Kepiting
Sumber : http://kuliah-ikan.blogspot.com
Budidaya Ikan - Kepiting - Kepiting adalah hewan golongan
krustasea yang termasuk ke dalam ordo Decapoda, Subordo Pleocyemata, dan
infraordo Brachyura, yang umumnya dicirikan dengan adanya tonjolon
"ekor" yang sangat pendek (Latin: brachys = pendek, οura = ekor),
atau denngan ciri bagian abdomen yang mengecil yang seluruhnya terlindung di
bawah thorax.
Tubuh kepiting umumnya dilindungi oleh cangkang luar
(eksoskeleton) yang tebal, dan memiliki sepasang senjata berupa cakar tunggal
(chelae). Kepiting dapat ditemukan di seluruh lautan di dunia, sedangkan
kepiting yang hidup di air tawar atau darat, kebanyakan hidup di daerah tropis.
Kepiting dapat ditemukan dalam berbagai ukuran, mulai dari kepiting kacang (pea
crab) yang memiliki ukuran lebar hanya beberapa milimeter saja, sampai dengan
kepiting laba-laba Jepang, yang memiliki rentangan kaki sampai dengan 4 meter.
Sekitar 850 spesies kepiting adalah kepiting air tawar,
kepiting darat atau kepiting semi-terestrial, mereka dapat ditemukan di seluruh
wilayah tropis maupun sub-tropis.
Fosil kepiting pertama yang pernah ditemukan diduga berasal
dari masa Jurassic. Spesies Carboniferous imocaris yang meskipun hanya dikenali
dari karapas-nya, diduga merupakan kepiting prasejarah. Radiasi fosil kepiting
yang ditemukan berasal dari jaman batuan kapur (Cretaceous) dan jaman
sesudahnya diduga ada kaitannya dengan masa terpecahnya belahan bumi selatan
(Gondwana) atau radiasi dari fosil ikan bertulang, yang merupakan predator
utama kepiting.
Kepiting seringkali menunjukkan tanda-tanda seksual
dimorfisme. Kepiting jantan seringkali memiliki cakar yang lebih besar, suatu
kecenderungan yang sering terjadi pada kepiting Uca (Fiddler Crab) genus
Ocypodidae. Kepiting Uca jantan memiliki satu cakar yang tumbuh sangat besar,
yang digunakan untuk berkomunikasi, khususnya untuk menarik perhatian kepiting
betina. Perbedaan lain yang mencolok adalah bentuk perut (pleon). Pada hampir
semua kepiting Uca jantan memiliki pleon yang sempit dan berbentuk segitiga,
sementara pada kepiting betina memiliki pleon yang lebih lebar dan berbentuk
bulat. Hal ini menunjukkan bahwa kepiting betina mengerami telur-telurnya yang
telah dibuahi di pleopod.
Kepiting biasanya berjalan dengan arah menyamping. Hal ini
dikarenakan sendi-sendi kaki kepiting yang hanya memungkinkan cara berjalan
kepiting yang lebih efisien ke arah samping. Tetapi terdapat pula beberapa
jenis kepiting yang berjalan dengan arah maju ataupun mundur, contohnya
beberapa kepiting yang termasuk family Raninidae: Libinia emarginata dan
Mictyris platycheles. Beberapa jenis kepiting, seperti family Portunidae dan
Matutidae, juga memiliki kemampuan berenang.
Hampir semua kepiting merupakan hewan yang aktif dengan pola
tingkah-laku yang kompleks. Kepiting-kepiting dapat berkomunikasi dengan cara
memukul-mukul atau melambai-lambaikan capit mereka. Kepiting cenderung bersifat
agresif terhadap kepiting-kepiting lainnya dan kepiting-kepiting jantan
seringkali berkelahi hanya untuk memperebutkan kepiting betina. Kadang pula
kepiting saling berkelahi untuk memperebutkan lubang perlindungan, berupa
daerah karang berbatu, gua-gua dan celah-celah di daerah lepas pantai.
Kepiting adalah hewan omnivora. Makanan utama kepiting
berupa ganggang, selain dapat pula memakan makanan lainnya berupa moluska,
cacing, jamur, bakteri, detritus dan jenis krustasea lainnya, tergantung pada
spesies kepiting dan ketersediaan makanan. Bagi kebanyakan kepiting, campuran
makanan berupa nabati dan hewani menghasilkan pertumbuhan dan kesehatan yang
paling baik.
Kepiting diketahui mempunyai sifat bekerja sama dalam
menyediakan makanan dan perlindungan bagi keluarga mereka, dan selama musim pemijahan
kepiting-kepiting jantan akan mencarikan lokasi yang nyaman bagi
kepiting-kepiting betina untuk melepaskan telur-telur mereka.
Berdasarkan data, diketahui bahwa kepiting memberikan
kontribusi sebanyak 20% dari semua jenis krustasea laut, baik berupa hasil
tangkapan, budidaya, maupun yang dikonsumsi di seluruh dunia. Volume tersebut
mencapai sekitar 1 ½ juta ton per tahun. Seperlima dari jumlah tersebut berasal
dari spesies Portunus trituberculatus. Jenis-jenis kepiting lainnya yang
memiliki nilai ekonomis penting adalah Portunus pelagicus, beberapa spesies
dalam genus Chionoecetes, kepiting biru (Callinectes sapidus), Charybdis spp.,
Cancer pagurus, kepiting Dungeness (Metacarcinus magister) dan kepiting bakau
(Scylla serrata), yang masing-masing jenis dapat menghasilkan produk lebih dari
20.000 ton setiap tahun .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar