PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR
1.
Membedakan jantan dan betina
Sebelum
melakukan pembenihan pembudidaya lobster harus dapat mengetahui terlebih dulu
perbedaan antara lobster jantan dan betina. Cara membedakan kelamin yang paling
muda adalah menggunakan teknis visual dari atas.Lobster jantan dapat di lihat
jika pada capik sebelah luarnya terdapat bercak berwarna merah. Namun, tanda
merah itu baru muncul ketika lobster berumur 3-4 bulan atau setelah lobster
berukuran 3 inc (7 cm). Tanda merah ini juga merupakan tanda lobster jantan
telah siap kawin (matang gonad). Sedangkan pada lobster betina di bagian yang
sama tidak tampak tonjolan (penis). Ciri lobster betina adalah terdapat lubang
pada pangkal kaki ketiga dari bawah (ekor). Lubang tersebut adalah kelamin
lobster betina dan tempat mengeluarkan telurnya.
2.
Pemilihan induk
Pilih indukan yang berukuran
di atas 4 inci (10 cm) atau berumur di atas 5-6 bulan karena lobster seperti
ini akan memiliki jumlah anakan cukup banyak.
Tips memilih calon indukan
yang berkualitas;
a.
Pilih indukan yang pertumbuhannya paling cepat di antara lobster-lobster yang
lain
b.
Beli indukan di tempat penjual indukan yang telah bersertifikat
c.
Perhatikan kelaminnya, jangan pilih lobster yang ”banci”. Pasalnya ada indukan
yang mempunyai indukan betina, tetapi juga memiliki kelamin jantan (sering di
sebut dengan lobster banci). Lobster tersebut kemungkinan besar tidak bisa
bertelur
d.
Pilih lobster yang badannya gemuk. Hindari memilih indukan yang kepalanya besar
tetapi tubuh dan ekornya kecil. Ciri tersebut menandakan lobster kurang makan.
e.
Kawinkan lobster minimum ketika berumur 4 inci atau kira-kira berumur 5-6
bulan. Semakin kecil (muda) lobster di kawinkan, pertumbuhan anakannya akan
selalu lambat. Misalnya, jika mengawinkan lobster ukuran 3 inci (7,5 cm) dan 4
inci (10 cm) akan jauh lebih cepat daripada yang 3 inci. Namun, bukan berarti
ukuran tubuh anakan lobster 3 inci tidak bisa melebihi tubuh induknya. Lobster
tersebut tetap bisa tumbuh melebihi induknya tetapi prosesnya lebih lambat.
Lobster ukuran 3 inci memiliki jumlah telur maksimum 50 butir, sedangkan
lobster berukuran 4 inci bisa menghasilkan telur 200 butir.
f.
Calon indukan lobster berkualitas bisa didapat dengan cara memisahkan lobster
jantan dan betina ketika mereka berukuran 2 inci (5 cm). Paling bagus baru di
kawinkan setelah masing-masing mencapai ukuran minimum 4 inci (10 cm).
g.
Perlu juga diketahui asal usul lobster atau keluarganya pilih jenis lobster
yang murni dari spesies tertentu agar pertumbuhan anakan lobster lebih baik.
3.
Mengawinkan Lobster
Gabungkan indukan jantan dan
betina lobster menjadi satu dalam suatu media akuarium yang berukuran 1x 0,5
meter tinggi 25 cm bisa di masukan sekitar 5 lobster betina dan 3 lobster
jantan. Satu jantan prinsipnya mampu membuahi 30 betina tetapi dalam perkawinan
di akuarium digunakan 3 lobster jantan karena dalam perkawinan tersebut
lobster betina lebih dominan dalam memilih pasangan yang cocok sehingga jika
hanya ada 1 ekor lobster jantan di dalam akuarium, kemungkinan ke 5 lobster
betina untuk kawin dan bertelur semua menjadi lebih kecil.
Kebiasaan lobster dalam
melakukan perkawinan saling mencari kecocokan. Ketika mengawinkan lobster,
ukuran tubuh lobster jantan dan betina tidak harus sama karena di habitat
aslinya, lobster jantan memang memiliki tubuh lebih besar daripada lobster
betina.
Jika media perkawinan
menggunakan akuarium ukuran 1x 0,5 x 0,5 meter, letakan minimum 8 buah pipa
paralon berdiameter 2 inci dan panjang 15-20 cm, tergantung pada ukuran
indukan. Indukan berukuran 4 inci, panjang paralon yang di gunakan 15 cm dan
indukan dengan ukuran 5-6 inci panjang paralonnya 20 cm. Dua minggu setelah
lobster jantan dan betina di gabungkan biasanya sudah ada indukan bertelur.
Lobster dalam masa perkawinan
akan saling berhadap-hadapan membentuk formasi huruf Y. Lobster jantan akan
mengeluarkan sperma dan meletakannya di dekat pangkal ke dua kaki lobster
betina. Sperma tersebut berwarna putih, menggumpal, agak keras, dan larut ke
air. Setelah di buahi, lobster betina akan menyingkir dari lobster jantan
sampai perlahan-lahan mengeluarkan telurnya dari lubang pangkal kaki ketiga
melewati sperma lalu turun ke ekor atau abdomennya. Telur di kumpulkan didalam
abdomennya sambil ekornya menutup rapat selama seminggu
pertama.
4.
Pemindahan Induk Pengeraman dan Penetasan Telur
Setelah minggu ke-2 atu ke-3
telur baru dapat menempel dengan baik di kaki renangnya, dan si betina akan
berjalan keliling dengan ekor terbuka sehingga telurnya dapat terlihat. Dalam
keadaan seperti ini induk dapat dipindahkan dari akuarium perkawinan, ke kolam
penetasan yang berukuran 1x 2 meter, atau ke kolam penetasan masal menggunakan
kurungan keranjang. Resiko meletakan induk ke dalam akuarium adalah harus memindah-mindahkan
lagi, karena setelah satu bulan harus di pisah-pisahkan lagi ke dalam
akuarium
Ciri Ciri Proses Pematangan
Telur :
a.
Minggu kedua bentuk telur masih bulat
b.
Minggu ketiga mulai terlihat dua bintik hitam pada telur. Binitk hitam tersebut
merupakan embrio
c.
Minggu keempat, capit, sungut, dan kakinya mulai tumbuh. Pada fase ini, lobster
masih belum bisa mandiri. Jika fase ini telur rontok dari induknya kemungkinan
besar embrio tersebut akan mati. Ketika menempel di kaki renang induknya,
ibunya akan dengan telaten merawat embrio tersebut dengan cara
menggoyang-goyangkan kaki renangnya untuk memberikan oksigen pada
anak-anaknya, sering kali si induk akan merapikan telurnya menggunakan kaki jalannya.
d.
Minggu kelima hampir seluruh kuning telur sudah habis. Ketika, embrio mulai
lepas satu persatu dari induknya untuk mencari makanan sendiri. Meskipun sudah
lepas, embrio bisa saja menempel ke kaki renang induknya sehingga ketika anakan
sudah lepas sekitar 70%, sisanya sebanyak 30% yang masih menempel sebaiknya
dirontokan saja karena di khawatirkan naluri keibuannya sudah hilang akibat
terlalu lama menggendong telur.
Setelah bersih, si induk
betina dipindahkan ke akuarium lain untuk istirahat selama dua minggu sampai
berganti kulit. Tujuannya, jika berganti kulit, ukuran lobster menjadi semakin
besar, sehingga semakin banyak juga jumlah anakan yang dihasilkan pada
penetasan berikutnya karena semakin besar tubuh lobster betina, kapasitas penyimpanan
telurnya akan bertambah besar.
Semakin bertambah usia dan
ukuran lobster, jumlah telurnya terus bertambah, tetapi frekuensi bertelurnya
menjadi lebih jarang. Ketika sedang dalam masa istirahat panjang (1 bulan), ada
kemungkinan induk sudah matang gonad. Induk seperti ini dapat mengeluarkan
telur sendiri tanpa dibuahi. Namun, telur yang dihasilkan adalah telur kosong
sehingga ketika induk menggendong telur selama 1-2 minggu dan merasakan bahwa
telur yang digendongnya tidak ada pertumbuhan maka telur tersebut akan
dimakannya.
Apabila air ditempat
perkawinan dan air ditempat penetasan memiliki perbedaan suhu dan pH, letakan
terlebih dulu lobster yang sedang bertelur tersebut kedalam baskom yang diisi
dari akuarium perkawinan baru kemudian dipindahkan kekolam penetasan dengan
dipercik-percikan air kolam supaya suhu dan pH air di baskom stabil.
5.
Pemeliharaan Benih
Setelah menetas, anakan
lobster tidak cocok diberi makanan dari jenis sayuran dan umbi-umbian sebaiknya
merekan diberi cacing sutera atau cacing beku sehingga bisa memacu pertumbuhan
denga baik. Jumlah pakan yang diberikan sebaiknya 3% dari berat badannya. Pada
pagi hari pakan yang diberikan sebanyak 2% dan sore hari 75%.
6.
Kematian Benih Lobster
Kematian benih biasa dipicu
oleh kegagalan dalam pergantian kulit yang pertama kali. Meskipun demikian,
perlu diperhatikan adanya bahaya pencemaran racun yang bisa muncul, misalnya
racun bekas semprotan (fogging) Demam Berdarah Dengue (DBD). Maka dari
itu sebelum penyemprotan sebaiknya semua media ditutup dengan plastik, apabila
perlu matikan aeratornya.
7.
Panen Benih
Dalam pemanenan benih
berukuran 1-2 cm alat yang digunakan adalah ember plastik scoopnet berukuran
20 x 10 cm. Sementara itu saat yang baik untuk pemanenan adalah sebelum jam 9
pagi berada dilingkungan terbuka, kualitas dan parameter air yang digunakan
harus sama dengan air dalam akuarium agar benih tidak menjadi stres. Sebaiknya
air yang digunakan berupa air baru, bukan dari akuarium karena biasanya telah
kotor. Perlu diketahui, tingkat sensitifitas benih berukuran 20 hari terhadap
perubahan lingkungan drastis lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran lebih
besar.
8.
Simulasi Usaha Pembenihan
Simulasi usaha yang dilakukan
dilahan pekarangan rumah dengan menggunakan bak tembok adalah sebagai berikut :
a)
Luas keseluruhan 100 m2
- Lahan
perawatan induk seluas 30 m2.
- Lahan
pemijahan 20 m2.
- Lahan
pembenihan 40 m2
- Lahan untuk
tendon air dan lain-lain 10 m2.
b)
Wadah pembenihan berupa bak tembok dengan ukuran 1 m x 1 m x 1 m sebanyak 35
bak
c)
Sarana dan prasarana
1)
Prasarana
- Pengadaan
induk 30 pasang. Perbandingan induk jantan dan betina 1 : 3.
- Perbaikan/pembuatan
kolam.
- Pengadaan
peralatan :
o Thermometer.
o pH meter
o Water
heater.
o Pompa air
dan aerator
2)
Sarana
- Pakan
- Pakan induk
berupa pellet dengan kandungan protein 30% sebanyak 2-3% berat ikan. Frekuensi
pemberian pakan sebanyak 3 kali. Selama induk di kolam perawatan diberi pakan
pelet dengan penambahan pakan alami, seperti tauge dan cincangan wortel.
- Pakan larva
berupa plankton dari jenis daphnia, klorela, tubefix, rotifer sebanyak 1% dari
berat biomas.
- Pakan benih
berupa pakan alami, seperti cacing.
d)
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk operasional 1 orang
e)
Jumlah induk jantan 30 ekor dan induk betina 90 ekor.
f)
Frekuensi pemijahan 3 kali setahun.
g)
Jumlah benih yang dihasilkan dari 90 ekor induk betina yang bertelur 1.000
butir dengan SR 80% dan frekuensi pemijahan 3 kali adalah 90 x 1.000 x 3 x 80%
= 216.000 ekor per tahun.
h)
Siklus periode pembenihan lobster 2-3 bulan.
Sumber:
Kristiany
M.G.E., dan Mulyanto. 2011. Materi Penyuluhan Perikanan: Budidaya Lobster Air
Tawar. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar