Cara Pembenihan Ikan
Gurame
1. SEJARAH SINGKAT
Gurame merupakan jenis ikan
konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna
merahsawo dan bagian perut berwarnakekuningkuningan/ keperak-perakan. Ikan
gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa
Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat,
Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia.
Pertumbuhan ikan gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain.
Di Indonesia, orang Jawa
menyebutnya gurami, Gurameh, orang Sumatra ikan kalau, kala, kalui, sedangkan
di Kalimantan disebut Kalui. Orang Inggris menyebutnya “Giant Gouramy”, karena
ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg.
2. SENTRA PERIKANAN
Daerah
di Indonesia yang menjadi sentra perikanan yaitu: Sumatera, NTB dan Jawa.
Sedangkan di luar negeri yaitu: Thailand, Jepang dan Filipina.
3. JENIS
Klasifikasi
ikan gurame adalah sebagai berikut:
Klas
: Pisces
Sub
Kelas : Teleostei
Ordo
: Labyrinthici
Sub
Ordo : Anabantoidae
Famili
: Anabantidae
Genus
: Osphronemus
Species
: Osphronemus goramy (Lacepede)
Jenis gurami yang sudah
dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami jepun, blausafir, paris,
bastar dan porselen. Empat terakhir banyak dikembangkan di Jawa Barat,
khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis lain, porselen lebih unggul dalam
menghasilkan telur. Jika induk bastar dalam tiap sarangnya hanya mampu
menghasilkan 2000-3000 butir telur, porselen mampu 10.000 butir. Karena itu
masyarakat menyebutnya sebagai top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.
4. MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan
protein hewani.
5. PERSYARATAN LOKASI
1.
1.Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan
adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus.
Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor
sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2.
Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan
kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3.
Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi
pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
4.
Kualitas air untuk pemeliharaan ikan gurame
harus bersih dan dasar kolam tidak berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5.
Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem
pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik
ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air
yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara
polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
6.
Keasaman air (pH) yang baik adalah antara
6,5-8.
7.
Suhu air yang baik berkisar antara 24-28
derajat C.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan
Peralatan
Kolam
Jenis kolam yang umum
dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
a), Kolam penyimpanan induk
Kolam
ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur dan
memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya sekitar 10
meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20 ekor betina
dan 10 ekor jantan.
b) Kolam pemijahan
Kolam
berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk
1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim pemijahan). Adapun
syarat kolam pemijahan
adalah
suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam
sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting.
c) Kolam pemeliharaan
benih/kolam pendederan
Luas
kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50
cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam
kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5
cm.
d) Kolam pembesaran
Kolam
pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih
selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan
beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya tidak lebih
dari 10 ekor/meter persegi.
e) Kolam/tempat pemberokan
Merupakan
tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
Adapun
cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
a) a)Ukurlah
tanah 10 x 10 m (100 m2).
b) Buatlah
pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian bawahnya 1 m dan
tingginya 1 m.
c) Pasanglah
pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya,
agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air.
d) Cangkullah
tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi. Tanah akan jadi
lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air
tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah
pintu keluar air.
e) Buatlah
saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu
keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
f) Keringkanlah
kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan merata, kemudian air
dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan meresap ke tanah dan
membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.
Peralatan
Alat-alat
yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya adalah:
jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara
induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan
skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi
(secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan
peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame antara lain
adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm,
ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung,
keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk
tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk
penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih,
ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih),
sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap
ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet
(untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),
seser
(gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat
(untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
6.2. Pembibitan
Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk ikan gurame
yang baik adalah sebagai berikut:
a)
a)Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
b)
Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan
berat badan ideal).
c)
Ukuran kepala relatif kecil
d)
Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan
mengkilap serta tidak luka.
e)
Gerakan normal dan lincah.
f)
Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut
kecil dan tidak berjanggut.
g)
Berumur antara 2-5 tahun.
Adapun ciri-ciri untuk
membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a)Betina
- Dahi meninjol.
- Dasar sirip dada terang
gelap kehitaman.
- Dagu putih kecoklatan.
- Jika diletakkan pada
tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut distriping
tidak mengeluarkan cairan.
b) Jantan
- Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada terang
keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan pada
tempat datar ekor akan naik.
- Jika perut distriping
mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30
ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Beri
makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap induk dengan berat antara 2-3 kg
diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan
tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu
dengan takaran 1/2 blekminyak tanah setiap kali pemberian.
Pembenihan
Bila proses pematangan
gonada (kandung telur dan sperma) di kolam penampungan sudah mencapai
puncaknya, induk segera dimasukkan dalam kolam pemijahan. Adapun cara
pemijjahan ikan gurame adalah sebagai berikut:
a)
Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5
hari, perbaiki tanggul dan dasar kolam.
b)
Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan
dasar dengan pupuk kandang dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3
hari.
c)
Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang
buntut anjng
d)
Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk
buatan TSP sebantak 500 gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu
kemudian isikan air hingga kedalaman 75 cm.
e)
Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa
disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan
berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam
sarang yang kemudian disemproti sperma oleh si jantan sehingga terjadi
pembuahan sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik
akan berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetas.
Pemeliharaan Bibit
Benih-benih
yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam
pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan adalah
melakukan pengeringan kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan pematang dan
pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu pemasukan atau
pengeluaran air.
Setelah
persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi
dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang dapat diberikan
selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang telah dilunakkan dengan
dosis 20-30% berat badan ratarata. Makanan tambahan berupa dedak halus yang
diseduh air panas diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah
untuk 100 ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan.
6.3. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran
dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a)
Polikultur
Ikan
gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau lele. Cara
ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup lambat.
b)
Monokultur
Pada
pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus berumur 2
bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan luas
kolam sekitar 1500 meter persegi
Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan
dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1
kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami
bagi hewan peliharaan.
Tahap pertama pemupukan
dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan
adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m2 kolam, air disisakan
sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3
hari.
Pada tahap berikutnya
pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea
sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut
ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.
Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame
berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun di daerah yang agak sulit
memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk
dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer,
kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap.
Pemberian makanan yang
teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan
pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang sehat dan terjamin
makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut selama 5 tahun.
Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam
dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan pemupukan agar mempengaruhi kesuburan
kolam, sehingga bila benih disebarkan, kesuburan ikan akan terjamin dan
pertumbuhan ikan akan cepat.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Penyakit
Gangguan yang dapat
menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter
dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa
berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau
amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan.
Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan
tersebut.
Memang diperlukan
pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit
biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya.
Gangguan lain yang berupa
penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai
mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit,
dapat dikenali sebagai berikut:
1)
1)Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian
tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
2)
Penyakit pada insang; tutup insang
mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah
dan kelabu
3)
Penyakit pada organ dalam; perut ikan
membengkak, sisik berdiri.
Pencegahan
timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan
penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit
yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset.
Pengobatan
bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1)
Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
a) Sediakan
air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai
dengan berat ikan yang akan diobati.
b) Buat
larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
c) Rendam
ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit dengan diawasi
terus menerus.
d) Bila
belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari kemudian.
2). Pengobatan
dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan 2-3,5% selama 3
mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan tersebut dilarutkan dalam
air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam kolam yang telah
dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
3). Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di
pedesaan yang sulit mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya: (1) siapkan wadah
yang diisi air bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl),
diaduk sampai rata; (2) ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi
karena obat ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. (3)
Setelah itu segera ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk
selanjutnya dipindahkan kembali ke dalam kolam; (4) pengobatan ulang dapat
dilakukan 3-4 hari kemudian dengan cara yang sama.
7.2. Hama
Bagi benih gurame musuh yang
paling utama adalah gangguan dari ikan liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan
peliharaan seperti tawes, gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak,
ular dan bermacam-macam burung pemangsa.
8. P A N E N
8.1. Penangkapan
Pemanenan benih dapat
dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya dengan menyurutkan air sedikit
demi sedikit sementara saluran air masuk diperkecil. Pasanglah jaring lembut di
pintu pengeluaran untuk menampung benih atau bisa juga dengan membuat parit di
tengah kolam menuju ke lubang pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa
mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada saat dipanen.
Pemanenan hasil pembesaran
ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta konsumen. Umumnya
pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun, ikan yang berumur 2 tahun
mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3 kg/ekor, sedangkan untuk ikan
yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan berat badan 0,7 kg/ekor.
Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5
kg/ekor.
Adapun cara penangkapan: air
disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan dilakukan pada pagi hari. Hindari
cara penangkapan yang dapat menyebabkan ikan terluka.
8.2. Pembersihan
Setelah air kolam surut,
benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian diserok dan dimasukkan ke dalam
keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak hanya gurame saja yang tertangkap,
sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam pemberokan, harus diseleksi dan
dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih dilakukan selama 1 hari.
tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke pasar. Lamanya pembersihan
disesuaikan dengan besarnya benih.
9. PASCA PANEN
9.1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini
akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu
diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar
dan sehat antara lain:
a.
Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu
rendah sekitar 20 derajat C.
b.
Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari
atau sore hari.
c.
Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan
tidak terlalu padat.
9.2. Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan
produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikan untuk
mempertahankan kesegaran antara lain:
a.
Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar
ikan-ikan tidak luka.
b.
Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar
bersih dan lendir.
c.
Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup.
Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jam perjalanan), dapat digunakan keranjang
yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh
digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan
tinggi kotak maksimum 50 cm.
9.3. Ikan diletakkan di
dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa potongan
kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak
dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini
setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan
dengan dinding kotak diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
Sedangkan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pananganan pascapanen benih adalah sebagai berikut:
1. Benih ikan harus dipilih
yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelah itu,
benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau
keramba (sistem terbuka).
2. Air yang dipakai media
pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit serta bahan organik
lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.
3. Sebelum diangkut benih
ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari.
Gunakan tempat pemberokan
berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokan
dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut,
bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan
ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran
benihnya.
4. Berdasarkan lama/jarak
pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a.Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut
benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut
berupa keramba. Setiap keramba dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk
mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5 cm.
b. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan
benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong
plastik. Volume media pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi
buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Cara pengemasan benih ikan yang diangkut
dengan kantong plastik: (1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik
kemudian benih; (3) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan
air; (3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3
volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2); (4) kantong plastik lalu diikat.
(5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau
ditidurkan. Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m
dapat diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan setelah benih sampai di tempat tujuan adalah sebagai berikut:
1. Siapkan larutan
tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air
bersih).
2. Buka kantong plastik,
tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar
perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.
3. Pindahkan benih ikan ke
waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.
4. Masukan benih ikan ke
dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya.
Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari
berturut-turut. Selain tetrsikli dapat
juga digunakan obat lain
seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
5. Setelah 1 minggu
dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
10. ANALISIS EKONOMI
BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha
Budidaya
Perkiraan analisis budidaya
ikan gurame untuk 6 empang selama 1 bulan di daerah Jawa Barat pada tahun 1999
adalah sebagai berikut:
1) Biaya produksi
1) Sewa lahan 6 empang @ Rp.
80.000,-/bulan Rp. 480.000,-
2) Benih per empang 4000
ekor @Rp 150,- Rp. 3.600.000,-
3) Pakan
- Postal per empang 7 karung
@ Rp 10.000,-
- Rambo per empang 5 karung
@ Rp 2.500,-
Rp. 420.000,-
Rp. 75.000,-
4) Obat
- Super tetra per empang 2
tablet @ Rp 1.000,-
Rp 12.000,-
5) Tenaga kerja 2 OH @ Rp
20.000,- Rp. 40.000,-
6) Lain-lain (pemeliharaan)
Rp. 460.700,-
Jumlah biaya produksi Rp.
5.089.700,-
2. Penerimaan per empang
4000 ekor @ Rp. 400,- Rp. 9.600.000,-
3. Keuntungan Rp.
4.510.300,-
4. Parameter kelayakan usaha
B/C Rasio
= 1,89
10.2. Gambaran Peluang
Agribisnis
Budidaya ikan gurame,
mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. disamping rasanya yang lezat dan
empuk, ikan ini pun digemari banyak orang. Sudah menjadi tradisi dalam setiap
kendurian, ikan gurame selalu menjadi syarat utama hidangan. Disamping rasanya
itu, perawatannya pun tidak terlalu sulit dan tidak memakan banyak biaya,
sehingga banyak petani ikan yang mulai menggemari, membudidayakan ikan ini,
karena harga dari setiap bibitnya yang murah dapat menghasilkan keuntungan 3
kali lipat dari harga bibit. Harga dari ikan gurame di pasaran sangat
bervariasi tergantung dari bobot ikan tersebut.
Ikan gurame dengan berat 1,5
kg dapat mencapai harga Rp 6.000-Rp 8.000 tergantung keadaan pada saat itu.
11. DAFTAR PUSTAKA
1. RUSDI, Taufiq. Usaha
budidaya Ikan Gurame. Jakarta : CV. simplek, 1987
2. SITANGGANG, M. Budidaya
Gurame. Jakarta : Penerbit Swadaya, 1999
3. ____________. Kumpulan
Gurame Kliping Ikan. Jakarta : trubus, 1997
12. KONTAK HUBUGAN
Proyek Pengembangan Ekonomi
Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS; Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390
9829 , Fax. 021 390 9829
Sumber : Proyek Pengembangan
Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar