Rotifera adalah zooplankton yang biasa digunakan
untuk pakan alami ikan, terutama untuk larva ikan yang ukurannya sangat kecil,
seperti pada larva ikan malas (ikan betutu). Rotifera merupakan pakan awal
larva Ikan. Untuk keperluan budidaya Rotifera, kita perlu membudidayakan Chlorella
sp terlebih dahulu. Apabila kepadatan Chlorella sp. telah mencapai
kepadatan tertinggi maka inokulasi bibit Rotifera ke dalam wadah Chlorella sp.
dapat dilakukan.
Gambar 1. Rotifera
Budidaya zooplankton, dalam hal ini Rotifera, merupakan pakan awal larva
Ikan. Untuk keperluan budidaya Rotifera, kita perlu membudidayakan Chlorella
sp terlebih dahulu. Apabila kepadatan Chlorella sp. telah mencapai
kepadatan tertinggi maka inokulasi bibit Rotifera ke dalam wadah Chlorella sp.
dapat dilakukan. Atau sebagian Chlorella sp. dipanen dan dipindahkan ke
wadah budidaya Rotifera.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberi pakan berupa ragi roti
pada Rotifera. Berdasarkan penelitian–penelitian yang sudah dilakukan, ternyata
Rotifera yang diberi pakan ragi roti dapat menghasilkan populasi sepuluh kali
dibandingkan dengan yang diberi fitoplankton. Kedua cara budidaya di atas dapat
dilakukan, sebab Rotifera termasuk zooplankton yang bersifat filter feeder yaitu
cara makannya dengan menyaring partikel makanan dari media tempat hidupnya.
Beberapa persyaratan lingkungan yang diperlukan Rotifera, antara lain suhu
media tidak terlalu tinggi, yang baik sedikit di bawah suhu optimum. Suhu
optimum untuk Rotifera Brachionus sp. adalah 25oC, walaupun dapat hidup
pada suhu 15–31oC. Selanjutnya pH air di atas 6,6 di alam, namun pada kondisi
budidaya biasanya 7,5; ammonia harus lebih kecil dari 1 ppm; oksigen terlarut
>1,2 ppm.
Untuk cara budidaya dengan menggunakan Chlorella sp. sebagai pakan
Rotifera, maka prosedur penyiapan wadah dan media sama seperti pada budidaya Chlorella
sp. Wadah budidaya Rotifera dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Pada
saat kepadatan Chlorella sp. mencapai puncak maka dilakukan inokulasi
Rotifera; dan sehari (sesaat) sebelumnya pemupukan ulang perlu dilakukan.
Tujuannya adalah agar supaya Chlorella sp. segera mendapatkan mineral
sebelum populasi fitoplankton kekurangan mineral.
Cara di atas menggunakan wadah budidaya Rotifera yang sama dengan wadah
budidaya Chlorella sp. Cara ini mempunyai kelemahan, yaitu dengan adanya
pemupukan ulang maka hal ini akan menyebabkan kualitas air kurang baik untuk
Rotifera. Cara yang lebih baik adalah dengan membudidayakan Rotifera pada wadah
terpisah, dan fitoplankton serta medianya dipanen dari wadah fitoplankton dan
dimasukkan ke wadah budidaya Rotifera setiap hari.
Kegiatan pertama untuk budidaya Rotifera adalah menyiapkan wadah yang
bersih dan sudah disanitasi. Adapun cara penyiapan wadah dan air untuk budidaya
Rotifera ini sama dengan persiapan dan air padabudidaya Chlorella. Jika
populasi fitoplankton sudah mencapai puncak maka sebagian fitoplankton bersama
media dipindahkan ke wadah Rotifera. Wadah fitoplankton yang sudah berkurang
volume airnya, biasanya ditambahkan 50% kembali air tawar, lalu dipupuk ulang.
Penambahan fitoplankton ke wadah Rotifera dilakukan setiap hari. Penambahan
dilakukan sampai hari ke 4 dan biasanya pada hari ke 5 panen Rotifera dapat
dilakukan. Pada pemindahan Chlorella sp. perlu digunakan saringan berupa
kantong penyaring (plankton net) yang lubangnya 100 mm, untuk mencegah
kemungkinan terbawanya copepoda, yang nantinya akan memakan Rotifera.
Pada budidaya Rotifera dengan menggunakan Chlorella sp. sebagai
pakannya diperlukan wadah/bak budidaya Chlorella sp. dan wadah/bak
budidaya Rotifera sebanyak 6 : 1 (dalam volume). Artinya untuk menyiapkan
makanan Rotifera dalam satu wadah diperlukan 6 wadah fitoplankton. Hal ini
dilakukan karena populasi Chlorella sp. harus disediakan setiap hari
untuk makanan Rotifera. Populasi Chlorella sp. akan mencapai puncak 5-6
hari, dan Rotifera 2–3 hari. Artinya untuk satu siklus budidaya Rotifera
diperlukan tiga kali panen Chlorella sp., supaya budidaya Rotifera
berlanjut maka diperlukan wadah Chlorella sp. 2 x 3 wadah, yaitu 6 wadah
(volume). Budidaya Rotifera dengan menggunakan Chlorella sp. sebagai
pakannya umum dilakukan di Panti Benih ikan karena biayanya murah.
SUMBER:
Mokoginta I., 2003.
Modul Budidaya Rotifera - Budidaya Pakan Alami Air Tawar. Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Jakarta.
REFERENSI:
Delbare, D. and Dhert, P. 1996. Cladoecerans,
Nematodes and Trocophara Larvae, p. 283 – 295. In Manual on The Production and
Use of Live Food (P. Lavens and P. Sorgelos, eds). FAO Fisheries Technical
Paper 361.
Sulasingkin, D. 2003. Pengaruh konsentrasi ragi yang
berbeda terhadap pertumbuhan populasi Daphnia sp. Skripsi. FPIK. IPB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar