Rumpon
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rumpon
Rumpon adalah salah
satu jenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dilaut, baik laut dangkal
maupun laut dalam. Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk menarik gerombolan
ikan agar berkumpul disekitar rumpon, sehingga ikan mudah untuk ditangkap.
Rumpon dalam bahasa kelautan adalah karang
buatan yang dibuat oleh manusia dengan tujuan sebagai tempat berkumpul ikan.
Rumpon merupakan rumah buatan bagi ikan di dasar laut yang dibuat secara
sengaja dengan menaruh berbagai jenis barang di dasar laut seperti ban, dahan
dan ranting dengan pohonnya sekaligus. Barang–barang tersebut dimasukkan dengan
diberikan pemberat berupa beton, batu–batuan dan penberat lainnya sehingga
posisi dari rumpon tidak bergerak karena arus laut. Barang–barang yang
dimasukkan kedalam laut dapat terus ditambah secara berlanjut untuk menambah
massa rumpon.
Pembuatan rumpon ikan sebenarnya adalah salah
satu cara untuk mengumpulkan ikan, dengan membentuk kondisi dasar laut menjadi
mirip dengan kondisi karang–karang alami, rumpon membuat ikan merasa seperti
mendapatkan rumah baru. Meski untuk mengetahui keberhasilanya dibutuhkan waktu
yang tidak sedikit sekitar 3- 6 bulan namun usaha pembuatan rumpon ini
merupakan solusi terbaik meningkatkan hasil perikanan di laut[1].
Agar kepemilikkan rumpon tidak tertukar atau
hilang, maka diberi tanda, misalnya dengan bendera, pelampung, cermin atau
tanda lain sesuai keinginan pemiliknya. Pembuatan rumpon selain untuk diambil
hasil ikannya untuk keperluan sendiri, dapat juga disewakan kepada para pemancing
laut yang memang mencari kesenangan mencari ikan di lokasi yang banyak ikannya.
Para pemancing yang memang membutuhkan hot spot memancing yang bagus dapat
menyewa pemilik rumpon ini sebagai alternatif memancing yang cukup mudah[2].
Daftar isi [sembunyikan]
1 Jenis-jenis
Rumpon
2 Jenis
Ikan di Sekitar Rumpon
3 Referensi
4 Pranala
luar
Jenis-jenis Rumpon[sunting | sunting sumber]
Terdapat 3 jenis rumpon, yaitu:
Rumpon Perairan Dasar adalah alat bantu
penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada dasar perairan laut.
Rumpon Perairan Dangkal adalah alat bantu
penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan padaperairan laut dengan
kedalaman sampai dengan 200 meter.
Rumpon Perairan Dalam adalah alat bantu
penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut dengan
kedalaman diatas 200 meter.
Penggunaan rumpon tradisional di Indonesia
banyak ditemukan di daerah Mamuju (Sulawesi Setatan) dan Jawa Timur. Menurut
Monintja (1993) rumpon banyak digunakan di Indonesia pada tahun 1980, sedangkan
Negara yang sudah mengoperasikan rumpon diantaranya Jepang, Philipina,
Srilanka, Papua Nugini dan Australia.
Beberapa alasan mengapa ikan sering ditemukan
disekitar rumpon:
Banyak ikan- ikan kecil dan plankton yang
berkumpul disekitar rumpon dimana ikan dan plankton tersebut merupakan sumber
makanan bagi ikan besar.
Ada beberapa jenis ikan seperti tuna dan
cakalang yang menjadikan rumpon sebagai tempat untuk bermain sehingga nelayan
dapat dengan mudah untuk menangkapnya.
Nelayan dapat mengetahui banyak ikan di
daerah rumpon dengan beberapa ciri yang khas yaitu: Banyaknya buih-buih atau
gelembung udara dipermukaan air. Warna air akan terlihat lebih gelap
dibandingkan dengan warna air disekitarnya karena banyak ikan yang bergerombol.
Adanya ikan di sekitar rumpon berkaitan pula
dengan pola rantai makanan dimana rumpon menciptakan suatu arena makan dan
dimulai dengan tumbuhnya bakteri dan mikroalga ketika rumpon mulai dipasang.
Selanjutnya mahluk renik dan hewan-hewan kecil akan menarik ikan-ikan yang
berukuran lebih besar yang memangsa ikan-ikan berukuran kecil. Berdasarkan
hasil analisa isi perut dari ikan-ikan yang berada di sekitar rumpon didapatkan
bahwa ikan-ikan kecil yang berkumpul di sekitar rumpon tidak memakan daun-daun
rumpon tetapi memakan jenis-jenis plankton yang berada di sekitar rumpon[3].
Teks tebal==Konstruksi Rumpon== Bahan dan Komponen Rumpon Setiap rumpon terdiri
dari beberapa komponen. Di Indonesia rumpon masih menggunakan bahan alami
seperti daun kelapa, tali plastik yang sudah pasti kekuatannya sangat terbatas.
Di Jawa Barat konstruksi rumpon masih
sederhana sekali, pada umumnya pelampungnya dari bambu dan tali temalinya dari
bahan plastik atau rotan, pemberatnya dari batu gunung atau batu karang sedangkan
atraktornya menggunakan daun kelapa. Rumpon jenis ini banyak dioperasikan di
laut yang dangkal dengan tujuan untuk rnengumpulkan ikan pelagis yang kecil –
kecil. Untuk perairan yang mempunyai kedalaman sampai ribuan meter digunakan
tali.
Di negara maju seperti Jepang dan Philipina
rumpon yang dipasang selalu dilengkapi alat pendeteksi ikan yang dapat
memonitor dari kapal penangkapannya.
Komponen dan kontruksi rumpon terdiri dari:
Pelampung
Sebagai alat pengapung yang dibuat dari besi
plat yang dibentuk seperti tabung.
Atraktor/Pemikat
Merupakan pemikat yang bertujuan untuk
memikat ikan disekeliling rumpon yang terbuat dari daun nyiur atau daun kelapa.
Tali-temali
Guna sebagai pengikat pelampung dan pemberat
bahannya terbuat dari polyethylene kemudian ditambahkan kawat baja untuk
mengikat atraktor supaya cepat tenggelam dan tidak mengapung.
Pemberat
Merupakan bahan untuk menenggelamkan rumpon
dan rumpon tidak berpindah tempat yang dibuat dari semen yang dicor.
Jenis Ikan di Sekitar Rumpon[sunting | sunting
sumber]
Tidak semua ikan ditemukan disekitar rumpon.
Ikan jenis pelagis merupakan ikan dominan yang sering ditemukan di dalam
rumpon. Jenis-jenis Ikan yang Sering Berasosiasi dengan Rumpon, (Monintia,
1993):
Cakalang – Skipjack- Katsuwonus pelamis
Tongkol – Frigate Tuna- Auxis thazard
Tongkol Pisang-Frigate Tuna- Euthynnus
affinis
Tenggiri- King Mackeret- Scomberomorus sp
Madidihang -Yellow Fin Tuna- Thunnus
albacares
Tembang -Frigate Sardin – Sardinella
firnbriato
Japuh Rainbow -Sardin -Dussumeria hosselti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar