Kisah Sukses Peternak Lele Dengan
Keuntungan 10 juta / hari
Peluang pasar ikan lele di Indonesia masih tergolong
besar, jika ditekuni, budidaya ikan lele akan menghasilkan keuntungan yang
sangat besar dan menggiurkan. Seperti dialami Kelompok Pembudi Daya Ikan Lele
Kersa Mulia Bakti, yang menerima permintaan mencapai 6 ton setiap hari.
Seorang pembudidaya ikan lele warga Cirebon, Jawa
Barat, Suganda mengaku dengan budidaya ikan lele Ia bisa menghasilkan
keuntungan yang sangat lumayan besar, bisa menghasilkan ratusan juta pertahuan.
“Karena dalam satu hari hasil panen bisa mencapai 4-5 ton perhari atau dengan
keuntungan bersih sekitar Rp 10 juta, bila harga satu kilogram lele sebesar Rp
12 ribu per kg,” katanya di tempat kolam budidaya Kelompok Kersa Mulia Bakti di
Cirebon.
Atas keuntungan tersebut, ia bisa membayar premi
asuransi sebesar Rp15 juta per bulan karena membudidayakan ikan lele. Menurut
pria berusia 43 tahun ini, bisnis budi daya lele yang dijalaninya sejak 15
tahun lalu membuahkan hasil yang lebih dari lumayan sehingga mampu membayar
premi sebesar itu.
Sebelum budidaya lele Suganda pernah membudidayakan
ikan emas, namun gagal karena kesulitan mencari pakan dan banyak yang terkena
wabah sehingga sering gagal panen. Setelah gagal barulah Ia pindah ke budidaya
lele.
Pada awalnya Suganda hanya sendiri dalam membudidaya,
tapi karena perkembanganya bagus shingga mendapatkan untung yang besar maka
teman teman lainya ikut dalam kelompok Suganda.
Kesuksesan ini pun ia tularkan ke para pembudi daya
yang tergabung dalam Kelompok Pembudidaya Ikan Lele Kersa Mulia Bakti yang
beralamatkan di Desa Kertasura Blok 3, Jalan Sunan Gunungjati, Kapetakan,
Cirebon.
Saat ini jumlah anggota kelompok pembudidaya lele
Kersa Mulia sebanyak 29 orang. Dari 29 anggota yang juga menuai sukses, 95%
sudah mempunyai asuransi. Menurut Suganda itu wajar karena omzet harian kelompok
bisa mencapai Rp39 juta. Satu peternak bisa memperoleh untung bersih Rp6 juta
hingga Rp10 juta per hari.
“Dulu usaha budidaya lele belum ada yang berminat.
Saya saja sendirian. Lalu lima tahun kemudian muncul yang ikut dan dari yang
hanya puluhan kolam, sekarang sudah ada 400 kolam di lahan seluas 35 hektare,”
ungkap Suganda.
Diceritakan, 400 kolam dalam sehari bisa panen sekitar
4-5 ton dan dibeli oleh pelanggan yang berasal dari Jakarta, Bandung, dan
Tegal. Namun Suganda me¬ngatakan sering kali pihaknya justru tidak bisa
memenuhi kebutuhan pelanggan. Permintaan rata-rata dalam satu hari sebenarnya
bisa mencapai 6 ton.
“Untuk bisa tingkatkan produksi, tentu harus ada
tambahan kolam. Nah, masalahnya adalah ketersediaan lahan. Warga sekitar
biasanya hanya kalau butuh uang banyak saja baru mau jual tanah,” kata Suganda.
Sementara jika mencari lahan di luar Kabupaten
Cirebon, Suganda mengatakan ia dan para rekannya harus memastikan kondisi
lingkungan.
“Maksudnya kalau misalnya budidaya di Semarang, masyarakat
di sana belum tentu cocok. Selain itu juga pertimbangannya soal keamanan,”
tandasnya.
Dengan hasil budi daya Suganda bisa menyekolahkan
anaknya ketingkat Sekolah Menengah Atas terfavorit di kota Cirebon. Selain
menyekolahkan anak Suganda juga sudah mempunyai sebuah mobil dan beberapa
kendaraan roda dua yang telah ia beli.
(Sumber : InfoPublik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar