Manajemen
Pakan Ikan
PENDAHULUAN
Kebutuhan masyarakat dunia terhadap protein hewani
ikan terus meningkat seiring dengan peningkatan populasi penduduk dunia. Sejak
tahun 1990-an, produksi perikanan tangkap mengalami stagnasi dan cenderung
menurun akibat kerusakan lingkungan laut dan upaya penangkapan ikan illegal.
Oleh karena itu pemenuhan konsumsi ikan dunia hanya diharapkan dari usaha
budidaya ikan.
Keberhasilan usaha budidaya ikan sangat dipengaruhi
oleh 3 faktor yang sama pentingnya, yaitu breeding (pemuliaan biakan, bibit),
feeding (pakan) dan management (tata laksana). Namun jika dilihat dari total
biaya produksi dalam usaha budidaya ikan, maka kontribusi pakan adalah yang
paling tinggi sekitar 75%.
Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk
hewan, sedangkan pengertian pangan (food) digunakan untuk manusia. Berkaitan
dengan pakan, maka dihadapkan pada masalah-masalah kualitatif, kuantitatif,
kontinuitas dan keseimbangan zat pakan yang terkandung didalamnya.
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan
kepada hewan ternak (baik berupa bahan organik maupun anorganik) yang sebagian
atau seluruhnya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatannya. Zat pakan adalah
bagian dari bahan pakan yang dapat dicerna, dapat diserap dan bermanfaat bagi tubuh
(ada 6 macam zat pakan: air, mineral, karbohidrat, lemak, protein dan vitamin).
Seperti halnya hewan lain, ikan pun membutuhkan zat gizi tertentu untuk
kehidupannya, yaitu untuk menghasilkan tenaga, menggantikan sel-sel yang rusak
dan untuk tumbuh.
Pakan yang dimakan ikan berasal alam (disebut pakan
alami) dan dari buatan manusia (disebut pakan buatan). Dalam praktiknya, pakan
alami sudah terdapat secara alami dalam perairan kolam tempat pemeliharan ikan.
Pakan alami sangat bagus diberikan pada ikan yang masih dalam stadia benih,
terutama saat benih ikan berumur 3-15 hari. Sedangkan pakan buatan diramu dari
beberapa bahan baku yang memilii kandungan nutrisi spesifik. Bahan baku diolah
secara sederhana atau diolah di pabrik secara masal dan menghasilkan pakan
buatan berbentuk pellet, tepung, remeh atau crumble dan pasta.
BAHAN-BAHAN PAKAN
Bahan baku pembuatan pakan ikan dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani. Banyak sekali bahan
baku nabati yang dapat diberikan kepada ikan, bahan baku nabati inilah yang
menyebabkan harga pakan menjadi dapat ditekan. Dari sekian banyak bahan baku
nabati, 70 – 75% merupakan biji-bijian dan hasil olahannya, 15 – 25% limbah
industri makanan, dan sisanya hijauan sebagaimana layaknya bahan pakan yang
berasal dari biji-bijian, bahan pakan nabati ini sebagian besar merupakan
sumber energi yang baik, tetapi karena asalnya dari tumbuhan, kadar serat
kasarnya tinggi. Sebagai sumber vitamin, beberapa bahan berbentuk bijian atau
lahannya tidaklah mengecewakan.
1. Bahan Hewani
1. Bahan Hewani
a) Tepung Ikan
Berasal dari ikan sisa atau buangan
yang tidak dikonsumsi oleh manusia, atau sisa pengolahan industri makanan ikan,
sehingga kandungan nutrisinya beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60 –
70%. Tepung ikan merupakan pemasok lysin dan metionin yang baik, dimana hal ini
tidak terdapat pada kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan fosfornya
pun sangat tinggi, dan karena berbagai keunggulan inilah maka harga tepung ikan
menjadi mahal.
b) Tepung Rebon dan Benawa
Rebon adalah sejenis udang kecil
yang merupakan bahan baku pembuatan terasi. Benawa adalah anak kepiting laut.
Rebon dan Benawa muncul pada awal musim hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni
benda yang terapung.
c) Tepung Kepala Udang
Bahan yang digunakan adalah kepala
udang, limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor.
d) Tepung Darah
Merupakan limbah dari rumah potong
hewan, yang banyak digunakan oleh pabrik pakan, karena protein kasarnya tinggi.
Walaupun demikian ada pembatas “religius” dan “dampak kesehatan”. Baik buruknya
tepung darah yang digunakan sebagai bahan baku dari segi kesehatan, tergantung
pada bagaimana bahan itu diperoleh dari rumah potong hewan. Bila berasal dari
penampungan yang bercampur kotoran, tentu bahan ini tidak layak digunakan, tapi
bila berasal dari penampungan yang bersih, maka tepung ini memenuhi syarat
sebagai bahan baku pakan.
e) Silase Ikan
Silase adalah hasil olahan cair dari
bahan baku asal ikan/limbahnya.
f) Tepung Bulu Ayam dan Tepung Tulang
Tepung bulu diperoleh dengan merebus
bulu unggas dalam wadah tertutup dengan tekanan 3,2 atmosfer selama 45 menit
dan dikembalikan lagi pada tekanan normal, setelah itu dikeringkan pada
temperatur 60oC dan digiling hingga halus. Tepung bulu mempunyai energi
metabolis 2354 kal/kg dan asam amino tersedia sebesar 65% dan penggunaannya
maksimal 10%.dan Berasal dari tulang-tulang dengan sedikit daging yang melekat,
kemudian dikeringkan dan digiling, di pasaran biasa disebut tepung tulang.
Bahan ini dapat digunakan antara 2,5 – 10% dalam formula pakan dan lebih
bersifat sebagai pendamping tepung ikan. Bila digunakan berlebihan, tentu tidak
menguntungkan karena kalsium akan terlalu banyak sehingga menurunkan selera
makan.
g) Tepung Bekicot
Merupakan bahan daging bekicot
mentah dan daging bekicot rebus.
h) Tepung Cacing Tanah
Cacing tanah dapat menggantikan
tepung ikan dan dapat diternak secara masal.
i)
Limbah Unit
Penetasan Ayam
Dalam penetasan telur ayam ras, ada
telur-telur yang tidak bertunas atau bertunas tapi mati, yang biasanya menjadi
limbah. Limbah unit penetasan ini akan berguna sekali untuk makanan unggas dan
ikan.
2) Bahan Nabati
a. Dedak
Bahan dedak padi ada dua, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras.
Bahan dedak padi ada dua, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras.
b. Dedak Gandum
Bahan: hasil samping perusahaan
tepung terigu.
c. Jagung
Terdapat 2 jenis, yaitu: (1) Jagung kuning, mengandung protein dan energi tinggi, daya lekatnya rendah; (2) Jagung putih, mengandung protein dan enrgi rendah, daya lekatnya tinggi. Sukar dicerna ikan, sehingga jarang digunakan.
Terdapat 2 jenis, yaitu: (1) Jagung kuning, mengandung protein dan energi tinggi, daya lekatnya rendah; (2) Jagung putih, mengandung protein dan enrgi rendah, daya lekatnya tinggi. Sukar dicerna ikan, sehingga jarang digunakan.
d. Cantel/Sorgum
Berwarna merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan.
Berwarna merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan.
Mempunyai zat tanin yang dapat
menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin/penyosohan yang lebih
baik
e. Tepung Terigu
Berasal dari biji gandum, berfungsi
sebagai bahan perekat
f. Tepung Kedele
Keuntungan: mengandung lisin asam
amino essensial yang paling essensial dan aroma makanan lebih sedap,
penggunaannya ± 10%. Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim
tripsin, dapat dikendalikan dengan cara memasak
g. Tepung Ampas Tahu
h. Tepung Bungkil Kacang Tanah
Bungkil kacang tanah adalah ampas
pembuatan minyak kacang. Kelemahannya: dapat menyebabkan penyakit kurang
vitamin, dengan gejala sirip tidak normal dan dapat dicegah dengan membatasi
penggunaannya.
i.
Bungkil
Kelapa
Bungkil kelapa adalah ampas dari
proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahan ramuan dapat dipakai sampai 20%.
j.
Biji
Kapuk/Randu
Bahan: bungkil kapuk yang telah
diambil minyaknya. Kelemahannya: Mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat
racun bius.
k. Biji Kapas
Bahan: bungkil dari pembuatan
minyak. Kelemahannya: mengandung zat gosipol yang bersifat sebagai racun, yaitu
merusak hati dan perdarahan/pembengkakan jaringan tubuh. Untuk penggunaannya
harus dimasak dulu
l.
Tepung Daun
Turi
Kelemahannya: mengandung senyawa
beracun : asam biru (HCN), lusein dan alkoloid-alkoloid lainnya
m. Tepung Daun Lamtoro
Kelemahannya: mengandung mimosin,
dalam pemakaiannya < 5% saja.
n. Tepung Daun Ketela Pohon
Kelemahannya: racun HCN/asam biru.
o. Isi Perut Besar Hewan Memamah biak
Bahan: dari rumah pemotongan ternak.
Cara pembuatan: dikeringkan, digiling sampai menjadi tepung
3) Bahan Tambahan
a) Vitamin dan Mineral
Dikemas dalam bentuk premiks
(premix). Yang mengandung vitamin, mineral dan asam-asam amino tertentu.
Contoh-contoh merek dagang:
–
Top mix:
mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), 2 asam amino essensial
(metionin dan lisin) dan 6 mineral (Mn, Fe, J, Zn, Co dan Cu), serta
antioksidan (BHT)
–
Rhodiamix:
mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), asam amino essensia
metionin, dan 8 mineral (Mg, Fe, Mo, Ca, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan.
–
Mineral B12:
mengandung tepung tulang, CaCO3, FeSO4, MnSO4, KI, CuSO4, dan ZnCO3, serta
vitamin B12 (sianokobalamin).
–
Merek lain:
Aquamix, Rajamix U, Pfizer Premix A, Pfizer Premix B.
b) Garam Dapur (NaCl)
Fungsinya sebagai bahan pelezat
(gurih), mencegah terjadinya proses pencucian zat-zat lain yang terdapat dalam
ramuan makanan ikan. Penggunaannya cukup 2%.
c) Bahan Perekat
Contoh bahan perekat: agar-agar,
gelatin, tepung terigu, tepung sagu. Yang paling baik adalah tepung kanji dan
tapioka. Penggunaannya cukup 10%.
d) Antioksidan
Bahan berupa fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikulin (1,2dihydro-6-etoksi-2,2,4 trimethyquinoline), BHT (butylated hydroxytoluena), dan BHA (butylated hydroxyanisole). Penggunaannya: etoksikulin 150 ppm, BHT dan BHA 200 ppm.
Bahan berupa fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikulin (1,2dihydro-6-etoksi-2,2,4 trimethyquinoline), BHT (butylated hydroxytoluena), dan BHA (butylated hydroxyanisole). Penggunaannya: etoksikulin 150 ppm, BHT dan BHA 200 ppm.
e) Ragi dan Ampas Bir
f) Ragi adalah sejenis cendawan yang
dapat merubah karbohidrat menjadi alkohol dan CO2. Macam ragi: ragi tape, ragi roti,
dan bir. Ampas bir merupakan limbah pengolahan bir. Penggunaannya: ampas bir
basah 3-6% dan kering 10%.
Advertisements
Tidak ada komentar:
Posting Komentar