produksi
Azolla bisa mencapai 3,8 kg/m2.
[http://www.acres-wild.com/]
[http://www.cfb.ie/]
Biomassa Azolla ini
bisa langsung digunakan untuk memupuk tanaman. Langkah yang lebih baik adalah
dengan mengkomposkan Azolla. Kompos Azolla memiliki kualitas kandungan hara
yang lebih baik dari kompos dari bahan lain. Kompos inilah yang digunakan
sebagai pupuk organik.
Azolla kering juga
mengandung N yang tinggi, jadi bisa dimanfaatkan untuk meningkatkaan kandungan
N pupuk organik.
Kendala
Pemanfaatan Azolla
Azolla sebagai sumber
hara yang kaya N sudah sangat lama diketahui. Pertanyaannya, kenapa tidak
banyak yang memanfaatkan.
Saya tidak tahu
pasti, ini hanya pendapat saya pribadi. Pertama, meskipun tampaknya mudah,
menanam Azolla tidak selalu berhasil. Sekitar tahun 2006-08, saya pernah diberi
bibit azolla unggul dari Batan. Setelah saya perbanyak sendiri, bibit ini aku
berikan ke petani. Ternyata Azolla itu tidak bisa tumbuh lama. Beberapa bulan
kemudian sudah habis tak tersisa.
Kedua, produksi
biomassa azolla dalam skala besar memerlukan kolam-kolam yang luas. Ini problem
tersendiri yang tidak mudah dipecahkan.
Meskipun demikian,
menurut saya, Azolla merupakan salah satu sumber N organik yang sangat
potensial. Azolla perlu digiatkan kembali di tengah-tengah maraknya penggunaan
pupuk organik saat ini. Wallahua’lam.
Posted from WordPress
for Android
Azolla
adalah tanaman air yang berdaun kecil-kecil dan pada saat-saat tertentu tumbuh sangat
banyak. Warna daunnya bisa sangat hijau dan tebal. Azolla bukan tanaman air
sembarangan. Azolla memilikiSaya kemampuan yang tidak dimiliki oleh tanaman air
lain, yaitu menambat nitrogen (N) dari udara.
Udara
yang kita hirup > 75%nya adalah N. Sayangnya N ini tidak bisa langsung
diserap oleh tanaman. Azolla – lah yang menambat N udara menjadi N yang bisa
diserap oleh tanaman. Kandungan N di dalam Azolla sangat tinggi untuk ukuran
bahan organik, bisa mencapai 4 – 5% dari berat keringnya. Bahan organik yang
lain umumnya hanya < 2%.
Kemampuan
Azolla untuk menyuburkan tanaman sebenarnya sudah diketahui sejak lama.
Orang-orang China dan Vietnam sudah sejak abad 15 dan 17 sudah memanfaatkan
Azolla untuk pupuk tanaman. Kini Azolla telah tersebar di penjuru bumi. Di
Indonesia, Meski sudah diperkenalkan dan dipopulerkan sejak awal tahun 1990-an,
ternyata belum banyak petani yang memanfaatkan tanaman azolla (Azolla pinnata)
untuk usaha taninya. Padahal manfaat tanaman air yang satu cukup banyak. Selain
bisa untuk pupuk dan media tanaman hias, azolla juga bisa dimanfaatkan untuk
pakan ternak dan ikan.
Di
Bali, azolla biasa dan sering dijumpai terapung di perairan sawah dan kolam
ikan. Karena dianggap gulma, para petani lantas menyingkirkannya. Ditumpuk dan
dibuang begitu saja. Padahal, bila dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman padi di
sawah, azolla ini bisa menekan penggunaan pupuk urea sampai 65 Kg/ha.
Manfaat Azolla:
1. Berperan sebagai mulsa, terutama saat kekeringan dan mengurangi pertumbuhan gulma.
2. Pakan ternak, unggas, dan ikan
3.
Sebagai filter air dari pencemaran logam berat.
Pupuk Organik Azolla
Azolla sebagai pupuk organik, dapat diberikan dalam bentuk segar, kering, maupun kompos.
Cara pembuatan kompos Azolla:
100 kg azolla segar dan 5 kg dedak dicampur merata + 100 cc dekomposer (Superdegra) dilarutkan dalam 10 liter air, kemudian disiramkan merata dalam tumpukan bahan kompos. Tumpukan bahan kompos ditutup dengan (karung goni). Setelah 4 hari, pupuk azolla selesai difermentasi menjadi kompos.
Perbanyakan Azolla
Azolla dapat diperbanyak melalui beberapa cara, antara lain Monokultur, Tumpangsari dengan Padi, dan Tumpangsari Padi-Ikan-Azolla-Bebek-Sapi.
Perbanyakan dengan Monokultur:
1. sebanyak 2,5 t/ha pupuk kadang ditabur merata dalam
petakan
2. setelah 5-7 hari kemudian, air dimasukkan dalam
petakan dengan ketinggian 10-20 cm
3. sebanyak 25 kg/ha SP-36 ditabur merata, dan setiap 4-5
hr sekali dtaburi lagi.
4. Setelah 20-25 hari dari penyebaran, diperkirakan
azolla telah mencapai 10-12,5 t/ha = 67-83 kg urea/ha.
Perbanyakan dengan cara tumpangsari dengan padi
1. Perbanyakan azolla sebelum benam
Setelah tanaman padi berumur 3-5 hari, sebanyak 2t/ha
azolla ditebar secara merata sekitar tanaman padi. Diperkirakan, setelah
berumur 15-20 hari dari sebar, dapat mencapai 7,5-10 t/ha azolla = 50-67 kg/ha
urea. dan benam. Jika azolla dibiarkan panen sampai usia 25-30 hari dari sebar,
diperkirakan dapat mencapai 12,5-15 t/ha azolla = 83-100 kg/ha urea.
2. Pembenaman azolla secara langsung
Pembenaman azola dapat langsung bersamaan dengan dengan saat pengolahan tanah pertama, pengolahan tanah kedua, atau dibenamkan setelah tanam padi yaitu bersamaan saat penyiangan padi.
Sebanyak 10-20 t/ha azolla dibenamkan ke dalam tanah.
Pembenaman
saat pengolahan tanah:
1. Tebar Azolla bersamaan atau 1 minggu sebelum padi di
bibit
2. Setelah lapangan penuh dengan Azolla, lahan dibajak
agar Azolla terbenam
3. Selanjutnya dilakukan penaman padi dan Azolla yang
tidak terbenam dibiarkan tumbuh.
Perbanyakan dengan tumpangsari padi-ikan-azolla-bebek-sapi
Pengembangan sistem usaha tani terpadu yang berbasis
pertanian organik di lahan sawah, yaitu dengan memadukan tanaman padi
padi-ikan-azolla-bebek-sapi secara sinergis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar