Pengelolaan
pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pemeliharaan larva. Pemberian
pakan tepat waktu, tepat kualitas dan tepat jumlah merupakan hal yang perlu
diperhatikan dalam pengelolaan pemberian pakan ikan kerapu bebek. Larva yang
baru menetas masih memiliki kuning telur yang menempel di tubuhnya yang
merupakan cadangan makanan untuk larva tersebut (Gambar 1).
Adanya kuning telur yang menempel di tubuh menunjukkan
bahwa larva belum membutuhkan pakan dari luar.
Setelah kuning telur habis ikan membutuhkan pakan dari luar. Selama pemeliharaan larva ikan membutuhkan
pakan alami berupa rotifera dan artemia serta pakan buatan.
Pakan larva awal berupa rotifera tipe s yang diberikan
pada malam di hari ke dua setelah menetas.
Rotifera diberikan dengan padat penebaran 5-10 ind/ml disesuaikan dengan
besar larva. Rotifera diberikan mulai
dari hari ke 2 sampai hari ke 20. Selama
pemberian rotifera, kepadatan rotifera di cek pada pagi dan sore hari.
Pengecekan dilakukan dengan cara melakukan sampling pada tiga-lima titik. Sampling dilakukan dengan cara mengambil
volume air sebanyak 0.1 ml dengan menggunakan mikropipet. Air sampling tersebut ditaruh di gelas objek
dan beri larutan lugol. Pemberian
larutan lugol dilakukan untuk mematikan rotifera sehingga memudahkan dalam
menghitung rotifera.
Rotifera dihitung dengan menggunakan mikroskop. Jika jumlah rotifera di wadah pemeliharaan
larva kurang dari 5/ml maka harus ditambahkan agar genap menjadi l5 ind/ml.
Dengan
semakin besarnya larva maka pakan alami yang ukurannya lebih besar dari
rotifera harus diberikan. Oleh karena itu, pada hari ke 15 disamping rotifera
larva juga mulai diberi artemia. Artemia dipersiapkan sesuai dengan prosedur
modul penetasan artemia. Artemia diberikan mulai dari hari ke-15 sampai dengan
hari ke-35. Jumlah artemia yang diberikan disesuaikan dengan ukuran larva. Pada awal pemberian Artemia diberikan dengan
kepadatan antara 0.3 ind./ml sampai
dengan 3 ind/ml.
Selain pakan
alami, larva ikan kerapu juga sudah mulai diadaptasikan dengan pakan buatan
yang berupa mikro pelet. Mikro pelet ini
dapat diberikan bersamaan dengan pemberian pakan alami. Mikro pelet yang diberikan ukurannya
disesuaikan dengan ukuran larva. Mikro
pelet berukuran mulai dari 200 sampai dengan 2000 mikron. Mikro pelet diberikan
mulai dari hari ke-15 sampai dengan hari ke-45. Mikro pelet diberikan dengan
dosis 1-2 ppm. Dan jumlahnya ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan. Pada saat pemberian artemia dihentikan
mikropelet diberikan dengan metoda sampai ikan kenyang. Pada hari ke-45 benih ikan kerapu dapat
dipanen.
SUMBER:
Sumantadinata K., 2003. Modul Pemeliharaan Larva sampai Benih Ikan
Kerapu Bebek. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
REFERENSI:
Randall, J.E. 1987.
A Preliminary Synopsis of the Groupers (Perciformes, Serranidae,
Epinephelinae) of the Indo Pasific Region. In Polovina J.J and S. Ralston
(Eds.): Tropical Snapper and Groupers, Biology and Fisheries Management. Westview Press. Inc. London.
Subyakto, S. dan S. Cahyaningsih. 2003.
Pembenihan Kerapu Skala Rumah Tangga.
PT Agromedia Pustaka, Depok.
Sunyoto, P. dan Mustahal. 2002. Pembenihan Ikan Laut
Ekonomis: Kerapu, Kakap, Beronang. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar