Mencegah
lebih baik dari mengobati adalah prinsip yang tepat untuk mengatasi setiap
gangguan penyakit ikan. Mencegah penyakit akan jauh lebih baik dari
mengobatinya. Pencegahannya berarti melakukan upaya-upaya agar ikan terhindar
dari serangan penyakit. Pada tahap awal, seorang pembudidaya ikan hendaknya
memiliki kemampuan dan keterampilan untuk mengenal tanda-tanda awal dari ikan
yang terkena penyakit. Ini sangat diperlukan agar tindakan pencegahan dan
pengendalian terhadap serangan penyakit tersebut juga dapat dilakukan secara
dini.
Kolam
dan akuarium dapat dibersihkan secara mekanik, kimia atau biologis. Cara
mekanik dilakukan menggunakan peralatan pembersih, seperti alat sirkulasi dan
filter. Pembersihan secara kimia dilakukan dengan menggunakan larutan mutilen
biru dan PK (Kalium Permanganat). Secara biologis, kolam atau akuarium
dibersihkan dengan memanfaatkan organisme lain seperti bakteri pengurai dan
tanaman air.
Beberapa
kegiatan berikut ini juga bermanfaat untuk mengendalikan serangan penyakit ikan
yaitu:
- Pengaliran Air
Pengaliran
air adalah salah satu cara untuk mengatasi serangan penyakit ikan di kolam,
disebabkan oleh senyawa beracun atau kualitas air kolam yang kurang memenuhi
syarat. Pengaliran dimaksudkan untuk mengencerkan senyawa beracun atau
menciptakan kondisi lingkungan kolam yang lebih baik, sehingga daya tahan tubuh
ikan tetap baik.
Adanya
aliran air yang lancar akan menghanyutkan sisa pakan dan hasil ekskresi,
sehingga tidak terdapat senyawa beracun hasil dekomposisi bahan tersebut.
Aliran air juga dapat mempertahankan temperatur dan konsentrasi oksigen di
kolam tetap menunjang kehidupan ikan. Jika jumlah ikan yang terserang penyakit
cukup besar, pengaliran dapat dilakukan di kolam tersebut. Akan tetapi, jika
hanya beberapa ekor ikan saja yang terserang, maka pengaliran dapat dilakukan
dalam bak atau wadah yang lebih kecil.
- Pencucian Kolam
Sering
dijumpai kematian ikan di kolam disebabkan masuknya senyawa racun ke dalam
kolam, baik disengaja maupun tidak. Penggunaan insektisida untuk pertanian
maupun buangan limbah industri yang tidak dilakukan secara hati-hati dapat
menyebabkan masuknya senyawa beracun tersebut ke dalam kolam dan menimbulkan
masalah penyakit.
Untuk
mengatsi kematian ikan secara masal karena keracunan sebaiknya dilakukan
penutupan saluran pemasukan air dan memindahkan ikan yang terkena racun secepat
mungkin ke kolam lain atau saluran air yang tidak tercemar oleh racun atau
limbah industri. Tindakan selanjutnya adalah mengeringkan kolam selama beberapa
hari agar daya racun dari senyawa tersebut menjadi lemah.
- Perendaman
Untuk
mengobati ikan yang terserang penyakit di bagian luar tubuhnya (ektoparasit),
sebaiknya dilakukan tindakan perendaman dalam senyawa kimia tertentu. Bila ikan
yang terkena penyakit hanya beberapa ekor, perendaman dapat dilakukan di dalam
bak atau wadah kecil. Akan tetapi jika jumlah ikan yang terserang cukup banyak,
sebaiknya dilakukan perendaman di dalam kolam.
Perendaman
ikan di dalam bak atau wadah kecil dapat dilakukan dengan membuat larutan
senyawa kimia sesuai dengan jenis organisme penyakit yang menyerangnya.
Masukkan ikan yang sakit ke dalam wadah tersebut dan biarkan selama beberapa
saat. Ikan yang telah direndam segera dimasukkan ke dalam bak yang airnya
bersih untuk menghilangkan pengaruh senyawa kimia selama perendaman. Jika belum
sembuh, sebaiknya dilakukan perendaman ulang dalam senyawa kimia, hingga ikan
benar-benar sembuh.
Sebelum
menebar senyawa kimia sesuai konsentrasi yang dianjurkan, saluran pemasukan dan
pengeluaran air harus ditutup dahulu, agar konsentrasi senyawa kimia tidak
berubah. Agar konsentrasinya seragam, senyawa kimia tersebut dilarutkan dahulu
ke dalam beberapa liter air dan kemudian barulah disebarkan secara merata ke
seluruh permukaan kolam. Konsentrasi senyawa kimia di dalam kolam harus lebih
rendah dibandingkan dengan konsentrasi senyawa kimia yang digunakan di dalam
bak atau wadah kecil. Dengan demikian, proses perendaman ikan di kolam
berlangsung lebih lama.
Jika
sebelum waktu perendaman yang ditetapkan berakhir ikan sudah memperlihatkan
tanda-tanda keracunan, sebaiknya segera dialirkan air baru yang segar dengan
cara membuka saluran pemasukan dan saluran pengeluaran air.
- Melalui Pakan
Ikan
yang telah terserang penyakit dapat juga disembuhkan dengan pengobatan melalui
pakan, terutama terhadap serangan yang tidak mengakibatkan kematian secara
tiba-tiba. Pengobatan melalui pakan sebaiknya segera dilakukan pada tahap awal
terjadinya serangan, sebab pada saat itu ikan masih mempunyai nafsu makan.
Keterlambatan pengobatan akan memberikan hasil kurang memuaskan, karena ikan
telah kehilangan nafsu makan sehingga obat yang diberikan lebih banyak terbuang
percuma.
Prinsip
pengobatan melalui pakan adalah meningkatkan daya tahan tubuh melalui pemberian
pakan dan membunuh organisme penyebab penyakit dengan obat yang sengaja
dicampurkan ke dalam pakan. Jenis obat yang umum digunakan melalui pakan antara
lain sulfamerazin, sulfadiazin, trisulfa, dan teramisin. Dosis yang diberikan
tergantung pada jenis obat yang digunakan. Satu gram sulfamerazin yang
dicampurkan ke dalam 5 kg pakan sudah cukup efektif untuk mengobati 30 – 50 kg
ikan yang terserang penyakit. Lamanya pengobatan biasanya berlangsung secara
terus-menerus selama 5 – 10 hari.
- Penyuntikan
Pengobatan
melalui penyuntikan dilakukan untuk mengobati ikan yang terserang penyakit
berupa parasit. Tindakan pengobatan melalui penyuntikan hanya efektif digunakan
jika ikan yang terserang jumlahnya relatif sedikit. Jika jumlahnya banyak, maka
dibutuhkan tenaga, waktu dan peralatan yang lebih banyak sehingga dianggap
kurang efisien.
Teknik
pengobatan ikan dengan cara penyuntikan biasanya dilakukan untuk induk ikan.
Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung ikan yang sakit, karena mudah dan
resiko lebih kecil dibandingkan dengan penyuntikan di bagian lainnya.
Penanganan terhadap ikan sakit dapat dibagi atas 2 (dua) langkah yaitu :
- Berdasarkan tehnik budidaya
yaitu berupa tindakan-tindakan menghentikan pemberian pakan pada ikan,
mengganti pakan dengan jenis lain, mengelompokkan ikan menjadi kelompok
yang kepadatan/densitasnya rendah, dan bila tidak memungkinkan lagi maka
ikan dapat dipanen daripada menjadi wabah bagi ikan lainnya.
- Berdasarkan terapi kimia yaitu
berupa pemeriksaan kepekaan dari masing-masing obat yang telah dan akan
digunakan, pemeriksaan batas dosis yang aman untuk masing-masing obat agar
tidak terjadi over dosis, dan memperhatikan keterangan yang dikeluarkan
oleh pabrik obat tersebut.
Di
bawah ini diuraikan beberapa tindakan penanganan terhadap penyakit ikan antara
lain untuk:
- Penyakit Virus
Jika
ikan terinfeksi virus sangatlah sulit untuk diobati, Ada 2 (dua) tindakan
pencegahan yaitu membersihkan virus penyebab penyakit dari lingkungan dan
meningkatkan kekebalan ikan terhadap virus. Tindakan pencegahan pertama adalah
dengan melakukan desinfeksi semua wadah dan peralatan, seleksi induk dan telur
bebas virus. Berikutnya adalah melakukan upaya meningkatkan kualitas telur,
penggunaan vaksin dan immunostimulan atau vitamin. Diantara tindakan penanganan
yang ada, vaksin merupakan tindakan pencegahan yang efektif untuk mengatasi
penyakit virus, walaupun untuk penyakit virus herpes koi belum dikembangkan.
- Penyakit Bakterial
Dapat
diobati dengan antibiotika. Tetapi penggunaan antibiotika yang tidak tepat
menghasilkan efek yang negatif. Pemilihan antibiotika yang tepat adalah
pekerjaan penting dalam mengatasi masalah infeksi bakteri. Pemilihan
antibiotika dilakukan berdasarkan hasil uji sensivitas obat. Antibiotika dapat
mengobati dengan cepat ikan yang terinfeksi bakteri, tetapi juga dapat
menghasilkan bakteri yang resisten terhadap antibiotika. Apalagi dengan adanya
Kepmen 52 tahun 2014 tentang Klasifikasi Obat Ikan yang melarang beberapa obat
Antibiotik digunakan dalam budidaya ikan.Untuk itulah maka pengembangan vaksin
sangat penting artinya.
- Penyakit Jamur
Sampai
sekarang belum dilakukan tindakan penanganan untuk infeksi jamur pada hewan
air. Jadi pencegahan merupakan tindakan yang dapat dilakukan. Spora yang
berenang di air untuk menemukan inang menunjukkan sensitivitas terhadap
beberapa zat kimia.
- Penyakit Parasitik
Umumnya
ektoparasit dapat ditangani dengan zat kimia. Tetapi telur dan kista memiliki
resistensi terhadap zat kimia. Berdasarkan keberadaan parasit maka pengobatan
kedua harus dilakukan setelah spora atau oncomiracidium menetas. Untuk
menentukan jadwal pengobatan untuk setiap parasit, studi siklus hidup parasit
sangatlah penting.
Sumber:
Afriantono,
E dan Evi Liviawaty. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.
Kanisius, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar