PENDEKATAN KEAGAMAAN DALAM PENYULUHAN PERIKANAN
Sebelum kita membahas pendekatan
keagamaan dan penyuluhan perikanan, penting kiranya terlebih dahulu kita
memahami pebedaan antara metode dan pendekatan. Metode dalam penyuluhan
perikanan adalah cara-cara yang digunakan oleh penyuluh perikanan kepada sasarannya
dalam menyampaikan materi penyuluhan melalui sebuah media komunikasi agar
proses komunikasi berjalan efektif, sedangkan pengertian pendekatan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam http://kbbi.web.id adalah proses, cara, perbuatan mendekati (hendak
berdamai, bersahabat, dan sebagainya). Dengan kata lain pendekatan adalah
proses, cara dan perbuatan yang sederhana namun berkesinambungan dalam
mewadahi, menginsipirasi, menguatkan serta melatari metode penyuluhan dengan
cakupan tertentu. Ada macam – macam pendekatan yang umum kita dengar seperti
antara lain pendekatan individu, pendekatan kelompok sasaran/binaan, pendekatan
induktif, pendekatan proses, pendekatan konsep dan pendekatan sains/teknologi.
Pendekatan keagamaan dalam hal ini adalah proses, cara dan perbuatan yang
sederhana namun berkesinambungan dalam mewadahi, menginsipirasi, menguatkan
pelaku usaha dan pelaku utama perikanan yang mencakup kepercayaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.
Secara umum,
agama selalu mengajak semua orang untuk berbuat baik sesuai keyakinan
yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan dalam menginterpretasi serta
memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan/diyakini. Bagi para penganutnya,
agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran, eksistensi manusia,
petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan di akhirat. Karena itu,
agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam
kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan serta pendorong/pengontrol
tindakan-tindakan untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan
ajaran-ajaran agama. Hal tersebutlah yang mendasari mengapa pendekatan keagamaan
sangat penting dirangkaikan selain sains teknis perikanan dalam penyuluhan
perikanan.
Kegiatan
penyuluhan perikanan dengan berbagai metode dan teknik pengembangannya merupakan sarana dalam mengajak masyarakat agar dapat
mengelola suberdaya perikanan dan lingkungannya sehingga memberikan hasil yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Melalui pendekatan keagamaan, seorang
penyuluh perikanan diharapakan dapat menjadikan kegiatan penyuluhan sebagai
kegiatan integral dari kehidupannya secara utuh yang dapat menentukan arah
kehidupan masa depan dan nasibnya dalam rangka menunaikan tugasnya sebagai
mahluk Tuhan di muka bumi. Oleh karena penyuluhan perikanan harus dapat
menyampaikan aturan permainan yang harus dipatuhi seseorang sesuai dengan agama
yang diyakininya misalnya tidak boleh merusak sumberdaya perikanan, tidak boleh
menyesatkan, tidak boleh memutarbalikkan ke benaran dan juga tidak mengelabui
masyarakat. Keterbukaan, kejujuran dan rasa tanggung jawab harus dimiliki oleh
penyuluh perikanan yang senantiasa mendampingi masyarakat perikanan (pelaku
utama/pelaku usaha) dalam menjalankan usahanya. Pendekatan keagamaan bisa
dilakukan dengan mengutip/menyampaikan beberapa ayat pada Kitab Suci yang
berisikan kebaikan, bagimana harusnya pelaku usaha/pelaku utama perikanan
menjaga sumberdaya perikanan dan ekosistemnya supaya letari serta berkelanjutan
(disesuaikan dengan kominitas masyarakat/agamanya dan penyuluh yang melakukan
pendekatan keagamaan harus beragama yang sama dengan yang disuluh).
Penyuluh perikanan sebagai suatu profesi merupakan amanah yang harus
dipelihara dengan sebaik-baiknya. Amanah tersebut tidak boleh disalahgunakan,
misalnya untuk memperkaya diri sendiri atau menguntungkan golongannya saja dan
menelantarkan kepentingan umum, sehingga amanah harus terus mengarahkan
penggunaan profesi. Profesi penyuluh perikanan mengandung pertanggungjawaban
secara moril terhadap tugas-tugasnya atara lain peningkatan kemampuan pelaku
usaha dan pelaku utama perikanan dalam mengelola sumberdaya secara amanah.
Kesadaran akan tanggung jawab sangat menentukan penyelenggaraan penyuluhan
perikanan yang berkualitas tinggi. Dimana tanggung jawab tersebut bukan hanya
terhadap insitusi atau kelembagaan yang bersangkutan tetapi juga di hadapan
Tuhan. Kesadaran akan tanggung jawab yang kuat memiliki kendali diri yang juga
kuat.
Kegiatan penyuluhan perikanan juga berprinsip persamaan diatara manusia
yang melampaui batas-batas etnis, rasial, agama, latar belakang sosial,
keturunan dan sebagainya. Masalahnya setiap orang dari latar belakang manapun
ia berasal jika dipukul pasti merasakan sakit, oleh karena itu penyuluhan
perikanan harus menghindari gaya konfrontatif yang penuh dengan konflik,
melainkan pengembangan saling pengertian dan membangun kerjasama keduaniaan
seoptimal mungkin dalam menunaikan tugas-tugas penyuluhan sebagai manusia di
muka bumi.
Catatan :
Pendekatan keagamaan dalam tulisan ini hendaknya disesuaikan dengan kominitas
masyarakat (agamanya) serta penyuluh yang melakukan pendekatan keagamaan harus
beragama yang sama dengan yang disuluh.
Kontributor :
Markus Sembiring,S.Pi.,M.I.L
Penyuluh Perikanan Muda
Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Langkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar