DAERAH
PENANGKAPAN IKAN DAN BEBERAPA METODA PENCARIAN IKAN
Sumber
: Pengantar
Ilmu Peraian II
1 Klasifikasi ikan menurut
ekologinya
Ikan-ikan
yang ada dilaut umumnya diklasifikasikan menurut ordo, keluarga, genus, dan
seterusnya. Pengklasifikasian dapat juga ditempuh sebarannya secara horizontal
maupun secara vertikal. Pembagian berikut menggolongkan ikan-ikan dalam
pengelompokan menurut ekologiny, disamping juga menentukan batas-batas
pengeksplotasiannya (Okonski, 1989), sebagai berikut :
a.
Ikan dasar, yaitu ikan-ikan yang hidup di dasar perairan atau bahkan terkadang
menguburkan diri di dasar perairan tersebut.
b.
Ikan dasar yang hidup dekat dasar perairan.
c.
Ikan pelagik yang hidup di antara permukaan dan dasar perairan
Kelompok
ekologis tersebut menyebabkan adanya penggolongan zona pengeksploitasian
sebagai berikut :
a.
Zona dasar atau demersal hingga ketinggian 0.5 m di atas dasar perairan
b.
Zona dasar hingga ketinggian 10 m di dasar perairan
c.
Zona pelagik
2 Daerah penangkapan ikan
Daerah
penangkapan ikan adalah suatu daerah perairan tempat ikan berkumpul dimana
penangkapan ikan dapat dilakukan dengan baik denan ciri-ciri tempat tersebut
sebagai tempat pelaksanaan aktivitas penangkapan dan terdapat gerombolan ikan
yang bernilai ekonomi. Secara tradisional tentang keberadaan ikan di suatu
daerah penangkapan ikan (fishing ground) dapat diketahui dengan beberapa cara :
1.
Berdasarkan pengalaman penangkapan sebelumnya di lokasi tersebut
2.
Melalui percobaan penangkapan seperti menggunakan pancing dan peralatan modern
untuk pendeteksian keberadaan gerombolan ikan.
Ada
beberapa indikasi penting yang dapat dijadikan panduan bagi penentuan suatu
daerah penangkapan ikan seperti :
1.
Berdasarkan pengetahuan tentang keberadaan suatu jenis plankton tertentu
2.
Keadaan topografi dasar laut dan juga sedimen yang menyusunnya
3.
Sifat kimia air laut, suhu, dan kejernihan air
4.
Data hasil penangkapan ikan selama beberapa tahun terhadap jenis ikan tertentu
(time series data)
Oleh
karena itu agar kelestarian sumberdaya hayati di dalam daerah penangkapan ikan
dapat terpelihara ada beberapa cara penting perlu dibuat:
1.
Mengadakan pembatasan waktu penngkapan ikan dengan cara laranga penangkapan
pada waktu ikan sedang memijah atau bertelur
2.
Menggunakan alat-alat tangkap yang selektif (seperti pancing, jaring insang)
3.
Hindari usaha penangkapan yang menggunakan bahan peledak dan racun.
4.
Hindari pencemaran lingkungan perairan.
3 Jenis-jenis daerah penangkapan ikan
Jenis
atau pengklasifikasian daerah penangkapan ikan seringkali di dasarkan kepada
spesies menjadi tujuan penangkapan, alat tangkap yang dipakai atau menurut
lokasi operasinya usaha perikanan
a.
Klasifikasi menurut spesies, yaitu daerah
penangkapan ikan tuna, cakalang, lemuru, dsb.
b.
Berdasarkan jenis alat tangkap, yaitu daerah
penangkapan longline, trawl, pole and line (hutate), purse seine (jaring
lingkar) dsb.
c.
Berdasarkan kedalaman perairan
d.
Berdasarkan nama kawasan perairan penangkapan
e.
Berdasarkan pembagian kawasan laut secara
umum
f.
Klasifikasi daerah penangkapan ikan
menurut Nomura (1991)
4 Pencarian kelompok ikan
Berikut
ini adalah berbagai cara pendeteksian dan pencarian untuk mengetahui dimana
keberadaan ikan antara lain : Berdasarkan pengamatan secara langsung pada waktu
beroperasi, Melihat kelompok-kelompok burung laut, Melihat terjadinya perubahan
warna air laut dan riak-riak air, Penggunaan fishfinder untuk mencari dan
menemukan ikan, Dengan cara menaburkan umpan selama dalam perjalanan menuju
daerah penangkapan, dan Menggunakan rawai ataupun tonda.
5 Beberapa metode menemukan kelompok
ikan
a.
Berdasarkan penglihatan
Kejelian
dan ketajaman penglihatan sejauh ini masih umum digunakan untuk menemukan
kelompok ikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
b.
Berdasarkan indikasi tertentu di laut
Cara
atau metode bisa dilakukan melalui berbagai indikasi adanya kelompok ikan.
Yaitu dengan cara emadukan data yang berkaitan dengan suhu, salinitas, keadaan
laut, tekanan udara yang rendah, perubahan warna air laut serta lain
sebagainya.
c.
Berdasarkan uji coba penangkapan
Uji
coba penangkapan (trial fishing) dilakukan guna mengetahui apakah sesuatu
daerah cuku potensial untuk dilakukan penangkapan di daerah tersebut.
d.
Berdasarkan deteksi instrumen (fish finder)
Pengamatan
dengan bantuan jenis peralatan ataupun instrumentasi yang bersifat iliah,
seperti fish finder misalnya, kiranya telah umum digunakan di dunia termasuk
Indonesia.
e.
Berdasarkan bantuan kapal udara
Cara
seperti ini umumnya baik untuk mencari daerah penangkapan maupun maupun
kelompok ikan. Jenis perikanan yang memanfaatkannya antara lain perikanan purse
seine, trawl, maupun pole dan line.
6 Fish finder dan sonar, alat
bantu menemukan ikan
Alat untuk mendeteksi atau mencari ikan dikenal dengan akustik. Peralatan ini
memanfaatkan prinsip-prinsip perambatan gelombang suara secara vertikal di
dalam air. Dengan alat ini diharapkan nelayan/ pengguna dapat dengan mudah dalam
proses pencarian ikan, atau juga untuk mendeteksi kedalaman perairan. Berikut
ini adalah keunggulan metode akustik :
-
Berkecepatan tinggi (great speed), sehingga
sering disebut “quick assesment method”
-
Estimasi stok ikan secara langsung (direct
estimation)
Memungkinkan
memperoleh dan memroses data secara real time
-
Tidak berbahaya atau merusak karena frekuensi
suara yag digunakan tidak membahayakan baik si pemakai, alat maupun target/
obyek survey dan dilakukan dengan jarak jauh (remote sensing)
-
Ruang lingkup metode akustik ialah sebagai
berikut :
Pada
survey sumberdaya hayati laut dan budidaya perairan
Prinsip-prinsip
instrumen akustik :
1.
Transmitter
Transmitter
menghasilkan pulsa listrik yang berfrekuensi dan brlebar tertentu tergantung
dari desain transducer. Pulsa yang dibangkitkan oleh oscilloscop diperkuat
dengan power amplifier sebelum pulsa tersebut disalurkan ke transducer. Power
amplifier dalam transmitter meningkatkan keluaran power beberap ratus watt atau
sampai beberapa kilowatt dan tingat power harus konstan.
2.
Transducer
Alat
ini berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi eneri suara ketika suara
akan dipancarkan, mengubah energi suara menjadi eneri listrik ketika echo
sinyal diterima, dan memusatkan energi suara yang dipancarkan sebagai beam.
3.
Receiver
·
Sinyal echo (energi listrik) yang lemah yang
dihasilkan oleh transducer harus iperkuat beberapa ribu kali sebelum diteruskan
ke recorder
·
Penguatan echo dilakukan oleh receiver
amplifier dan besarnya penguatan diatur oleh sensivitas control atau pengatur
volume
·
Pada saat pulsa ditransmisikan ke dalam air,
sensivitas receiver dikurangi, tapi setelah itu dinaikkan kembali hingga
maksimum
·
Kekuatan echo tergantung ari ‘echo strength’
yang bersangkutan dan tidak bergantun pada jarak target terhadap transducer
·
Kemampuan mengatur sinyal echo yang
disesuaikan dengan kedalaman atau jarak target berarti memiliki TVG (time
varied gain) di dalam receivernya dan tergolong echo sounder modern
Fungsi
dari reciver dan TVG controller berfungsi untuk menguatkan echo sinyal
·
Semua amplifier mengasilkan noise; noise yang
dihasilan oleh receiver sendiri (self noise) karena rangkaian listrik di
dalamnya, noise yang berasal dari transducer (ambient noise)
·
Pada prinsipnya, noise listrik harus lebih
rendah dari tingkat accoustic noise
·
Receiver amplifier modern, umumnya mempunya
sensivitas input sama atau lebih kecil dari 1 v = - 120 dB/ volt
·
Kedalaman max dimana untuk target dengan
ukuran tertentu dapat dideteksi adalah suatu titik dimana dapat dibedakan di
atas tingkat noise.
4.
Display/recorder
·
Untuk tujuan display, hanya pulsa dengan
frekuensi tertentu yang kemudian dikuatkan oleh amplified lalu di demoulasi
(detected atau rectified)
·
Proses ini mengubah semua tampilan (fraces)
dari frekuensi echo sounder dan mengubah menjadi bagian yang positif saja dari
semua bagian pulsa negatif
·
Hasilnya adalah arah positif (uni
directional) dari bentuk gelombang arus DC yang dapat digunakan untuk menandai
kertas pencatat (recording echo sounder), atau ‘deflect’ beam dari CRT
(cathode-ray-tube) atau direkam pada data recorder
·
Echo sounder yang umum digunakan adalah
recording echo sounder yang dilengkapi dengan kertas pencatat
·
Kertas pencatat yang digunakan : kertas basah
(roet/moist paper), kertas kering (dry paper)
·
Recorder juga melakukan fungsi koordinasi
dengan komponen time base
·
Recorder memberikan sinyal pada transmitter
untuk menghasilkan pulsa dan pada saat bersamaan juga mengirimkan sinyal e
receiver untuk menurunkn sensivitasnya
·
Recorder mengukur selang waktu antara
transmisi pulsa dan penerimaan echo
·
Display yang baik menggunakan monitor berwarna
yang umum disebut colour echo sounder
·
Prinsip kerja colour eho sounder adalah
intensitas echo diekspresikan denga perbedaan warna (karena intensitas echo
setara dengan electric signal level)
5.
Time Base
Yaitu
komponen yang membangkitkan pulsa listrik untuk menswitch on transmitter dan
komponen yang menghasikan frekuensi (f) & duration (untuk memicu
transducer. Time base memiliki fungsi antara lain :
1.
Untuk menghasilkan ‘clock’ dimana
memungkinkan diperoleh akurasi dari pengukuran kedalaman
2.
Untuk mengontrol ‘pulse repetation rate’ saat
transmisi dibuat
MACAM-MACAM
SISTEM AKUSTIK
Suatu sistem akustik adalah satu
proses yang tidk bisa dipisah-pisahkan, bekerjanya suatu komponen sistem
akustik tergantung dari bekerjanya komponen lain. Saat time base memicu
transmitter untuk memancarkan sinyal listrik ke transducer, maka segeralah
transmitter bekerja. Kemudian transducer mengubah sinyal listrik menjadi
gelombang suara dan dipancarkan ke dalam air. Echo dari target segera diterima
bagian receiver transducer dan diubah kembali menjadi sinyal listrik. Kekuatan
echo ini kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk echogram untuk dianalisa lebih
lanjut. Satu siklus tadi sudah merupakan satu sistem akustik.
Jenis dari sistem akustik dibedakan berdasarkan perbedaan dari beam yang
dipancarkan transducer. Sistem akustik tersbut diantarany adalah sistem single
beam, dual beam, split beam, dan quasi ideal beam.
PENDUGAAN
DENSITAS IKAN DENGAN SPLIT BEAM ECHOSOUNDER
Perhitungan densitas ikan dilakukan dengan mengintegrasikan echo yang berasal
dari ikan yang terdeteksi. Kelompok ikan tersebut dianggap membentuk sutu
lapisan perairan dengan tebal perairan sesuai dengan ketebalan kelompok ikan.
Lapisan perairan ini merupakan bidang-bidang datar dan integrasi echo dilakukan
untuk bidang datar berlapis-lapis dan berturut-turut hingga seluruh volume
perairan yang dibentuk kelompok ikan terintegrasi secara keseluruhan
TARGET
STRENGTH
Target strength (TS) adalah suatu ukuran yang menggambarkan kemampuan suatu
target untuk memantulkan gelombang suara yang datang membentur. Kekuatan
pantulan gema (echo) dari ikan atau target lainnya umumnya disebut juga target
strength. Nilai target strength didefinisikan sebagai 10 kali nilai logaritma
intensitas suara yang dipantulkan yang diukur pada jarak 1m dari ikan dibagi
dengan intensitas suara yang mengenai ikan.
APLIKASI
SISTEM AKUSTIK DALAM DUNIA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Sistem akustik pertama kali berkembang di Negara Amerika Serikat untuk
keperluan angkatan bersenjata. Setelah tahun 1935, alat akustik sudah mulai
digunakan untuk penelitian perikanan yang dimulai di negara norwegia.
Eksplorasi di bidang perikanan sebelumnya masih banyak menggunakan metode
tagging, marking, larva and egg, CPUE. Beberapa aplikasi peralatan akustik di
dunia perikanan maupun kelautan antara lain :
Penggunaan
alat akustik di bidang perikanan :
o
Untuk eksplorasi densitas ikan di suatu
perairan tertentu
o
Untuk mendeteksi ikan tunggal di suatu
perairan tertentu
o
Untuk mendeteksi tentang ruaya ikan
o
Untuk mengetahu ruaya ikan secara horizontal
maupun vertikal stock ikan di suatu perairan
o
Mengetaui kecepatn renang dan posisi ikan di
bawah transducer
o
Untuk mengetahui densitas ikan di suatu
wadah/pen fish
o
Penggunaan dalam penankapan :
o
Untuk mengetahui bukaan mulut jaring pada
trawl
o
Untuk melihat reaksi menghindar ikan pada
mulut jaring trawl
o
Untuk mengetahui keberadaan ikan saat mencari
daerah penangkapan
o
Untuk mengetahui keberadaan ikan di dalam
jaring pukat cincin
o
Untuk mengetahui keberadaan ikan hasil
tangkapan pada alat tangkap long line
Penggunaan
dalam bidang survei dasar perairan :
Penggunaan alat akustik dalam bidang geologi sekarang ini juga sudah banyak
dilakukan. Satu contoh pusat penelitian geologi laut – Bandung telah melakukan
berbagai survei geologi dengan menggunakan alat akustik scan untuk mengetahui
tipe substrat dasar perairan. Data yang diperoleh memberikan informasi
tipe-tipe substrat seperti lumpur, lumpur-pasir, pasir, kerikil.
Sonar
Dewasa
ini, sonar nampaknya lebih banyak dimanfaatkan, baik pada saat pendeteksian
ikan maupun saat dilakukan operasi penangkapan. Hal ini disebabkan karena sonar
dapat dialihkan dari satu sisi ke sisi lain atau mungkin ke arah haluan kapal
sekalipun dalam rangka mencari serta menentukan kelompok ikan. Sesuai dengan
kenyataan, bahwa soundbeam membentuk sudut tertentu baik dekat maupun jauh
suara yang dipantulkan akan menyentuh dasar perairan, walau sedikit banyak
bergantung juga pada kedalaman laut. Gema yang dipantulkan oleh dasar perairan
tadi akan bercampur baur dengan kelompok-kelompok ikan yang juga ikut tergambar
pada layar penerima pantulan tersebut
Cara/taktik
mengumpulkan ikan
Tidak jarang terjadi bahwa walau kita sudah mengetahui adanya ikan-ikan pada
suatu daerah atau daerah tertentu, kita masih saja menghadapi berbagai
kesulitan yang harus kita tanggulangi. Adapun kesulitan yang kita hadapi
tersebut, utamanya menyangkut faktor maupun masalah lingkungan maupun situasi
yang mau tidak mau sangat berpengaruh terhadap proses penangkapan. Kondisi atau
situasi tersebut antara lain :
1. Keadaan
daerah penangkapan yang mungkin terlalu kasar, berkarang atau mungkin bahkan
berbeting yang mungkin sangat membahayakan bagi pengoperasian jaring.
2. Keadaan
ikan yang terlalu menyebar.
3. Kelompok
ikan berada ada area yang relatif lebih dalam bila dibandingkan dengan area
cakup jaring.
4. Kecepatan
renang ikan terlalu tinggi, sukar untuk dihalangi maupun dihentikan.
5. Ikan-ikan
ternyata tidak mengikuti arah ang diharapkan untuk menuju jenis alat penangkap
yang telah disediakan, seperti misalnya jenis-jenis alat penangkap yang
berbentuk perangkap.
Cara-cara
utama yang berkaitan dengan tujuan menghambat tersebut daat digolongkan menjadi
2 kategori sebagai berikut :
1.
Metode pikatan secara induktif
Metode
mengumpulkan ikan ini ditempuh dengan jalan memikat ikan secara insting atau
naluriah, spontan serta selektif, sehingga memungkinkan bagi dilangsungkannya
operasi penangkapan. Bila ditinjau lebih dalam, metode ini sebenarnya masih
dapat kita bedakan lagi jadi kelompok-kelompok yang lebih kecil lagi sifatnya
seperti berikut ini :
(a)
Metode pikatan dengan bantuam umpan
(b)
Metode pikatan dengan bantuan cahaya atau obor
2.
Metode mengumpulkan secara kompulsif
Adapun
metode ikan ini secara umum dapat dibedakan sebgai berikut :
(a)
Mengeuti ikan dengan bantuan berupa bentuk ataupun warna tertentu
(b)
Mengejuti ikan dengan suara-suara atau bunyi tertentu.
(c)
Kombinasi dari (a) dan (b)
Metode atau taktik mengejutkan ikan ini secara lebih lengkap tersaji pada
tulisan Gunarso (1985, 1991) yang mengetengahkan cara ini menjadi beberapa
golongan seperti :
(a)
Mengejuti berdasarkan pendengaran
(b)
Mengejuti berdasarkan penglihatan
(c)
Mengejuti dengan menggunakan arus listrik
(d)
Mengejuti dengan bahan kimiawi
1.
Sebutkan 3 zona pengeksploitasian!
-
Zona dasar atau demersal hingga ketinggian 0.5 m di atas dasar perairan
-
Zona dasar hingga ketinggian 10 m di dasar perairan
-
Zona pelagik
2.
Apa yang dimaksud dengan daerah penangkapan?
Daerah
penangkapan ikan adalah suatu daerah perairan tempat ikan berkumpul dimana
penangkapan ikan dapat dilakukan dengan baik denan ciri-ciri tempat tersebut
sebagai tempat pelaksanaan aktivitas penangkapan dan terdapat gerombolan ikan
yang bernilai ekonomi
3.
Sebutkan 5 macam metode menemukan kelompok ikan!
Berdasarkan
penglihatan, berdasarkan indikasi tertentu di laut, berdasarkan uji coba
penangkapan, berdasarkan deteksi instrumen (fish finder), berdasarkan bantuan
kapal udara
4.
Sebutkan pengertian dari sistem akustik!
Sistem
akustik adalah satu proses yang tidk bisa dipisah-pisahkan, bekerjanya suatu
komponen sistem akustik tergantung dari bekerjanya komponen lain
5.
Sebutkan 2 metode pikatan secara induktif!
-
Metode pikatan dengan bantuam umpan
-
Metode pikatan dengan bantuan cahaya atau obor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar