PENGAWETAN IKAN
Untuk mengawetkan ikan dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu pemindangan dan pengasapan
Sumber : http://bisnisukm.com
Manfaat Ikan
Ikan merupakan makhluk hidup yang memiliki
protein tinggi, yang sangat baik bagi kita semua dan relatif murah harganya.
Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh kita yang
telah rusak. Selain air, protein merupakan bagian utama dari susunan (komposisi)
tubuh kita.
Protein dalam ikan berguna untuk :
1. Mempercepat pertumbuhan badan(baik tinggi
maupun berat).
2. Meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Mencerdaskan otak/mampertajam pikiran.
4. Meningkatkan generasi/keturunan yang baik.
Ikan mempunyai kadar protein yang sangat
tinggi yaitu sekitar 20 %. Di samping itu protein yang terkandung dalam ikan
mempunyai mutu yang baik, sebab sedikit mengandung kolesterol (suatu zat yang
bisa menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi) dan sedikit lemak.
Kebutuhan akan protein berbeda-beda pula,
tetapi secara umum dapat diterapkan sebagai berikut :
– Anak-anak (1-9
th) : 25 – 40 g
protein/orang/hari.
– Laki-laki ( 10-60
th) : 50 – 60 g protein/orang/hari.
– Perempuan (10-60 th) : 50 – 55 g protein/orang/hari.
– Perempuan hamil
: 60 – 75 g protein/orang/hari.
– Perempuan menyusui : 75 – 80 g
protein/orang/hari.
Dihitung dalam berat ikan yang harus dimakan,
jika diumpamakan orang tersebut hanya makan ikan saja tidak dengan daging, telur,
susu dan lain-lainnya, maka didapat hasil sebagai berikut :
– Anak-anak membutuhkan
:
125 – 200 grm ikan per orang/hari.
– Laki-laki
membutuhkan
: 250 -325 gr ikan per
orang/hari.
– Perempuan membutuhkan
: 250 – 275 gr ikan per orang/hari.
– Perempuan hamil membutuhkan
: 300 – 750 gr ikan per orang/hari.
– Perempuan menyusui membutuhkan : 375 – 400
gr ikan per orang/hari.
Kebutuhan protein tersebut sebaiknya biasa
diperoleh dari bermacam-macam sumber misalnya ikan, telur, susu, daging dan
sebagainya. Selain mengandung protein, beberapa jenis ikan juga mengandung
minyak ikan (vitamin A) dan mineral-mineral yang berfaedah bagi manusia. Bagian
tubuh ikan yang tidak dimakan oleh manusia biasa juga dimanfaatkan sebagai
makanan ternak ataupun untuk campuran makanan ikan dalam kolam.
Cara Memilih Ikan Segar
Begitu ikan mati maka peredaran darahnya akan
terhenti dan terjadi suatu reaksi kimia yang menyebabkan ikan tersebut menjadi
kaku. Ikan seperti ini masih dianggap sebagai ikan segar dan berkualitas sama
dengan ikan hidup.
Tanda-tanda ikan segar yang dapat kita lihat
dari luar :
a. Ikan bercahaya seperti ikan hidup.
b. Jika ikan tersebut bersisik, sisik
tersebut masih tertanam kuat pada dagingnya.
c. Insang berwarna merah cerah.
d. Badan kaku atau liat.
e. Baunya masih seperti ikan hidup.
f. Mata ikan jernih dan terang.
Dalam keadaan seperti ikan segar ini,
walaupun ada kuman-kuman pembusuk tetapi belum cukup kuat untuk menghancurkan
daging ikan. Dengan pengaruh panas maka kuman-kuman ini jumlahnya bertambah
banyak, sehingga daging mulai lunak dan proses pembusukan terjadi.
Dalam beberapa jam saja ikan yang semula kaku
akan menjadi lunak dan berlendir. Pembusukan menyebabkan kemunduran kualitas
ikan sehingga perlu diupayakan proses pengawetan yang dapat mengurangi
kecepatan pembusukan.
Cara Mempertahankan Kesegaran Ikan
Kesegaran ikan dapat dipertahankan dengan
cara pendinginan. Cara memperlakukan ikan yang sudah ditangkap, sangat
mempengaruhi kecepatan pembusukan ikan tersebut. Ikan yang dari semula
diperlakukan dengan tidak baik akan menghasilkan ikan bermutu tidak baik pula.
Perlakuan terhadap ikan yang baik adalah
sebagi berikut :
• Usahakan ikan tidak mati secara
perlahan-lahan, tetapi mati dengan cepat. Makin cepat ikan tertangkap dan mati,
makin segar ikan tersebut.
• Setelah ikan mati, dinginkan dengan es
untuk mengurangi pembusukan.
• Ikan tidak dilempar-lemparkan dan tidak
terkena benda tajam.
• Buang bagian tubuh ikan yang mudah busuk,
misalnya isi perut dan insang.
• Cuci dengan air bersih. Mencuci ikan dengan
air sungai yang kotor sama artinya dengan menambahkan kotoran pada ikan
tersebut.
Pada prinsipnya ada 2 cara menghambat
pembusukan ikan yaitu melalui pendinginan dan melakukan proses pengawetan :
Pendinginan
1. Pendinginan dengan Es
Es sudah umum dikenal tapi jarang dipakai
sebab harganya mahal.
Sebenarnya pemakaian es sangat baik,karena
hal hal berikut :
– Es sanggup mendinginkan ikan dengan cepat,
panas dari ikan ditarik keluar sehingga ikan cepat dingin dan pembusukan
terhambat.
– Es berasal dari air sehingga tidak akan
menimbulkan kesulitan apa-apa dan tidak membahayakan kesehatan orang.
– Es melindungi ikan dari kekeringan.
ikan tidak cukup hanya didinginkan saja
tetapi harus dijaga jangan sampai kering, jika kering akan timbul perubahan
pada otot serta warna dagingnya.
– Es mudah dibuat dan diperoleh.
Perbandingan yang baik antara ikan dan es
adalah 2 : 1 atau 1 : 1 tergantung tempatnya tetapi perbandingan ini jarang
dipakai karena harga es yang terlalu mahal.
Cara pendinginan ikan dan es diperahu atau di
kapal pada dasarnya sama dengan pendinginan ikan di pelelangan ataupun di pasar
ikan.
Langkah-langkah pendinginan ikan dan es
adalah sebagai berikut:
– Peti tempat ikan disiapkan, dibersihkan dan
diberi lapisan es yang cukup.
– Ikan yang sudah dibersihkan, disusun
berjajar didalam peti tersebut dan ditutupi dengan pecahan es.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pendinginan adalah:
– Lapisan es dan ikan tidak boleh lebih
tinggi dari 50 cm, sebab jika lebih tinggi akan menyebabkan ikan disebelah
bawah akan tergencet dan rusak.
– Jika tinggi peti es lebih dari 50 cm,
sebaiknya diberi sekat hidup untuk menahan beban ikan di sebelah atas.
– Jenis ikan yang berkulit dan berduri kasar
jangan dicampur dengan ikan yang berkulit halus.
– Makin cepat ikan diberi es makin baik,
sebab pembusukan tidak sempat berlangsung.
Pemakaian es untuk hasil perikanan (terutama
perikanan laut) merupakan suatu keharusan, sebab dengan hasil penangkapan yang
lebih besar, pemasaran ikan akan lebih luas. Naiknya pendapatan masyarakat
menuntut ikan yang lebih baik dan lebih segar.Hal ini akan mendorong perbaikan
mutu ikan yang dihasilkan sejak ditangkap sampia ketangan konsumen.
2. Pendinginan dengan mesin pendingin
Dengan kemajuan teknologi yang sangat
pesatkini sudah tersedia pendingin dari yang paling kecil sampai yang
paling besar. Ada yang cukup mendinginkan ikan seperti dalam es saja, ada pula
yang bisa membekukan dan menyimpan ikan beku tersebut sampai bertahun-tahun.
Proses Pengawetan Ikan
Sejak dahulu orang sudah mengetahui bahwa
ikan cepat membusuk, oleh sebab itu selalu dicari jalan untuk bisa
mengawetkannya. Cara-cara pengawetan ikan yang biasa dilakukan antara lain :
pengeringan di panas matahari, pemindangan dan pengasapan. Dalam uraian berikut
dikemukan tentang cara pemindangan dan pengasapan ikan.
1.Pemindangan
Pindang adalah sejenis hasil olahan ikan yang
diawetkan dengan perebusan dan penggaraman. Pindang tradisional dibuat dalam
periuk tanah dan dijual bersama periuknya, yang lebih kecil praktis dibuat
dalam keranjang atau dalam kaleng minyak.
Ketahanan ikan pindang disebabkan oleh
perebusan dan penggaraman dan bisa bertahan selama 3 bulan. Pemindangan adalah
pengalengan yang dilakukan secara tradisional dan sederhana. Ada 2 cara
pemindangan yang akan diuraikan yaitu pemindangan dengan periuk tanah dan
pemindangan dengan keranjang bambu/rotan.
a. Pemindangan dengan Periuk Tanah
1. Bahan-bahan :
Jenis-jenis ikan kembung, gambol, tenggiri,
bandeng, belanak dan aso–aso.Garam yang baik adalah garam dapur yang bersih dan
tempat/wadahnya periuk tanah yang bermulut sedang ( tidak terlalu sempit dan
tidak terlalu lebar).
2. Cara Mengolah :
– Mula-mula periuk dibersihkan.
– Bagian bawah (dalam), periuk diberi bilah
bambu atau daun pisang kering untuk melindungi ikan diatasnya supaya tidak
hangus terkena api.
– Ikan dibersihkan, dibuang insangnya (kalau
perlu) dicuci bersih hingga hilang kotoran dan lendirnya.
– Ikan disusun berlapis-lapis dalam periuk
sambil ditaburi garam sampai periuk tersebut penuh. Pemakaian garam kira-kira 2
– 15% dari berat ikan dan banyak ikan dalam 1 periuk tergantung besar periuk
dan besar ikannya. Ukuran periuk yang paling besar dapat memuat kira-kira 40 kg
ikan.
– Diberi air bersih sampai ikan terendam
semuanya.
– Ditutup dengan saringan bambu dan diberi
pemberat supaya ikan tidak terapung dan diamkan selama 2 – 3 jam untuk
memperkuat jaringan dagingnya.
– Dijerangkan sampai mendidih hingga daging
bagian punggung ikan sudah agak retak.
– Api dalam periuk dibuang dengan cara
menuangkan keluar atau melubangi bagian bawah periuk dan lubang tersebut
ditutup dengan kapur sirih.
– Api dikecilkan (kalau memasak ditungku,
dipakai baranya saja) dan diteruskan pemasakannya.
– Sementara itu bagian atas ikan ditutup
dengan kertas koran yang bersih dan ditaburi garam halus sampai tertutup
semuanya.
– Jika garam yang bagian atas sudah
menggumpal berarti pemasakan sudah selesai.
– Jika disukai, pemberian kunyit pada
pindangan dapat dilakukan supaya pindang itu berwarna kuning dan menghilangkan
rasa anyir.
– Jika ingin mengangkut pindang untuk djual,
periuk harus dimasukkan kedalam keranjang bambu dan diikat kuat serta dilapisi
dengan daun pisang kering, jerami, kertas, supaya tidak retak dan pecah dalam perjalanan.
b. Pemindangan dengan Keranjang Bambu/Rotan
1.Bahan-bahan :
Jenis-jenis ikan dan garam yang diperlukan
sama dengan pemindangan dengan periuk tanah. Namun tempat/wadah adalah
keranjang bambu/rotan yang kuat dan berlubang-lubang agak rapat dan tempat
untuk merebus digunakan drum atau kancah besi
2.Cara Pengolahan :
– Mula-mula ikan disiapkan yaitu dibersihkan
atau disiangi jika perlu.
– Kemudian disusun dalam keranjang bambu yang
sudah bersih sambil diberi garam halus dan ditutup.
– Sementara itu disiapkan drum atau kancah
besi ditungku dengan diberi air garam 20% atau secukupnya.
– Jika air dalam kancah tersebut sudah
mendidih, keranjang berisi ikan dimasukkan kedalamnya dan diberi pemberat (batu
atau kayu).
– Panasi kembali hingga airnya mendidih lagi.
– Jika sudah mendidih kira-kira 15 menit
sampai 30 menit keranjang tersebut diangkat, ditiriskan dan didinginkan.
– Diberi tutup dan siap untuk diperdagangkan.
Karena keranjang tersebut berlubang
sehingga menyebabkan ikan lebih lekas terpengurah hama luar dan ketahanannya
paling lama 1 – 3 hari
2.Pengasapan
Bahan-bahan (asapan tanpa bumbu) :
– Bandeng, tongkol, garam 20% dari berat
ikan.
Sedangkan asapan dengan bumbu bahan-bahannya
sebagai berikut :
– Garam 8% dari berat ikan.
– Bawang merah 7%.
– Gula pasir 15% dari berat ikan.
– Bawang putih 25%.
– Bumbu penyedap 1% dari berat ikan.
– Jahe 1%.
Cara Mengolah :
– Ikan dicuci bersih dari kotoran dan lendir.
– Dibelah di bagian punggung dari kepala
sampai ekor.
– Insang dan isi perut ikan dibuang. Jika
bahan yang dipakai ikan bandeng, maka lapisan hitam pada dinding perut dibuang.
– Ikan dicuci bersih dengan air dan kemudian
direndam dalam larutan garam 3%.
– Ditiriskan.
Pada pengasapan ikan tanpa bambu, ikan
direndam dalam hancuran garam sebanyak 20% dari berat ikan (dan ditambah air
kalau perlu) selama 2 jam. Kemudian dibilas (cuci ulang) dengan air bersih dan
ditiriskan lalu dimasukkan kedalam lemari asap.
Pada pengasapan ikan, bumbu-bumbu di haluskan
kemudian dioleskan ke seluruh permukaan ikan. Disimpan dalam suhu dingin selama
5 jam kemudian dicuci ulang dengan air bersih dan ditiriskan kemudian
dimasukkan kedalam lemari asap.
Cara mengasap Ikan :
– Ikan yang sudah siap untuk diasap itu
diikatkan pada pengait yang ada dilemari asap dengan ekor diatas.
– Supaya bagian dalamnya terkena asap,maka
diantara sisi dinding perutnya ditopang dengan lidi.
– Ikan kemudian dikaitkan ke palang
penggantung dalam lemari asap.
– Sementara itu bahan bakar dan bahan
pengasap sudah dinyalakan dan sudah diatur suhunya serta tebal tipisnya asap.
– Mula-mula diasap dengan arang asap tanpa
asap selama ½ – 1 jam pada suhu 40 – 50 0C.
– Kemudian diasapkan lagi dengan asap tebal
dan panas selama 3 jam pada suhu 50 – 600C.
– Terakhir diasap tips untuk mengeringkan
pada suhu 60 – 800C.
– Setelah selesai pengasapan ini maka ikan
asap dikeluarkan, dianginkan sampai dingin.
– Dibungkus dalam kantong – kantong plastik.
sumber gambar:
http://www2.kompas.com/kesehatan/news/senior/gizi/0209/05/gizi-165-ikan-kaleng-top.jpg&imgrefurl
Tidak ada komentar:
Posting Komentar