TEKNIK PEMELIHARAAN
KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus)
Ikan Kerapu Macan
(Epinephelus fuscoguttatus) merupakan ikan yang habitat hidupnya di karang dan
didasar perairan berbatu., berdiam diri di dalam lubang-lubang untuk menunggu
mangsa. Dapat hidup di air laut maupun air payau karena mempunyai toleransi
tinggi terhadap salinitas yaitu 15-35 ppt. Daerah penyebaran kerapu macan di
mulai dari Afrika Timur, Fasifik Barat Daya, Australia, Taiwan, Mikronesia, dan
Polinesia. Sedangkan di perairan Indonesia yang populasinya cukup banyak adalah
perairan Sumatera, Jawa, Sulawesi, Pulau Buru dan Ambon.
Kerapu Macan memiliki
sirip dorsal (punggung), sirip anal (perut), sirip vektoral (dada), srip garis
lateral (gurat sisi) dan sirip caudal (ekor). Bentuk badan kerapu macan
memanjang dan cenderung gepeng (compressed) atau agak membulat. Mulut berukuran
lebar dengan posisi serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas. Rahang atas
bawah dilengkapi dengan gigi geretan berderet dua baris lancip dan kuat. Badan
kerapu macan ditutupi oleh sisik kecil yang mengkilap dan bercak loreng mirip
bulu macan.
Kerapu Macan bersifat
Hemaprodit protogini, dimana perkembangan menuju dewasa (matang gonad) berjenis
kelamin betina dan berubah kelamin menjadi jantan saat tubuh pada ukuran
tertentu. Fase betina didapatkan pada ikan dengan ukuran panjang tubuh minimum
450-550 mm (umur lebih dari 5 tahun) dengan berat tubuh 3-10 kg. Fase jantan
kelamin pada ukuran panjang tubuh minimum 740 mm dengan berat tubuh 11 kg.
Namun kadang juga ditemukan induk betina ukuran 1-3 kg dengan fekunditas
300.000 – 700.000 butir.
Kerapu macan
mempunyai sifat hidup soliter, dimana hidupnya tidak bergerombol, baik saat
mencari makan maupun dalam keadaan bahaya. Namun pada saat akan memijah kerapu
macan akan bergerombol, ini terjadi beberapa hari sebelum bulan purnama penuh
pada malam hari. di Indonesia, musim pemijahan ikan kerapu macan terjadi bulan
Juli – September dan November – Februari, terutama di Perairan Kepulauan Riau,
Karimun Jawa, dan Irian Jaya. dalam satu tahun musim pemijahan terjadi sebanyak
6-8 kali, sedangkan pemijahan pertama (prespawning) terjadi 1-2 kali pemijahan
dalam setahun.
Teknik Pemeliharaan
A. Pemijahan
Pemijahan untuk ikan
kerapu macan biasanya menjelang bulan gelap dengan dilakukan secara manipulasi
lingkungan dengan menaikan dan menurunkan permukaan/tinggi air setiap hari.
Permukaan air diturunkan sampai mencapai ketinggian 50 cm diatas sirip punggung
pada pagi hari kondisi ini dipertahankan sekitar 5-6 jam sehingga diharapkan
terjadi peningkatan suhu air 3-50, kemudian sore hari dilakukan penambahan air
laut segar sampai mencapai ketinggian optimal (3,0-3,5 m). Perlakuan ini
dilakukan secara terus menerus sampai terlihat tanda-tanda birahi dari induk
kerapu untuk melakukan kerapu untuk melakukan pemijahan pada malam hari.
Setelah aktivitas
pemijahan terjadi, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah kegiatan
pemanenan telur-telur yang dihasilkan induk ikan kerapu macan dengan
mengalirkan air yang berisi telur dan ditampung di dalam kantong jaring (screen
net ) dengan ukuran mata jaring 200 µm. Pemanenan telur dilakukan di bak fiber,
selanjutnya telur dipindahkan ke dalam tempat penampungan sementara yang sudah
diketahui volumenya guna perhitungan jumlah dan tingkat pembuahan.
Setelah telur-telur
terkumpul, kemudian ditempatkan didalam wadah yang terbuat dari fiberglass yang
mana volumenya berkisar 400 liter air, dilengkapi dengan 3 buah aerasi. Kadar
garam air untuk inkubasi dan pembesaran larva berkisar antara 31 ppt, dan suhu
berkisar antara 280 C, dalam kondisi ini telur akan menetas 16-19 jam setelah
pembuahan. Larva yang baru menetas terlihat transparant, melayang layang dan
gerakannya tidak aktif serta tampak kuning telur dan globulenya. Larva yang
berumur D1-D2 berwarna putih transparant, bersifat planktonis, bergerak
mengikuti arus, sistem penglihatan belum berfungsi, serta masih mempunyai
kuning telur (egg yolk) sebagai cadangan makanan sehingga larva belum
membutuhkan pakan tambahan.
Berdasarkan
pengamatan mikroskopis, telur kerapu macan berbentuk bulat tanpa kerucut,
cenderung bergerombol pada kondisi tanpa aerasi, kuning telurnya tersebar
merata. Telur ikan transparan dengan diameter sekitar 850 mikron dan tidak
mempunyai rongga didalam telur. Perkembangan embrional didalam telur
membutuhkan waktu setidaknya 19 jam sejak pembuahan hingga penetasan.
Pembelahan sel pertama terjadi 40 menit setelah pembuahan, berikutnya
setelah15-30 menit sampai mencapai tahap multisel selama 2 jam 25 menit. Tahap
berikutnya adalah blastula, gastrula, neurula, dan embrio. Gerakan embrio
terjadi 16 jam setelah pembuahan, selanjutnya akan menetas menjadi larva
setelah 3 jam kemudian. Panjang total larva yang baru menetas 2,086 mm.
Pembentukan sirip punggung mulai terjadi pada hari pertama. Pada hari kedua
sirip dada mulai terbentuk dan jaringan usus berkembang sampai ke anus. Pada
hari ketiga mulai terjadi figmentasi saluran pencernaan bagian atas dan mulut
mulai membuka. Selanjutnya pada hari keempat kuning telur terabsorpsi. Periode
perkembangan larva kerapu bebek dan macan sampai pada tahap metamorfosis penuh
membutuhkan waktu 35-40 hari.
B. Pemeliharaan Larva
Bak pemeliharaan
larva yang digunakan adalah bak berbentuk bulat (fiberglass) dan bak berbentuk
segi empat (beton) dengan kedalaman air 1-1,5 m2. Pada umumnya bak yang
digunakan adalah 10-20 ton. Penggunaan bak yang besar untuk mengurangi
fluktuasi suhu, khususnya pada waktu di keringkan dan dibilas atau direndam
dengan kaporit. Air laut yang disaring sebelum masih ada bau kaporit
dinetralisir dengan thiosulfat 20 ppm. Salinitas media pemeliharaan adalah
30-33 ppt. Pada saat pemeliharaan larva terjadi perkembangan pada larva kerapu
macan setiap harinya. Untuk itu perlu dipenanganan khusus dalam pemeliharaan
larva kerapu macan.
Pada larva umur D1 -
D30 media pemeliharaan diberi fhytoplankton dari jenis Nannoclorpsis sp.
Pemberian fhytoplankton pada bak larva di maksudkan sebagai
keseimbangan/stabilisator kualitas air dan pakan Rotifer yang ada dalam bak
pemeliharaan.
C. Pemeliharaan Benih
Dalam Pemeliharaan
benih sebelum dimasukkan ke dalam bak pendederan harus digrading terlebih
dahulu untuk mengurangi tingkat kanibalisme. Cara penebaran dilakukan secara
perlahan-lahan dengan menenggelamkan baskom/ember yang berisi benih kedalam bak
pendederan dan dibiarkan keluar dengan sendirinya.
Tingkat kepadatan
benih kerapu macan sangat menentukan dalam fase pertumbuhannya. Ruang gerak,
oksigen dan persaingan pakan menjadi semakin tinggi dalam benih dengan
kepadatan yang tinggi. Pengaturan padat tebar benih kerapu macan disesuaikan
dengan ukuran benih yang dipelihara. Benih yang ditebar berukuran 2 inchi/ 5 cm
dengan jumlah 6000 ekor. Berikut ini disajikan padat tebar sesuai hasil magang
yang dilaksanakan di pendederan dengan wadah bervolume 2-3 m3.
Pada
D. Pembesaran Kerapu
Macan di KJA.
Pembesaran ikan dalam
kegiatan bertujuan untuk menghasilkan ikan ukuran konsumsi. Dalam kegiatan
pembesaran, ikan didorong untuk tumbuh secara maksimum hingga mencapai ukuran
panen/ukuran pasar melalui penyediaan lingkungan media hidup ikan yang oftimal
dan pemberian pakan yang tepat jumlah, mutu, cara, dan waktu serta pengendalian
hama dan penyakit.
Keramba adalah
bingkai atau frame yang dilengkapi dengan pelampung untuk melekatkan atau mengikatkan
waring dan jaring. Balai budidaya Laut Batam mempunyai keramba yang terbuat
dari kayu dan polyetheline. Untuk pembesaran kerapu macan, ukuran bingkai yang
digunakan adalah ukuran 8 x 8 meter yang terbagi menjadi 4 kotak dengan ukuran
3 x 3 meter perkotaknya. Pelampung yang digunakan untuk 1 unit (8 x 8 meter)
adalah 16 buah, bahan untuk pelampung yaitu dari drum plastic.
Padat tebar benih
merupakan factor yag sangat menentukan keberhasilan usaha penggelondongan dan
pembesaran. Padat tebar berkait erat dengan pertumbuhan dan kelulushidupan.
Apabila kepadatan terlalu tinggi pertumbuhan akan lambat akibat adanya
persaingan ruang, oksigen dan pakan. Seiring dengan bertambahnya ukuran dan
berat ikan, maka penebaran harus dikurangi secara bertahap. Irjal Effendi
(2004) menyatakan untuk padat tebar ukuran 15-20 cm yaitu 50-100 ekor /meter.
Sedangkan padat tebar yang dilakukan yaitu 65 ekor/meter. Dengan padat tebar
demikian, ikan dapat terkontrol, ukuran seragam dan juga ruang gerak, oksigen,
dan pakan akan terpenuhi.
Pakan merupakan
faktor yang penting dalm usaha pembesaran ikan. Dalam usaha pembesaran ikan
diharuskan tumbuh hingga bisa mecapai ukuran pasar. Untuk itu, ikan harus makan
dan tidak sekedar untuk mempertahankan kondisi tubuh, tetapi juga untuk
menumbuhkan jaringan otot atau daging (pertumbuhan somatis). Jumlah dan jenis
pakan yang dikonsumsi oleh ikan akan menentukan asupan energi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan daging.
D. Pemilahan Ukuran
(Grading)
Ikan Kerapu Macan
merupakan ikan yang buas yang saling memakan sesamanya. Akan tetapi perbedaan
ukuran akan mempengaruhi pertumbuhan ikan tersebut. Karena apabila digabungkan
menjadi satu bak tanpa dilakukan pemilahan ukuran akan terjadi kompetisi
makanan, sehingga ikan yang kecil akan tetap tertinggal pertumbuhannya dan akan
terjadi kanibalisme.
E. Sampling
Untuk mengetahui
pertumbuhan ikan, menentukan dosis pakan serta angka kelulusan hidupan
dilakukan pengambilan contoh ikan. Pada saat sampling dilakukan penghitungan,
pengukuran panjang dan penimbangan berat ikan sehingga dapat diamati angka
kelulus hidupan, pertambahan panjang dan beratnya. Sampling dilakukan setiap 7
hari sekali. Selain itu juga dilakukan penghitungan total ikan dan kelulusan
hidupnya serta pemilahan ukuran
G. Panen dan Pengangkutan
Pada budidaya kerapu
macan ini, biasanya yang dipanen untuk dijual atau dikonsumsi adalah ikan
konsumsi hidup karena permintaan dan harga jual kerapu macan hidup sangat
tinggi. Oleh karena itu, kesegaran ikan harus dipertahankan. Untuk menjaga agar
ikan tetap sehat dan segar, pemanenannya di lakukan pada pagi dan sore hari
karena suhu relatif rendah. Dengan suhu rendah maka di harapkan dapat
mengurangi stress selama pemanenan. Panen selektif merupakan pemanenan terhadap
ikan yang telah mencapai ukuran tertentu menurut keinginan pasar. Panen
selektif biasanya dilakukan untuk memenuhi permintaan dalam skala kecil.
Sementara panen total merupakan pemanenan secara keseluruhan yang biasanya
dilakukan guna memenuhi permintaan dengan skala yang besar.
Pengangkutan ikan
hidup dapat dilakukan dengan cara terbuka dan pengangkutan tertutup. Teknik
pengangkutan yang sering digunakan di BBL Batam adalah pengangkutan terbuka.
Pengangkutan terbuka lebih banyak digunakan untuk transportasi ikan konsumsi.
Biasanya alat angkutnya berupa drum plastik atau bak fiberglass yang sudah
diisi dengan air laut sebanyak ½ sampai 2/3 dalam perjalanan yaitu suhu sekitar
19 – 200C.
H. Pengendalian
Penyakit Benih.
Penyakit yang
menyerang benih kerapu macan adalah penyakit gatal dari jenis parasit
Trichodina sp., ciri khas ikan yang terserang penyakit ini yaitu ikan tidak mau
makan/respon pakan berkurang, menggosokan-gosokan badan pada dinding bak, sirip
ikan rusak dan rontok. Selain disebabkan oleh parasit, juga disebabkan oleh bakteri
Aeromonas hydrophila yang sering disebut penyakit merah. Gejala penyakit ini
warna tubuh kusam/gelap, kulit kasat, dan eksis lendir, perdarahan pada pangkal
sirip ekor dan bagian tubuh yang lain, dan sisik lepas/luka dan akhirnya
menjadi borok.
Pengendalian
dilakukan dengan cara benih direndam pada larutan acrivlafin dengan dosis 10-15
ppm selama 10 menit ppm selama 1 jam dan juga dengan perendaman air tawar 5-10
menit dengan melihat kondisi ikan. Perendaman disesuaikan dengan kondisi ikan
yaitu ketika terlihat ciri-ciri penyakit yang telah disebutkan diatas.
Perendaman dilakukan secara rutin 1 minggu sekali dan dihentikan ketika benih
sudah terlihat sehat. Benih juga diberikan pakan yang telah dicampur
Oxytetracylin (OTC) dosis 50 mg/kg pakan setiap hari selama 7-10 hari atau
dilakukan perendaman dengan dosis 20-30 ppm selama 1 jam.
Pencegahan yang
dilakukan yaitu menjaga kualitas air agar tetap baik dengan melakukan
pergantian air setiap hari >200 % perhari, pemberian pakan dari ikan rucah
segar, dan pemberian vitamin C dosis 1-2 gr/kg untuk meningkatkan ketahanan
tubuh serta melakukan pemisahan ikan-ikan yang sakit dari yang sehat.
Diposkan oleh Dede
Rahmat di 09.57
Tidak ada komentar:
Posting Komentar