Setiap mahluk hidup pasti tumbuh. Proses itu menghasilkan perubahan tubuh,
yaitu bertambah besar dan bertambah berat. Bersamaan itu pula terjadinya
perubahan struktur tubuh, terutama tubuh bagian luar.
Ini terjadi pula pada lobster air tawar. Namun tubuh lobster tak berkulit
melainkan terbungkus oleh cangkang tua yang keras, bila sudah lama.
Pada saat tubuh bertambah besar maka cangkang sudah tak cukup lagi untuk
menutup bagian tubuh itu, sehingga cangkang itu harus dibuang, terkelupas
dengan sendirinya, kemudian berganti dengan cangkang yang baru yang lebih muda,
dan elastis. Ini hanya terjadi pada udang, dan proses ini disebut dengan
istilah moulting.
Menurut Iskandar (2003), dalam siklus hidu lobster, pertumbuhan hanya
terjadi di bagian tubuh saja, tidak terjadi dengan cangkangnya. Cangkang tidak
akan muat ketikan tubuh lobster semakin bertambah besar. Oleh sebab itu,
lobster perlu membuang cangkangnya dan mengganti dengan cangkang yang baru.
Karena pertumbuhan terus terjadi, maka moultingpun akan terus terjadi.
Selama hidupnya, lobster mengalami moulting hingga puluhan kali. Moulting mulai terjadi pada umur 2 -3 minggu. Frekwensi tertinggi terjadi sebelum loster dewasa, berumur 6 – 7 bulan, dibanding dengan lobster yang sudah dewasa (Wiyanto dan Hartono, 2003). Lobster dewasa terutama induk jantan maupun betina akan moulting lagi setelah 2 – 3 kali melakukan perkawinan.
Selama hidupnya, lobster mengalami moulting hingga puluhan kali. Moulting mulai terjadi pada umur 2 -3 minggu. Frekwensi tertinggi terjadi sebelum loster dewasa, berumur 6 – 7 bulan, dibanding dengan lobster yang sudah dewasa (Wiyanto dan Hartono, 2003). Lobster dewasa terutama induk jantan maupun betina akan moulting lagi setelah 2 – 3 kali melakukan perkawinan.
Dua hingga tiga jam sebelum moulting, lobster nampak gelisah, dan tidak mau
makan. Keadaan ini menyebabkan kondisi tubuhnya menjadi lemah. Pada saat ini
diperkirakan lobster mengeluarkan aroma yang merangsang lobster lain untuk
makan. Karena salah satu sifat jelek dari hewan ini adalah kanibalisme.
Dalam www.O.fish.com (2005) dinyatakan bahwa pergantian kulit pada lobster merupakan saat yang rawan. Tanda-tanda yang terlihat adaloah lobster cenderung tidak aktif dan berdiam di tempat persembunyiannya. Selain itu pergerakannya lamban dan kulitnya nampak keruh. Setelah proses moulting terjadi, kulit lobster akan lembut. Untuk memulihkan kembali seperti keadaan semula perlu waktu 24 jam.
Dalam www.O.fish.com (2005) dinyatakan bahwa pergantian kulit pada lobster merupakan saat yang rawan. Tanda-tanda yang terlihat adaloah lobster cenderung tidak aktif dan berdiam di tempat persembunyiannya. Selain itu pergerakannya lamban dan kulitnya nampak keruh. Setelah proses moulting terjadi, kulit lobster akan lembut. Untuk memulihkan kembali seperti keadaan semula perlu waktu 24 jam.
Selanjutnya dalam situs itu menerangkan tentang proses terjadinya moulting.
Ada empat tahapan dalam moulting : A. Proecdysis. Merupakan tahap persiapan
moulting. Kalsium diserap dari kerangka lama dan disimpan dalam gastrolith
diikuti dengan pembentukan kulit baru. B. Ecdysis. Merupakan tahap pelepasan
diri dari kerangka lama. Pada saat baru keluar, kutiler lobster dalam keadaan
masih lembut. Pada fase ini terjadi penyerapan air secara cepat oleh tubuh
lobster. C. Mecedysis, merupakan tahap pemindahan mineral kalsium dari
gastrolith ke kutikel baru sebagai bahan krangka luar. Lobster sudah akan mulai
makan. Pembentukan jaringan disertai dengan peningkatan sintesis protein dan
DNA. Jaringan sudah mulai mengganti air yang diserap pada fase sebelumnya. D.
Intermolt, merupakan fase antar moulting. Kerangka dan pertumbuhan jaringan
akan selesai serta mulai mengubah metabolisme untuk pemenuhan cadangan energi
yang disimpan dalam hepatopancreas yang akan digunakan untuk proses moulting
berikutnya.
Menurut Wiyanto dan Hartono (2003), moulting berfungsi untuk merangsang dan
mempercepat pertumbuhan. Selain itu moulting juga berperan dalam proses
pematangan gonad, sehingga betina dapat memproduksi telur dan jantan dapat
meproduksi sperma. Selanjutnya, keduanya menyatakan bahwa moulting juga
berperan dalam menumbuhkan kembali organ yang cacat.
Menurut Setiawan (2006), selain pertumbuhan, pemicu moulting bisa juga
akibat perubahan air. Perubahan air yang mendadak bisa menyebabkan lobster
stress. Kondisi ini menjadikan terjadinya perubahan pada struktur daging dan
cangkang, yang akhirnya dapat menyebabkan terpisahnya bagian cangkang dengan
daging tersebut.
Proses pergantian kulit di
kenal dengan istilah moulting. Umumnya pergantian kulit mulai terjadi
pada umur 2-3 minggu. Lobster muda lebih sering mengalami moulting di
bandingkan dengan lobster dewasa karena masih dalam masa pertumbuhan. Faktor
makanan berpengaruh pada percepatan moulting, karena makanan yang di
serap lobster berfungsi untuk membentuk jaringan material pertumbuhan. Selain
faktor umum dan makanan, faktor kualitas lingkungan juga bisa mempengaruhi
frekuensi moulting. Suplai oksigen, suhu air yang terlalu tinggi dan adanya
timbunan zat-zat beracun dalam air akan membuat pertumbuhan lobster terlambat.
Otomatis frekuensi moulting juga terlambat.
Pada dasarnya moulting
berfunsi untuk merangsang atau mempercepat pertumbuhan. Moulting juga
bisa mempercepat pematangan gonad pada lobster. Dengan demikian lobster akan
cepat menghasilkan telur. Selain itu, pergantian kulit juga untuk menumbuhkan
kembali bagian tubuh yang cacat.
Sumber:
http://bisnis-lobsterairtawar.blogspot.co.id/2009/03/pergantian-kulit-lobster-air-tawar.html
https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Flatanzalobsterfarm.files.wordpress.com%2F2013%2F04%2F100_1573.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Flatanzalobsterfarm.wordpress.com%2F2013%2F04%2F01%2Findukan-lobster-air-tawar-red-claw%2F&docid=OBLAkC5b2-gMMM&tbnid=nBXTSIf7vhd3sM%3A&w=3296&h=2196&bih=623&biw=1366&ved=0ahUKEwjtq-Gmi6HNAhVLQI8KHYgsC3wQMwg3KAYwBg&iact=mrc&uact=8
http://usniarie.blogspot.com/2008/04/pergantian-kulit-lobster-air-tawar.html
28 April 2008.
http://s62.photobucket.com/albums/h109/Big_Vine/Frame-Worthy%20Photos/?action=view¤t=Jerrica-WithOldMoult.jpg
28 April 2008.
http://s62.photobucket.com/albums/h109/Big_Vine/Frame-Worthy%20Photos/?action=view¤t=Jerrica-WithOldMoult.jpg
Kristiany
M.G.E., dan Mulyanto. 2011. Materi Penyuluhan Perikanan: Budidaya Lobster Air
Tawar. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
BPSDMKP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar