BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN BELUT
( MONOPTERUS ALBUS )
A. Memilih
Tempat / Lokasi Budidaya
belut1Sebelum pembuatan
kolam dimulai, lokasi bakal pembuatan kolam perlu diperhatikan. Survei lokasi
sehatusnya dilakukan sebagai langkah awal bagipara investor atau peminat
sebelum memutuskan untuk membangun kolam. Namun, kenyataan yang terjadi kini
sering tidak denikian. Umumnya orang memiliki tanah terlebih dahulu baru
tertarik untuk membangun kolam. Meskipun demikian, tidaklah berlebihan jika
dalam diktat ini disinggung langkah –langkah yang idelauntuk membuat kolam.
Luas
lahan yang akan dibuat kolam harus diukur terlebih dahulu. Kemiringan lahan
juga harus diukur, kemudian menentukan batas kolam yang akan dibuat.
Kolam
untuk belut, pembuatan kolam meliputi pengamatan letak lahan, pembuatan skema
(gambar) konstruksi, pengerjaan pengganlian, serta pemasangan danpembuatan
bagian- bagian perlengkapan kolam seperti pintu air, saringan dan lain – lain.
B.
Membuat Kolam
Jika
dalam memilih lokasi sudah ditentukan dimana lokasi kolam yang akan dibuat dan
telah memenuhi persyaratan maka pembangunan kolam sudah dapat dimulai. Namun
sebelumnya harus ditentukan dulu jenis kolam yang akan dibuat sebab kegiatan
budidaya belut yang lengkap memerlukan jenis kolam sesuai dengan kegiatan yang
hendak dilakukan. Adapun jenis-jenis kolam yang harusadadi suatu areal budidaya
belut adalah kolam penampungan induk, kolam pemijahan dan pendederan, dan kolam
pembesaran.
Ukuran
kolam untuk semua jenis kegiatan tidak sama besarnya, yaitu :
1. Kolam
penampungan induk,ukurannya 200 cm X 200 cm dengan kedalaman 100 cm
2. Kolam
pemijahan dan pendederan, ukurannya 200 cm X 200 cm dengan kedalaman100 cm
3. Kolam
pembesaran, ukurannya 500 cm X 500 cm dengan kedalaman 120 cm
C.
Media Pemeliharaan
Setelah
kolam selesai dibuat yang paling utama adalah pemberian media pemeliharaan
sebelum kolam tersebut dipergunakan, yaitu media untuk tempat hidup belut
berupa tanah sawah atau Lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang,
pupuk kompos ( sekam/gabah padi yang sudah dibusukkan ), jerami padi, cincangan
pisang, pupuk Urea, dan pupuk NPK, dengan perbandingan sebagai berikut :
1. Lapisan
pertama paling bawah jerami padi setinggi 40 cm
2. Diatas
jerami ditaburi secara merata pupuk Urea 5 Kg dan NPK 5 Kg
(
Untuk ukuran kolam 500 cm X 500 cm, apabila kolamnya lebih besar atau lebih
kecil ukuran ini, perbandingan pupuk diatasdapat dijadikan patokannya )
3. Lapisan
kedua tanah / Lumpur setinggi 5 cm
4. Lapisan
ketiga pupuk kandang setinggi 5 cm lapisan keempat pupuk kompos setinggi5 cm
5. Lapisan
keempat tanah / Lumpur setinggi 5 cm
6. Lumpur
kelima cincangan batang pisang setinggi 10 cm
7. Lapisan
Keenam tanah / Lumpur setinggi 15 cm
8. Lapisan
ketujuh air setinggi 10 cm
9. Diatas
air ditanami secara merat ecenfg gondok sampai menutupi ¾ permukaan kolam.
Setelah
semua media pemeliharaan terisi dalam kolam, diamkan media pemeliharaan
tersebut selama 2 (Dua) minggu agar seluruh media mengalami proses permentasi.
Dan setelah 2 ( Dua ) minggu slesai poroses permentasinya maka benih / bibit
belut dapat dimasukkan ke kolam pemeliharaan tersebut.
D.
Memilih Benih
Pelaksanaan
pengembangbiakkan sudah bisa dimulai dengan telah terlengkapinya semua sarana
yang dibutuhkan. Untuk tahapan ini yaitu memilih benih. Agar diperoleh belut
berkualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan abnormal, benih yang dipilih
harus memenuhi syarta sebagai berikut :
Anggota
tubuhnya masih utuh dan mulus, yaitu tidak ada luka bekas gigitan,
Gerakan
tubuhnya lincah dan agresif.
Penampilannya
sehat yang dicirikan dari tubuhnya yang keras, tidak lemas jika di pegang
Tubuhnya
berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklat-coklatan
Usianya
berkisar 2 bulan – 4 bulan
Belut
mempunyai kelamin ganda (Hermaprodit) pada kehidupannya. Belut ini menjalani
pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus kehidupannya. Belut muda
selalu berkelamin betina. Sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin
jantan. Dan karena sifat – sifat belut serupa itu, amka pada belut bisa terjadi
masa kosong kelamin atau banci. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada
belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka
sendiri.
Induk
belut yang baik dapat dikenali dari penampilannya. Untuk mengetahui induk belut
yang baik, berikut diberikan cirri-ciri induk belut jantan dan induk belut
betina.
a.
Ciri Induk Belut Jantan
Berukuran
panjang lebih dari 40 cm
Warna
permukaan kulit lebih gelap atau abu – abu
Bemtuk
kepala tumpul
Usianya
diatas sepuluh tahun
b.
Ciri Induk Belut Betina
Berukuran
panjang antara 20 cm -30 cm
Warna
permukaan kulit lebih cerah atau lebih muda
Warna
hijau muda pada punggung dan warna putih kekuningan pada perutnya
Bentuk
kepala runcing
Usianya
dibawah sembilan bulan
E.
Perkembangbiakkan Belut
Belut
ini mudah berkembang biak dialam, tetapi juga tidak sulit dikembangbiakkan di
kolam, asal media dikolam menyerupai habitat aslinya. Secara alami berkembang
biak setahun sekali, tapi dengan masa perkawinan yang amat panjang yaitu mulai
dari musim penghujan sampai dengan permulaan musim kemarau ( Kurang lebih empat
sampai lima bulan )
Perkawinan
belut umumnya tiba akan terlihat belut jantan berbomdong ramai – ramai berenang
ke berbagai penjuru kearah tepian. Diperairan yang dangkal itulah nantinya
belut jantan menggali lubang perkawinan. Lubang perkawinan diabangun mirip “U”
. Selanjutnya dalam lubang tersebut belut jantan lalu membuat gelembung-gelembung
udara yang membusa di permukaan air diatas salah satu lubnagnya. Busa – busa
tersebut berguna untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Belut jantan menanti
kehadiran belut betina di lubang yang tidak diliputi busa.
Setelah
belut betina yang dinanti tiba, sebelum perkawinan dilangsungkan akan terjadi
cumbu-cumbuan mesra terlebih dahulu. Dalam perkawinan telur-telur dari betina
akan dikeluarkan disekitar lubang dibawah busa-busa yang mengapung pada
permukaan aor. Telur yang sudah dibuahi selanjutnya akan dicakup belut jantan
untuk disemburkan dan diamankan dalam lubang persembunyian.
Kemudian
belut jantanlah yang akan menjalani tugas menjaga telur – telur tersebut sampai
menetas. Selama menjaga telur ini belut jantan galaknya bukan main. Setiap
mahluk yang mendekat ke sarang pasti akan diserang.
F.
Penetasan
Telur
–telur dialam akan menetas setelah 9-10 hari kemudian. Tetspi untuk dikolam
pendederan dan pemijahan telur-telur belut akan menetas dalam waktu 12-14 hari.
Sewaktu baru menetas warna anak belut kuning setelah itu pelan – pelan berubah
menjadi kuning kecoklatan dan selanjutnya menjadi coklat muda. Anak –anak belut
yang sudah menetas sementara masih diasuh oleh belut jantan selama dua minggu.
Setelah berumur 15 hari anak-anak belut sudah bisa berenag sendiri dan
meninggalkan sarana penetasan. Mereka sudah mampu menggali lubnag dan mencari
makanan sendiri tempat lain.
G.
Makanan dan Kebiasaan Makan
Secara
alamiah belut memakan berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh
dalam air. Seperti serangga, siput, Cacing. Amak katak dan anak ikan. Jadi
belut termasuk golongan karnivora yaitu ikan pemakan binatang lain.
Belut
yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti antara lain Protozoa
(Hewan bersel satu ), Mikrokrusasea (Udang-udangan renik), invertebrate
mikroskopik ( hewan –hewan tak bertulang belakang yang kecil-kecil ). Sedangkan
beluta yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing siput, berudu
kodok, dan benih-benih ikan yang masih lemah.
Karena
belut menyukai binatang hidup, maka tidak mudah belut mencari makanannya. Untuk
itu belut mnyergap mangsanya dengan menbuat lubang perangkap. Lubang ini dibuat
denganmenggali Lumpur, baik ditepian perairan maupun ditengah sawah atau rawa.
Lubang penyerga[ ini bergaris tengah 5 cm dan memanjang seperti terowongan.
Bentuk lubang mula-mula tegak ke bawah, lalu membengkok dan mendatar.
H.
Hama Belut
Belut
tidak terserang penyakit yang disebabkan oleh kuman bakteri. Yang diderita
belut hanya disebabkan oleh kekurangan pakan, kekeringan atau dimakn oleh
sesama belut. Jadi agar belut peliharaan tetap sehat, usahakan jangan
kekurangan pakan dan kondisi kolam pemeliharaan airnya teteap mengalir.
Hama
belut selain sebagai pemangsa, juga dapat sebagai pesaing dalam hal konsumsi
pakan. Hama dan pemangsa yang bisa menyerbu kolam pemeliharaan belut antara
lain : Burung belibis, Bebebk / Itik, Berang – berang dll
Cara
yang terbaik dan tepat dalam pengendalian hama dan pemangsa belut, yaitu dengan
cara membuat kondisi kolam pemeliharaan rapih sesuai aturan dan sesuai
dikontrol agar tidak menjadi sarang bagi hama pemangsa.
I.
Panen
Untuk
memanen belut, diperlukan ketepatan waktu panen dan cara panen. Wadah
penampungan juga perlu disiaokan untuk membawa belut hasil panen di lokasi
penjualan. Belut siap dipanen untuk kebutuhan pasar local dari mulai penaburan
benih minimal 3 bulan ( Sisitem dengan pembesaran ), sedangkan untuk kebutuhan
pasar ekspor dari mulai penaburan benih minimal 6 bulan ( sisitem dengan
pembesaran ).
J.
Paska Panen
Perlakuan
paska panen yang perlu diperhatikan adalah membersihkan dan memperbaiki kolam
pemeliharaan bila ada yang bocor. Hendaknya media pemeliharaan dapat digantikan
dengan yang baru, supaya zat renik-renik makanan untuk belut tidak habis dan
tumbuh banyak
K.
Pemasaran
Belut
merupakan makanan konsumsi manusia. Untuk itu, belut dapat dipasarkan di
pasar-pasar ikan dan pasar tradisional. Saat ini di bandung masih mudah menjual
belut. Jumlah permintaan saat ini masih sangat besar, di pasar Kosambi Bandung
masih membutuhkan jumlah dari 100 Kg belut hidup perhari. Dipasar Ciroyom
Bandung setiap harinya juga membutuhkan lebih dari 500 Kg belut hidup. Dengan
harga eceran rata-rata Rp. 15.000,- sampai dengan Rp. 20.000 per Kg –nya. Untuk
belut yang jumlah per Kg-nya sebnayak 20-30 ekor.
Sedangkan
untuk pasar ekspor masih sangat kekurangan sekali, karena permintaan Negara
Hongkong sebnanyak 8.000 Kg perhari baru dapat terpenuhi 3.000 Kg. Belum
permintaan dari Negara lain seperti Jepang, Malaysia, Korea, Itali, Perancis,
dan Belanda belum bisa terpenuhi.
L.
Pencatatan
Pencatatan
adalah suatu kegiatan mencatat semua kegiatan pembudidayaan. Pencatatan memuat
informasi, diantaranya : Tanggal memasukkan benih, jadwal pemberian pakan.
Jadwal panen, data peoduksi dan lain – lain.
PEMBESARAN
BELUT DI KOLAM
Persiapan
Kolam
Kolam
dibuat ukuran minimal 25m2 ( 5 m X 5 m ) dengan kedalaman 1,2m
Kolam
diberi media pemeliharaan berupa tanah / Lumpur sawah, pupuk kandang, jerami
padi, batang pisang, dll sesuai dengan pemakaiannya
Setelah
semua media dimasukkan kedalam kolam, diamkan media tersebut selama 2 minggu
sebelum benih ditebarkan agar terjadi proses fermentasi
Penebaran
Benih
Padat
penebaran disesuikan dengan kapasitas optimal kolam, yaitu 1,5 Kg benih untuk 1
m2, jadi untuk 5 m x 5 m = 25 m2 dibutuhkan benih 25 X 1,5 = 38 Kg dibulatkan
jadi 40 Kg
Pemeliharaan
Lama
pemeliharaan 3 – 6 bulan
Pakan
diberikan berupa cacing, ikan, anak katak hijau, belatung, dll, dengan
perbandingan 5 % per hari dari jumlah benih yang ditebar ( Sebagai contoh 40 Kg
benih perharinya membutuhkan pkan 40 Kg X 5 % = 2 Kg perhari )
Pakan
ditebarkan langsung atau ditanamkan dibawah media pemeliharaan
Aliran
air diusahakan tetap lancer
Pemanenan
Pemanenan
belut dilakukan jika bobotnya sudah memenuhi ukuran pasar ( 100 Gr -200 Gr per
ekornya atau 1 Kg berjumlah 10 -20 ekor ), biasanya setelah 3 bulan ( pasar
local ) dan 6 bulan ( pasar ekspor )
Pemanenan
dilakukan dengan bantuan bubu ( satu hari sebelum pemanenan total dengan
pengeringan kolam )
JADWAL
PEMBERIAN PAKAN BELUT
Pakan
mulai dinerikan setelah benih belut masuk ke kolam pembesaran 3 hari, yaitu
diberikan pada hari ke-4 dengan jumlah pemberian pakan sebagai berikut :
Hari Ke
|
Persentasi Dari Jumlah Benih Yang di tebar
( % )
|
Jumlah Kg yang diberikan ( kg )
|
Setiap hari (U/ 40 Kg benih )Total
Pemberian Pakan( kg )
|
04-33
|
5
|
2
|
60
|
34-47
|
7,5
|
3
|
42
|
48-61
|
10
|
4
|
56
|
62-75
|
12.5
|
5
|
70
|
76-89
|
15
|
6
|
84
|
90-96
|
17.5
|
7
|
49
|
97-103
|
20
|
8
|
56
|
104-110
|
22.5
|
9
|
63
|
111-117
|
25
|
10
|
70
|
118-124
|
27.5
|
11
|
77
|
125-131
|
30
|
12
|
84
|
132-138
|
32.5
|
13
|
91
|
139-145
|
35
|
14
|
98
|
146-152
|
37.5
|
14.5
|
105
|
153-159
|
37.5
|
15
|
105
|
160-166
|
37.5
|
15
|
105
|
167-173
|
37.5
|
15
|
105
|
174-180
|
37.5
|
15
|
105
|
Total
|
1425
|
http://distributorpakanternak.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar