TERASI, CITA RASA MASAKAN NUSANTARA
Sumber : http://bisnisukm.com
Terasi memiliki bau yang tajam dan biasanya
digunakan untuk membuat sambal terasi, tapi juga sering ditemukan dalam
berbagai resep tradisional Indonesia.
Pernah makan sambal terasi, cah kangkung atau
tumis-tumisan sejenisnya?bagaimana rasanya?? nikmat bukan… aroma dan citarasa
khas yang ada dalam masakan tadi ternyata bersumber dari terasi. Terasi
merupakan produk awetan ikan-ikan atau rebon yang telah diolah melalui proses
pemeraman atau fermentasi, penggilingan atau penumbukan dan penjemuran yang
berlangsung selama + 20 hari. Ke dalam produk terasi tersebut ditambahkan garam
yang berfungsi sebagai bahan pengawet, berbentuk seperti pasta dan berwarna
hitam-coklat, kadang ditambah dengan bahan pewarna sehingga menjadi kemerahan.
Terasi memiliki bau yang tajam dan biasanya digunakan untuk membuat sambal
terasi, tapi juga sering ditemukan dalam berbagai resep tradisional Indonesia.
Jenis Terasi
Terasi yang banyak diperdagangkan dipasar,
secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan bahan bakunya, yaitu
terasi udang dan terasi ikan. Terasi udang biasanya memiliki warna cokelat
kemerahan, sedangkan terasi ikan berwarna kehitaman dan terasi udang umumnya
memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan terasi ikan.
Kandungan Unsur Gizi Terasi
Unsur gizi yang terkandung di dalam terasi
cukup lengkap dan cukup tinggi. Di samping itu dalam terasi udang terkandung
yodium dalam jumlah tinggi yang berasal dari bahan bakunya.
Pembuatan Terasi
A. Alat dan Bahan
1. Alat
- Timbangan.
- Alat penghancur.
- Tempat fermentasi.
- Perangkat penjemuran.
- Wadah plastik.
- Kain saring
- 2.Bahan
. Bahan Baku
a.Terasi Ikan
Beberapa jenis ikan yang sering digunakan
sebagai bahan baku pembuatan terasi ikan adalah ikan Selar gatel (Rembang),
Badar/Teri (Krawang) dan sebagainya. Kepala ikan harus dibuang terlebih dahulu
sebelum diproses lebih lanjut
b.Terasi Udang
Adapun bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan terasi udang adalah berupa rebon atau udang kecil dengan ukuran
panjang berkisar antara 1 cm – 2,1 cm (membujur), lebar 0,3 cm dengan warna
keputihan.
-Bahan pembantu
a.Garam
Pada pembuatan terasi, garam memiliki fungsi
ganda, yaitu seabagai berikut:
-Untuk memantapkan cita rasa terasi yang
dihasilkan.
-Pada konsentrai 20% ( 200 g/kg bahan baku),
garam mampu berperan sebagai bahan pengawet, namun dalam konsentrasi lebih dari
20% justru akan menggangu proses fermentasi.
b.Pewarna
Untuk memperbaiki penampilan maka sering
dilakukan penambahan bahan pewarna buatan dalam terasi. Ke dalam terasi udang
sering ditambahkan warna coklat atau merah, sedangkan ke dalam terasi ikan
sering ditambahkan warna kehitaman (campuan antara warna merah dan hijau).
Adapun konsentrasi pewarna yang digunakan, disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk
menjamin keselamatan konsumen, sebaiknya digunakan bahan pewarna yang diizinkan
penggunaannya oleh pemerintah (SII).
c.Kain Saring atau Daun Pisang.
Pada pelaksanaan fermentasi, adonan terasi
peru dibagi dalam beberapa bagian kecil dan kemudian dibungkus dengan kain
saring atau daun pisang yang diiris di beberapa tempat, sehingga adonan
tersebut terlindung dari cemaran debu dan air, sementara aerasi udara tetap
dapat berjalan lancar.
B. Cara Pembuatan Terasi
- Ikan dicuci bersih untuk membuang kotoran dan lumpur yang melekat kemudian ditiriskan.
- Tambahkan garam sebanyak 5% dari berat udang/ikan dan pewarna sesuai dengan warna yang diinginkan kemudian diaduk rata.
- Tempatkan campuran tersebut pada wadah tampah dan ratakan agar ketebalannya 1 – 2 cm.
- Jemur sampai setengah kering sambil diaduk selama penjemuran agar merata tingkat kekeringannya.
- Giling / tumbuk agar halus dan di bentuk adonan gumpalan-gumpalan tersebut.
- Hasil tumbukan berupa tumbukan-tumbukan bulat dibungkus dengan tikar atau daun pisang kering. Biarkan selama satu hari sampai dua hari.
- Jemur kembali sambil dihancurkan supaya cepat kering. Jika terlalu kering dapat ditambahkan air. Waktu penjemuran 3 – 4 hari dan kondisi dijaga agar tidak terlalu kering.
- Buat gumpalan-gumpalan kembali dan bungkus dengan daun pisang kering.
- Simpan selama 1 – 4 minggu, supaya terjadi proses fermentasi sampai tercium bau khas terasi.
sumber gambar:
http://cdn.bisnisukm.com/2007/09/terasi.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar