Makan Ikan Kurangi Depresi Pasca Melahirkan
by Rizki Fadli Selasa, 10 Maret 2015 -
09:42:17 WIB dibaca: 358 pembaca
Kelahiran si buah hati, tentu merupakan momen
yang ditunggu-tunggu oleh pasangan suami istri. Namun demikian, sebagian ibu
setelah melahirkan justru merasakan hal yang sebaliknya. Sebagian ibu justru
merasakan kesedihan, mengalami perubahan emosi yang cepat dan berganti-ganti
(mood swing). Suka menangis, hilang nafsu makan, gangguan tidur, mudah
tersinggung, cepat lelah, cemas dan merasa kesepian. Kondisi yang demikian di
dalam dunia kesehatan sering disebut baby blues. Baby blues dapat terjadi
segera setelah kelahiran, tetapi biasanya akan berlalu dalam beberapa hari
hingga 2 minggu.
Baby blues yang berlangsung lama perlu
diwaspadai sebagai gejala depresi pasca melahirkan (postpartum depression).
Gejala postpartum depression hampir sama dengan baby blues, namun demikian
postpartum depression dapat terjadi kapanpun di dalam jangka waktu satu tahun
setelah melahirkan. Postpartum depression dapat mengacaukan keberadaan wanita
dan dapat membuat dirinya tak dapat berfungsi secara normal dalam kehidupan
sehari-hari dalam jangka waktu yang lama. Penelitian menyebutkan bahwa sekitar
10 sampai 20 persen wanita mengalami depresi setelah melahirkan.
Meskipun sangat jarang terjadi, seorang Ibu
setelah melahirkan dapat juga mengalami postpartum psikosis. Salah satu
penelitian mengungkapkan bahwa postpartum psikosis terjadi pada 1 atau 2 wanita
dalam setiap 1000 orang wanita yang melahirkan. Postpartum psikosis biasanya
dimulai pada minggu pertama sampai dengan 6 minggu setelah melahirkan.
Perempuan yang menderita bipolar disorder atau masalah psikiatrik lainnya yang
disebut schizoaffektif disorder mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk
terkena postpartum psikosis. Gejalanya dari postpartum psikosis antara lain:
halusinasi, gangguan saat tidur, dan obsesi mengenai bayi. Penderita dapat
terkena perubahan mood secara drastis, dari depresi ke kegusaran dalam waktu
singkat.
Depresi pasca melahirkan mengakibatkan
penderitaan batin ibu, merenggangkan hubungan dengan pasangan, menyebabkan
menurunnya fungsi sosial dan kualitas hidup si ibu dan bahkan penelitian
terbaru menunjukkan bahwa ibu yang depresi bisa menyebabkan gangguan emosional
dan kognitif pada bayi yang baru lahir.
Penyebab Depresi Pasca Melahirkan
Hasil penelitian mengungkapkan beberapa
faktor yang menyebabkan depresi pasca melahirkan antara lain depresi selama
kehamilan, rasa rendah diri, stress dalam mengurus anak-anak, kecemasan sebelum
melahirkan, hidup yang penuh tekanan, dukungan sosial rendah, kehidupan
perkawinan kurang baik, riwayat depresi sebelumnya, bayi rewel atau bermasalah,
tingkat ekonomi yang rendah dan kehamilan yang tidak direncanakan.
Disamping itu, perubahan hormon diduga
menyebabkan perubahan kimiawi di dalam otak yang mengarah menuju depresi.
Setelah melahirkan terjadi perubahan hormonal di dalam tubuh wanita. Selama
kehamilan, terjadi lonjakan jumlah estrogen dan progesteron. Dalam jangka
waktu 24 jam setelah melahirkan, jumlah estrogen dan progesteron kembali normal
seperti sebelum saat kehamilan. Perubahan hormonal ini yang dapat memicu
terjadinya depresi.
Biasanya, tingkat dari hormon tiroid juga
turun setelah melahirkan. Tiroid adalah kelenjar kecil di leher yang membantu
mengatur metabolisme tubuh ( bagaimana tubuh menggunakan dan menyimpan energi
dari makanan). Tingkat tiroid yang rendah dapat menyebabkan gejala depresi,
termasuk mood deperesi, kehilangan semangat hidup, gusar, lemas, sukar
berkonsentrasi, sulit tidur, dan bertambahnya berat tubuh.
Pengaruh Makanan
Menurut pakar nutrisi, makanan yang kita
makan dapat membuat kita merasa lebih baik, atau merasa lebih buruk, baik dalam
waktu singkat maupun jangka panjang. Beberapa nutrisi yang berfungsi mencegah
depresi antara lain :
1. Vitamin B 12 dan Asam Folat
Menurut Edward Reynolds, MD, dari the
Institute of Epileptology, Kingstone College, London, vitamin B12 dan asam
folat berfungsi mencegah kelainan sistem saraf pusat, gangguan mood, serta
demensia. Ikan merupakan salah satu sumber vitamin B12.
2. Selenium
Selenium merupakan mineral yang berfungsi
sebagai antioksidan dalam tubuh. Apa hubungan antioksidan dengan perasaan
gembira atau sedih? Hasil studi menunjukkan, mereka yang mengkonsumsi selenium
mempunyai kadar selenium yang lebih tinggi dalam sirkulasi darah dan mengalami
penurunan gejala-gejala depresi yang signifikan. Seafood seperti tiram, kerang,
sardines, dan ikan merupakan sumber selenium
3. Asam lemak Omega-3
Menurut Jay Whelan, PhD, ketua Department of
Nutrition di the University of Tennessee, asam lemak omega-3 dari ikan
berdampak positif pada perubahan mood yang teridentifikasi secara klinis,
seperti depresi pasca melahirkan.
Mengapa asam lemak omega-3 mengurangi risiko
depresi? Karena asam lemak essensial omega-3 merupakan kunci pembangun blok
otak dan diet rendah asam lemak omega-3 terkait
dengan rendahnya tingkat zat kimia otak yang
disebut serotonin. Kadar serotonin yang rendah pada gilirannya terkait dengan
tingkat depresi. Wanita hamil dapat sangat rentan terhadap rendahnya tingkat
asam lemak omega-3 karena perkembangan fetus mengambil pasokan dari tubuh ibu.
Jika Ibu tidak cukup makan, asam lemak omega-3 menjadi berkurang.
Penelitian yang dilakukan di Inggris telah
menganalisis 11.721 wanita. Pada penelitian ini, wanita yang mengkonsumsi ikan
dua atau tiga kali seminggu digolongkan dalam tipe / group asupan tinggi.
Penelitian yang tidak menerima dana dari industri perikanan atau suplemen
makanan ini telah dirilis pada pertemuan tahunan the American Psychiatric
Association.
Penelitian ini menunjukkan bahwa wanita yang
mengkonsumsi lemak omega-3 dari seafood lebih banyak selama trisemester ketiga,
sedikit yang mengalami depresi pada periode tersebut sampai lebih dari 8 bulan
setelah melahirkan. Pada kenyataannya, tingkat depresi pada wanita dengan
asupan omega-3 yang tinggi hanya sekitar separuhnya dari wanita dengan asupan
yang rendah, kata peneliti dan psikiatri Dr. Joseph R. Hibblen.
Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa
mengkonsumsi salmon, sardine atau ikan lainnya dapat membantu wanita hamil
terhindar dari depresi sebelum dan sesudah melahirkan.
Pemerintahan Federal mengingatkan wanita
hamil tentang kewaspadaan terhadap ikan yang barangkali terkontaminasi merkuri,
tetapi masih merekomendasi makan ikan sampai 3,36 ons per minggu dari berbagai
jenis. Data dari pemerintah Federal menunjukkan sangat sedikit kandungan
merkuri dalam salmon, catfish dan scallop. Menurut Hibeln, suplemen minyak ikan
juga disarankan karena terbebas dari merkuri.
Disamping itu, menurut Dr Katherine Wisner
dari University of Pittsburgh AS untuk menghindari bahaya merkuri, maka
ibu-ibu harus mengikuti rekomendasi dari instansi berwenang setempat tentang
ikan dapat dimakan.
Menurut Wisner, hasil penelitian baru
menunjukkan hubungan statistik yang kuat antara rendahnya tingkat asam lemak
omega-3 dan gejala depresi. Hasil penelitian menunjukkan kadar asam lemak
benar-benar bertanggung jawab dan mendorong memerangi tingkat depresi.
4. Vitamin D
Cahaya matahari membantu tubuh mensintesa dan
mengatur vitamin D. Penelitian baru-baru ini menunjukkan adanya hubungan antara
rendahnya kadar serum vitamin D dengan gangguan mood. Menurut peneliti dari
Medical University of South Carolina, orang-orang dapat mengatur mood mereka
dengan mendapatkan paling sedikit 1000-2000 IU vitamin D per hari. Beberapa
peneliti menganjurkan untuk mendapatkan asupan vitamin D dari berbagai sumber
seperti cahaya matahari pagi, suplemen vitamin D, serta mengonsumsi makanan
yang mengandung vitamin D. Vitamin D ini bisa diperoleh dari makanan seperti
ikan salmon, tuna, dan mackerel, hati sapi, keju, serta kuning telur.
Ikan mengandung berbagai nutrisi yang
berhubungan dengan depresi seperti vitamin B12, selenium Asam lemak omega-3,
dan vitamin D. Oleh karena itu, bagi Ibu hamil sangatlah bijaksana bila
mengkonsumsi ikan minimal 2 kali dalam seminggu, karena ikan dapat mengurangi
risiko depresi pasca melahirkan. Dengan makan ikan, Ibu terhindar dari baby
blues dan depresi pasca melahirkan sehingga kelahiran si buah hati akan
disambut dengan rasa bahagia dan si bayi pun akan tumbuh sehat dan cerdas.
Anak Cerdas Berkat Makan Ikan
by Rizki Fadli Jumat, 06 Maret 2015 -
12:41:06 WIB dibaca: 312 pembaca
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Karena kesehatan janin tergantung dari
kondisi ibunya, maka wanita hamil sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi omega-3
yang cukup. Sumber utama omega-3 terbesar adalah ikan.Anak-anak merupakan
generasi penerus bangsa, sehingga pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasannya
perlu mendapatkan perhatian. Perkembangan kecerdasan anak sudah dimulai sejak
bayi dalam kandungan, sehingga makanan yang dikonsumsi seorang ibu pada masa
kehamilan akan sangat menentukan perkembangan anak selanjutnya. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dilahirkan oleh Ibu yang
mengkonsumsi asam amino omega-3 mempunyai kecerdasan dan ketrampilan sosial
yang lebih baik dibandingkan dengan yang dilahirkan oleh Ibu yang tidak
mengkonsumsi asam amini omega-3.
Tim National Institutes of Health melakukan
penelitian terhadap 9000 Ibu dan anak-anak yang dilahirkan. Penelitian di AS
dilakukan dalam jangka waktu yang lama, dan dari analisa data yang dilakukan
diperoleh hasil bahwa Ibu yang mengkonsumsi asam amino omega-3 lebih sedikit melahirkan
anak dengan IQ yang lebih rendah, mempunyai kemampuan motorik yang lambat dan
koordinasi tangan dan mata yang lambat.
Dari 9000 Ibu yang pada masa kehamilan
mendapatkan asupan omega-3 yang rendah mempunyai anak dengan IQ verbal 6 kali
lebih rendah dibandingkan rata-rata. Sebaliknya Ibu yang pada masa kehamilan
mengkonsumsi mackerel, sarden dan sumber omega-3 lainnya dalam jumlah yang
besar melahirkan anak dengan kemampuan motorik yang baik pada usia usia 3
tahun. Disamping itu, Ibu hamil dengan asupan asam omega-3 yang rendah juga
melahirkan anak yang mempunyai masalah dalam interaksi sosial seperti
ketidakmampuan dalam berteman.
Ketua peneliti Dr. Joseph Hibbin mengatakan
bahwa 14 % dari anak berumur 17 tahun yang dilahirkan oleh Ibu yang mengkonsumsi
omega-3 dalam jumlah kecil selama masa kehamilan menunjukkan tingkah laku yang
lebih jelek dibandingkan dengan anak yang dilahirkan oleh kelompok dengan
asupan yang tinggi.
Profesor Jean Golding dari Universitas
Bristol melakukan penelitian The Avon Longitudinal Study of Parent and
Children pada 25 tahun yang lalu untuk melihat kecenderungan penyakit. Omega-3
yang berpengaruh terhadap kecerdasan anak tidak dapat disediakan oleh bayi dan
diperoleh dari asupan omega-3 ibunya. Penelitian yang baru di AS menunjukkan
bahwa Ibu yang mengkonsumsi minyak ikan secara rutin pada masa kehamilan
mempunyai anak dengan kemampuan bahasa dan komunikasi yang lebih baik.
Ahli Nutrisi Patrick Holford yang juga
Direktur dari Brain Bio Center mengatakan bahwa omega-3 adalah kunci
intelegensia anak-anak sebab otak terdiri dari 60% lemak dan 30% adalah asam
lemak esensial. Penelitian yang lain juga menunjukkan secara jelas adanya
hubungan intelegensia dengan konsumsi asam lemak esensial omega-3.
Karena Omega-3 dari bayi diperoleh dari asupan omega-3
dari ibunya maka wanita hamil sangat penting untuk mengkonsumsi omega-3 yang
cukup. Sumber utama omega-3 terbesar adalah ikan. Hanya saja yang perlu
diwaspadai adalah kualitas perairan tempat ikan ditangkap. Karena alasan tersebut
Mr. Holford merekomendasikan wanita hamil untuk mengkonsumsi 2 porsi dari ikan
salmon, trout atau sardine yang berasal dari tangkapan atau ikan organic setiap
minggu.
Biji-bijian seperti biji rami dan labu adalah
sumber omega-3 untuk vegetarian tetapi perlu dikonsumsi dalam jumlah yang besar
untuk manfaat yang sama. Wanita hamil dapat juga mengkonsumsi supplemen
omega-3 dengan kualitas baik.
Sumber : BBC New
Tidak ada komentar:
Posting Komentar