Makan
Ikan Kurangi Risiko Diabetes Pada Anak-Anak
by Rizki Fadli Rabu, 25 Februari 2015 -
10:56:33 WIB dibaca: 300 pembaca
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Belum lama ini, Journal of the American
Medical Assosiciation (JAMA) telah mempu-blikasikan studi internasional baru
tentang peran makan ikan yang dapat mengurangi risiko penyakit diabetes pada
anak-anak.
Dalam studi tersebut disimpulkan bahwa sebuah
pola makan (diet) yang kaya dengan minyak omega3, yang ditemukan melimpah pada
ikan dan berbagai seafood lainnya dapat memotong peluang risiko sebesar 55 %
terhadap diabetes tipe 1 pada anak-anak. Hal ini merupakan temuan yang sangat
penting bagi anak-anak di Autralia, karena rerata kasus penyakit ini relatif
lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain.
Studi dilakukan selama 6 tahun, melibatkan
1700 anak-anak dan diklaim sebagai penelitian yang pertama mengaitkan dengan
diet anak-anak (diatas balita). Studi diketuai oleh Dr. Jill Norris,
epidemilogist dari Universitas Colorado, Amerika Serikat. Temuan tersebut
sangat signifikan dan menggembirakan karena nampaknya dimungkinkan untuk
mengatasi suatu penyakit melalui intervensi nutrisi.
Penyakit dibetes tipe 1, umumnya diwariskan,
sehingga penelitian difokuskan kepada anak-anak yang berisiko tinggi, yaitu
yang mempunyai jenis genetis (genotype) berisiko tinggi atau yang mempunyai
orang tua atau saudara kandung penderita diabetes. Para peneliti menemukan bahwa,
anak-anak yang banyak makan ikan, kacang-kacangan dan pangan sumber asam lemak
omega-3 lainnya berkurang 55 % kemungkinannya menjadi penderita diabetes.
Pemerintah Federal Australia melalui
Institute of Health & Welfare (AIHW) baru-baru ini mengumumkan data, kasus
baru diabetes tipe 1 pada anak-anak yang cukup meningkat dan menuntut perhatian
lebih. Diantara 6100 anak-anak dibawah usia 15 tahun yang telah menderita
diabetes tipe 1 lebih dari 7 tahun, jumlah kasusnya telah meningkat, naik dari
19 menjadi 23 per 100.000 anak pada periode tahun 2000 - 2005.
Adanya temuan baru untuk pengobatan maupun
pencegahan penyakit melalui intervensi nutrisi ini sangat penting, tidak hanya
bagi anak yang bersangkutan tetapi juga bagi kedua orang tuanya. Meskipun penelitian
tersebut baru mampu menunjukkan penurunan risiko, tetapi hal tersebut telah
merupakan langkah awal yang menjanjikan. Diduga zat penting dari omega 3 yang
paling berpengaruh adalah kandungan anti-inflamatory yang cukup tinggi.
Diantara pertanyaan yang ditujukan kepada
orang tua anak dalam daftar kuisioner adalah ukuran porsi makan ikan dari anak
yang menjadi obyek penelitian yaitu sekitar 85 gram hingga 115 gram, dengan
kisaran dari tidak pernah hingga 6 kali atau lebih dalam sehari. Secara
spesifik, mereka ditanya tentang frekuensi makan tuna, mackarel, salmon,
sardin, tailor dan
swordfish, serta ikan lainnya, udang, lobster
dan scallop. Hal yang menarik dalam penelitian tersebut adalah, adanya 45 anak
dalam kelompok tersebut yang paling berpeluang untuk menderita diabetes tipe 1
adalah anak-anak yang paling sedikit mengkonsumsi Omega 3 dari ikan dan sumber
lainnya.
Tentu saja, kepada orang tua yang mempunyai
anak bermasalah dengan diabetes tipe 1 sebaiknya berkonsultasi dengan dokter
untuk mendapatkan advis medis langsung yang lebih pribadi sifatnya. Bagimanapun
hasil studi di Amerika Serikat tersebut telah membawa pencerahan dan bahwa
makan ikan sangat bermanfaat bagi semua kelompok umur.
Sumber: Fishupdate
“Para peneliti menemukan bahwa , anak-anak
yang banyak makan ikan, kacang-kacangan dan pangan sumber asam lemak omega3
lainnya berkurang 55 % kemung-kinannya menjadi penderita diabetes”
Ikan Kurangi Risiko Asma Pada Anak-anak
by Samsi Haryono Jumat, 20 Februari 2015 -
06:54:30 WIB dibaca: 248 pembaca
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI,
Asma dalah penyakit umum yang dapat berakibat
fatal. Asma masih menjadi penyakit misterius tetapi gejalanya menyebabkan
radang pada tubuh dan menjadi pencetus turunnya kekebalan tubuh. Para peneliti
medis mengungkapkan, sekitar 1 dari sepuluh anak dan 1 dari 20 orang dewasa
adalah penderita asma. Peneliti medis menyelidiki efek berbagai
anti-inflammatory yang dikandung oleh makanan dan obat/racun terhadap penyakit
asma.
Penelitian yang dilakukan oleh salah satu
peneliti Amerika Serikat menunjukkan hasil yang mendukung penelitian sebelumnya
yaitu ikan bermanfaat untuk menurunkan risiko penyakit asma pada anak-anak.
Penelitian ini dititik beratkan pada pengaruh tingkat kandungan bahan kimia
pro-inflammatory terhadap serangan asma. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap
yaitu tahap observasi dan tahap uji percobaan klinis. Tahap observasi
dilakukan untuk mengetahui hubungan statistik antara tingkat asma atau tingkat
bahan-bahan kimia pro-inflammatory yang berhubungan dengan asma. Sedangkan
tahap uji percobaan klinis dilakukan untuk mengetahui tingkat penurunan risiko
serangan asma dan tingkat bahan kimia pro-inflammatory pada darah.
Hasil dua studi yang dipublikasikan oleh
salah satu peneliti Amerika Serikat tersebut dan hasil investigasi lainnya di
Belanda mengindikasikan bahwa ibu hamil penderita asma yang mengkonsumsi ikan
dengan kandungan omega-3 tinggi dapat mengurangi risiko asma pada anak yang
dilahirkan.
Salah satu efek omega-3 pada ikan adalah
mengurangi peradangan yang berlebihan pada tubuh dengan cara menurunkan
produksi bahan-bahan kimia tubuh yang dapat mempengaruhi radang termasuk
eicosanoid, radikal bebas, cytokines dan lainnya. Hubungan jumlahomega-3 pada
ikan dengan pencegahan dan penurunan gejala asma menjadi dasar rancangan
penelitian untuk menguji hipotesis ini.
Asumsi yang sama juga digunakan oleh
peneliti Australia untuk mengetahui pengaruh omega-3 pada wanita hamil terhadap
risiko alergi pada anak yang dilahirkan. Pada penelitian tersebut responden
diberi perlakuan dengan mengkonsumsi suplemen omega-3 sejak 5 bulan setelah
terjadinya pembuahan sampai dengan melahirkan. Hasilnya menunjukkan bahwa anak
pada umur satu tahun yang dilahirkan dari ibu tersebut memproduksi bahan kimia
pro- inflammatory (cytokines) yang lebih rendah dan menunjukkan gejala alergi
makan telur 3 kali lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak
mengkonsumsi omega-3. Cytokines adalah bahan kimia pro-inflammatory yang
merupakan penyebab utama alergi.
Beberapa penelitian yang dilakukan pada
anak juga menunjukkan bahwa anak-anak muda yang banyak mengkonsumsi ikan,
biji-bijian dan susu dapat menurunkan risiko asma. Bagi ibu dan anak-anak
penderita asma, segera perbanyak konsumsi ikan yang mengandung omega-3 tinggi
karena omega 3 pada ikan ternyata berfungsi menurunkan produksi bahan kimia
pro-inflammatory atau berfungsi sebagai anti peradangan. Manfaat optimal ikan
diperoleh dari ikan yang berkualitas baik. Untuk itu, penanganan ikan dengan
benar semenjak ditangkap/dipanen hingga disantap perlu mendapat perhatian
Ikan Turunkan Risiko Kelahiran Prematur dan
Berat Lahir Bayi
by Samsi Haryono Rabu, 18 Februari 2015 -
07:30:14 WIB dibaca: 251 pembaca
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI,
Risiko kelahiran bayi prematur dan berat
lahir bayi yang terlalu rendah dapat diturunkan dengan mengkonsumsi ikan pada
masa kehamilan. Di negara-negara berkembang di seluruh dunia pada setiap
tahunnya terdapat lebih dari 13 juta bayi dilahirkan secara prematur. Observasi
yang dilakukan di Pulau Faroe dan Orkney dimana masyarakatnya banyak
mengkonsumsi ikan, diperoleh hasil bahwa masyarakat di pulau tersebut mengalami
masa kehamilan sesuai waktu dengan berat lahir bayi yang normal.
British Medical Journal telah mempublikasikan
hasil penelitian bahwa rata-rata berat lahir dan masa kehamilan sesuai waktunya
berhubungan langsung dengan jumlah ikan yang dimakan oleh wanita hamil.
Percobaan secara acak telah menunjukkan hubungan antara konsumsi ikan yang
mengandung asam lemak omega-3 dengan lamanya masa kehamilan serta risiko
kelahiran prematur.
Peneliti di Aarthus Denmark mengkompilasi
daftar pertanyaan yang diisi oleh hampir 9000 wanita untuk menilai tingkat
konsumsi ikan, hasilnya menunjukkan bahwa wanita yang mengkonsumsi ikan sedikitnya
sekali seminggu hanya 1,9 % yang mengalami kelahiran prematur. Sedangkan pada
wanita yang tidak pernah mengkonsumsi ikan kelahiran prematur meningkat menjadi
7,1 %.
Peneliti dari Universitas Bristol di Inggris
yang merupakan bagian dari penelitian yang lebih luas dari Avon Longitudinal of
Parent and Children (ALSPAC) telah mengamati secara detil sekitar 14.000
ibu-ibu selama kehamilannya serta anak-anak yang dilahirkan. Mereka dibagi ke
dalam lima kelompok berdasarkan pada berapa banyak mereka mengkonsumsi ikan.
Wanita-wanita tersebut telah melaporkan apakah mereka makan ikan putih,
kekerangan atau minyak ikan yang kaya asam lemak omega-3. Hasilnya menunjukkan
kelompok dengan konsumsi ikan yang tinggi, rata-rata mempunyai bayi dengan
berat antara 70 dan 80 g lebih dibanding mereka yang tidak makan ikan sama
sekali. Sedangkan faktor lainnya seperti kelas sosial dan apakah ibu tersebut
merokok tidak menunjukkan perbedaan berat lahir diantara kelompok tersebut.
Penelitian oleh Public Health Institut of
Iceland yang dimuat dalam British Journal of Obstetrics and Gynecology volume
112 bulan April halaman 424-9 mengemukakan bahwa mengkonsumsi minyak ikan pada
awal kehamilan bisa mengakibatkan bayi lahir lebih besar. Penelitian dilakukan
terhadap 435 wanita hamil yang sehat yang diminta untuk mengisi daftar
pertanyaan pada umur kehamilan antara 11 dan 15 minggu dan antara 34 dan 37
minggu. Wanita yang mengkonsumsi minyak ikan dalam bentuk cairan di awal
kehamilan, 14 % diantaranya melahirkan bayi lebih berat dan mengalami masa
kehamilan sesuai waktunya. Disamping itu, wanita-wanita sehat yang mengkonsumsi
minyak ikan cair, lebih dari 11 kalinya melahirkan bayi dengan berat 4,500 g
atau lebih dengan umur kehamilan yang sesuai waktunya.
Selain konsumsi ikan, memang masih banyak
faktor lain yang juga berperan pada kelahiran prematur. Infeksi di kandungan
misalnya dapat menyebabkan kontraksi lebih awal, pembukaan servik dan juga
pecahnya cairan ketuban lebih awal. Dr Imogen Roger juga melaporkan bayi dengan
berat lahir sangat kecil berhubungan dengan meningkatnya risiko tekanan darah
tinggi dan permasalahan lainnya pada wanita paruh baya. Konsumsi ikan yang
tinggi nampaknya memang tidak mampu menetralkan efek infeksi, tetapi
bagaimanapun dari segi nutrisi konsumsi ikan dapat mengurangi risiko kelahiran
prematur dan berat lahir yang sangat kecil.
Hasil penelitian-penelitian tersebut semakin
menguatkan pentingnya mengkonsumsi ikan bagi wanita hamil serta menguatkan
rekomendasi bahwa wanita hamil harus mengkonsumsi ikan sekurang-kurangnya dua
kali seminggu. Mengkonsumsi ikan yang mengandung minyak adalah suatu kebiasaan
yang baik dan perlu didorong untuk menghindari bayi lahir prematur dengan berat
lahir sangat kecil. Berat lahir lebih tinggi akan menurunkan risiko penyakit di
kemudian hari dalam kehidupannya.
Jadi bagi wanita yang sedang hamil, jangan
tunda lagi segera konsumsi ikan terutama yang mengandung omega-3 seperti
tenggiri, patin, lemuru dan sardin. Dengan mengkonsumsi ikan berarti anda telah
membantu melindungi anak-anak anda melawan sejumlah penyakit pada saat
anak-anak anda menjadi dewasa kelak. Peneliti juga menyarankan bagi wanita yang
tidak mengkonsumsi ikan perlu mempertimbangkan suplemen minyak ikan. Hanya saja,
perlu diketahui juga bahwa tidak semua ikan direkomendasikan untuk wanita
hamil. The UK Standards Agency menyarankan agar wanita hamil menghindari
mengkonsumsi ikan yang diduga mengandung merkuri yang relatif lebih tinggi.ï‚¡
yang mengkonsumsi minyak ikan dalam bentuk
cairan di awal kehamilan, 14 % diantaranya melahirkan bayi lebih berat dan
mengalami masa kehamilan sesuai waktunya. Disamping itu, wanita-wanita sehat
yang mengkonsumsi minyak ikan cair, lebih dari 11 kalinya melahirkan bayi
dengan berat 4,500 g atau lebih dengan umur kehamilan yang sesuai waktunya.
Selain konsumsi ikan, memang masih banyak
faktor lain yang juga berperan pada kelahiran prematur. Infeksi di kandungan
misalnya dapat menyebabkan kontraksi lebih awal, pembukaan servik dan juga
pecahnya cairan ketuban lebih awal. Dr Imogen Roger juga melaporkan bayi dengan
berat lahir sangat kecil berhubungan dengan meningkatnya risiko tekanan darah
tinggi dan permasalahan lainnya pada wanita paruh baya. Konsumsi ikan yang
tinggi nampaknya memang tidak mampu menetralkan efek infeksi, tetapi
bagaimanapun dari segi nutrisi konsumsi ikan dapat mengurangi risiko kelahiran
prematur dan berat lahir yang sangat kecil.
Hasil penelitian-penelitian tersebut semakin
menguatkan pentingnya mengkonsumsi ikan bagi wanita hamil serta menguatkan
rekomendasi bahwa wanita hamil harus mengkonsumsi ikan sekurang-kurangnya dua
kali seminggu. Mengkonsumsi ikan yang mengandung minyak adalah suatu kebiasaan
yang baik dan perlu didorong untuk menghindari bayi lahir prematur dengan berat
lahir sangat kecil. Berat lahir lebih tinggi akan menurunkan risiko penyakit di
kemudian hari dalam kehidupannya.
Jadi bagi wanita yang sedang hamil, jangan
tunda lagi segera konsumsi ikan terutama yang mengandung omega-3 seperti tenggiri,
patin, lemuru dan sardin. Dengan mengkonsumsi ikan berarti anda telah membantu
melindungi anak-anak anda melawan sejumlah penyakit pada saat anak-anak anda
menjadi dewasa kelak. Peneliti juga menyarankan bagi wanita yang tidak
mengkonsumsi ikan perlu mempertimbangkan suplemen minyak ikan. Hanya saja,
perlu diketahui juga bahwa tidak semua ikan direkomendasikan untuk wanita
hamil. The UK Standards Agency menyarankan agar wanita hamil menghindari
mengkonsumsi ikan yang diduga mengandung merkuri yang relatif lebih tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar