PELUANG USAHA : BUDIDAYA IKAN KOI
sumber : http://banigemma.blogspot.com
Ikan koi merupakan ikan hias eksotis yang
semakin banyak penggemarnya di Indonesia. Ikan Koi termasuk jenis ikan Cyprinus
carpio yang dipelihara sebagai ikan hias. Ikan Koi berasal dari Tiongkok dan
banyak tersebar di Jepang. Mereka berkerabat dekat dengan ikan mas, dan karena
itu banyak orang menyebutnya ikan mas koi.
Bagi sebagaian masyarakat Koi dianggap
membawa keberuntungan. Ikan koi pertama kali dikenal pada dinasti Chin tahun
265 dan 316 Masehi. Koi dengan keindahan warna dan tingkah laku seperti yang
kita ketahui saat ini, mulai dikembangkan di Jepang 200 tahun yang lalu di
pegunungan Niigata oleh petani Yamakoshi. Pemuliaan yang dilakukan
bertahun-tahun menghasilkan garis keturunan yang menjadi standar penilaian koi.
Beberapa varietas yang tersebar ke seluruh dunia digolongkan Asosiasi Koi
Jepang (en Nippon Airinkai) menjadi 13 kelompok antara lain: Bekko, Utsurinomo,
Asagi-Shusui, Goromo, Kawarimono, Ogon dan Hikari-moyomono. Sedangkan 5
golongan utama yaitu Kohaku, Sanke, Showa, Hirarinuji dan Kawarigoi.Kini dengan
makin banyaknya penggemar koi sebagai ikan hias, koi bisa menjadi lahan bisnis
yang sangat menguntungkan. Selain pesona warna dan lekukannya yang indah,
keistimewaan lain koi adalah keelokan yang dipertontonkan tatkala menyembul dan
melompat ke atas air. Koi juga termasuk ikan yang jinak dan sangat bersahabat
terutama pada orang yang sering member pakan. Ritual pemberian pakan bagi
pengthobi merupakan saat-saat yang paling menyenangkan. Ikan Koi yang telah ama
kita kenal akan datang menghampiri tangan kita ketika dicelupkan dalam air.
Harga Koi sangat ditentukan oleh bentuk badan
dan kualitas tampilan warna. Koi yang banyak diminati oleh penggemar koi adalah
Koi yang berasal dari Blitar. Bentuk sedikit lonjong menyerupai kapal selam.
Harganya relatif lebih mahal dari koi asal Sukabumi. Bagi penggemar yang
fanatic tentu saja koi impor dari Jepang dan Cina menjadi pilihan. Namun
harganya cukup mahal. Harga koi dipasaran sangat bervariasi dari sekitar ribuan
hingga yang paling mahal mencapai harga ratusan juta rupiah.
Jenis Koi
JENIS KOI
|
WARNA TUBUH
|
GAMBAR
|
SHIRO MUJI
|
Putih
|
|
BENIGOI,HIGOI, AKAGOI
|
Semuanya merah
|
|
KIGOI
|
Kuning
|
|
KINGOI
|
Keemasan
|
|
GINGOI
|
Putih Keperakan
|
|
KOHAKU
|
Tubuh warna putih dengan corak merah yang
menutupi sebagian punggungnya
|
|
TANCHOKOHAKU
|
Putih merah - kepala belang merah
|
|
SHIRO BEKKO
|
Putih belang Hitam
|
|
SHIRO UTSURI
|
Hotam belang putih
|
|
KI UTSURI
|
Hitam belang kuning
|
|
HI UTSURI
|
Hitam belang merah
|
|
AKA BEKKO
|
Merah belang hitam
|
|
ASAGI
|
Biru merah
|
|
TAISHO SANSHOKU
|
Warna tubuh putih dengan corak warna merah
seperti kohaku, tetapi dengan paduan warna hitam
|
|
SHOWA SANSHOKU
|
Perpaduan antara warna hitam, merah, dan
putih di seluruh tubuhnya. Warna hitam juga ada di sirip dada kiri dan kanan
|
|
GOSHIKI
|
Lima warna
|
|
Bagi anda yang ingin membudidayakan koi ada
beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Pemilihan lokasi & konstruksi wadah
Ikan koi secara alami hidup di air deras
sehingga membutuhkan air jernih dan berkadar oksigen tinggi. Pemeliharaan ikan
koi yang terbaik adalah di kolam alami terbuka sehingga mudah mendapatkan
makanan alami dan sinar matahari untuk merangsang pewarnaan tubuh. Kolam
sebagian dinaungai karena sinar matahari yang terlalu banyak menyebabkan suhu
air kolam meningkat dan air kolam menjadi keruh akibat pertumbuhan
fitoplankton.
Koi berukuran kecil dapat ditempatkan di
akuarium, namun demikian ini tidak dapat menjadi habitat permanen. Bila
dipelihara dalam kelompok, koi akan belajar untuk tidak mengganggu ikan yang
berukuran sama, tetapi memakan ikan yang lebih kecil. Koi suka menggali dasar
kolam sehingga menyebabkan akar tanaman rusak. Karenanya dasar kolam harus
dibuat degnan bahan yang kokoh agar tidak mudah rusak.
2. Pakan
Koi adalah jenis ikan pemakan di dasar dan
omnivora (pemakan segala). Pakan buatan untuk pembesaran koi dapat diberikan
dalam bentuk butiran (pellet). Sumber protein utama adalah formulasi kombinasi
antara bahan nabati (misalnya tepung kedelai, tepung jagung, tepung gandum,
tepung daun, dll) dan bahan hewani (seperti; tepung ikan, tepung kepala udang,
tepung cumi,kekerangan dll) serta multivitamin dan mineral seperti Ca, Mg, Zn,
Fe, Co sebagai pelengkap pakan.
Kualitas pakan sangat menentukan tampilan
warna sebagai daya tarik ikan koi sendiri, sehingga banyak upaya telah
dilakukan dengan menggunakan bahan pakan yang mengandung zat pigmen seperti
karotin (warna jingga), rutin (kuning) dan astasantin (merah). Zat-zat tersebut
terkandung pada tubuh hewan dan tumbuhan tertentu seperti wortel mengandung zat
karotin; sedangkan ganggang, chlorella, kubis, cabai hijau mengandung rutin;
spirulina, kepiting, udang mengandung astasantin. Para pembudidaya saat ini
tidak perlu lagi menyiapkan pakan sendiri karena sudah tersedia di pasaran
pakan koi yang sudah di formulasi sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan zat untuk
pembentukan warna ikan koi.
Pakan alami atau pakan hidup misalnya cacing
darah, cacing tanah, daphnia, cacing tubifex cocok diberikan pada benih koi
(hingga bobot 50 g/ekor) karena lebih mudah dicerna oleh benih sesuai dengan
kondisi sistem pencernaan, selain itu koi juga dapat memakan phitoplankton
dalam kolam.
Jumlah pakan diberikan berdasarkan jumlah
ikan (bobot biomassa) dalam kolam dengan kisaran kebutuhan 3-5 % per-hari,
dengan frekuensi pemberian 2-3 kali per-hari hal ini juga disesuaikan dengan
kondisi ikan dan media air pemeliharaannya.
3. Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan tidak mungkin menjadi satu
dengan kolam taman. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu
pengeluaran air tersendiri.Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa
dikeringkan dengan sempurna. Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam
sempit dapat menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi
kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, terlindung dari
jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan lain.
Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan
telur dan perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau
bulat. Kalau kolam bulat, diameternya antara 1,5-2 m.
Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk
menumbuhkan pakan alami yang dipakai untuk lmensuplai pakan benih jika kuning
telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2,
cukup memadai.
Bagi yang memiliki uang cukup, dinding kolam
bisa dilapis vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan
lapisan vinil, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari
semen bisa dihilangkan.
4. Seleksi Induk
Syarat utama induk adalah calon induk sudah
matang kelamin dan matang tubuh. Matang kelamin artinya induk jantan sudah
menghasilkan sperma dan induk betina sudah menghasilkan telur yang matang.
Matang tubuh artinya, secara fisik mereka sudah siap menjadi induk-induk
produktif.
Syarat lain fisiknya prima, tidak cacat.
Sirip-siripnya lengkap, juga sisiknya. Gerakannya anggun, seimbang , tidak
loyo. Umur jantan minimal 2 tahun, betina minimal 3 tahun. Betina lebih besar
dibandingkan jantan, perutnya terlihat lebih besar dibandingkan punggung.
Jantan sebaliknya, lebih langsing dan perutnya rata jika dilihat dari punggung.
Sirip induk jantan siap kawin akan muncul bintik-bintik putih.
Seekor induk betina berpasangan dengan 2 atau
3 induk jantan. Jika seekor betina hanya diberi seekor jantan di kolam
pemijahan dan takdisangka jantannya ngadat, gagallah pemijahan. Dengan
menyediakan stok jantan lebih dari satu, kegagalan pemijahan bisa dihindari.
Disarankan untuk tidak menggunakan stok induk
yang paling bagus, karena keturunannya biasanya jelek. Anak keturunannya belum
tentu sebagus induknya. Yang dipijahkan sebaiknya koi biasa saja, tetapi masih
memiliki sifat-sifat unggul, seperti warnanya pekat. Pada saat seleksi benih,
nantinya bisa dipilh mana yang bagus dan mana yang diafkir.
5. Pembenihan
Induk yang baik adalah yang memiliki pola
warna bervariasi yang cerah simetris dengan bentuk tubuh seperti terpedo dengan
berat badan minimal 1 kg. Kebanyakan pembudidaya memilih untuk membeli koi
berkualitas baik untuk calon induk dengan ukuran 5-8 cm yang harganya murah
untuk dibesarkan menjadi induk.
Secara alami, carp memijah pada musim semi
dan menjadi matang gonad dengan menaikkan suhu air. Induk jantan dan betina ditempatkan
dalam wadah terpisah (untuk menghindari bertelur yang tidak diinginkan) dan
tidak diberi pakan selama beberapa hari.
Koi dapat memijah secara alami dan buatan
yaitu dengan rangsangan hormon yang disuntikkan pada tubuh induk betina untuk
mempercepat proses pembuahan. Penyuntikan Pituitary Gland (PG, nama dagang
ovaprim) dengan dosis 0,2 mg/kg bobot ikan untuk satu kali penyuntikan.
Ovulasi akan terjadi 10 jam setelah
penyuntikan. Sistem pemijahan tanpa pengurutan/stripping ini disebut pemijahan semi
alami yang lebih aman karena tanpa melukai ikan. Bila ikan sulit melakukan
pemijahan alami sehingga perlu bantuan proses pembuahan buatan, maka dilakukan
pengurutan telur dan sperma (stripping) yang merupakan pilihan terakhir.Induk
betina dalam sekali pemijahan dapat menghasilkan 75.000 telur/kg berat badan.
Perbandingan jumlah induk dalam proses pemijahan adalah 2 betina dan 1 jantan.
Biasanya telur yang dikelurkan oleh induk betina menempel pada substrat (injuk)
yang segera dibuahi oleh sperma jantan. Setelah telur dibuahi sebaiknya
dipisahkan dari induk, dengan memindahkan induk dari wadah pemijahan atau
sebaliknya telur yang diangkat dan dipindahkan kedalam wadah penetasan.
6. Persiapan Kolam
Pertama kali yang harus dipersiapkan untuk
pemijahan adalah kolam. Kolam dikeringkan dibawah terik matahari. Pintu
pemasukan dipasang saringan untuk mencegah telur yang mungkin hanyut.
Telur koi menempel (adesif) sifatnya.
Biasanya koi akan bertelur dibawah tanaman atau bahan apa saja yang bisa
dipakai untuk menempelkan telurnya. Oleh karena itu sediakan penempel telur
yang memadai agar telur koi bisa selamat.
Penempel telur bisa menggunakan kakaban, yang
dipakai untuk memijahkan ikan mas. Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan
bilah bambu dan dipaku. Kakaban yang baik terbuat dari ijuk yang panjang dan
rata, panjang 120 cm lebar 40 cm. Jumlah kakaban yang diperlukan disesuaikan
dengan besar induk betina, biasanya 4-6 buah untuk setiap 1 kg induk betina.
Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas
sepotong bambu yang masih utuh. Diataskakaban diberi bilah bambu dan diikat
agar kumpulan kakaban tidak tercerai-berai ketika pasangan induk memijah.
Sebelum dipasang, kakaban dibersihkan, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari
lumpur.
Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air
selalu mengalir ke kolam pemijahan untuk merangasang pasangan koi yang akan
memijah. Selain kakaban, tempat penempel telur bisa juga menggunakan tanaman
air seperti Hydrilla yang disusun atau potongan tali rafia sebagai pengganti ijuk.
7. Pelaksanaan Pemijahan
Induk dimasukkan sekitar pukul 16.00 dan akan
mulai memijah tengah malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam
dengan diikuti induk jantan di belakangya. Makin lama gerakan mereka makin
seru. Induk jantan menempelkan badannya ketika mengikuti induk betina. Pada
puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telurnya dengan sesekali meloncat ke
udara. Aktifitas betina ini segera diikuti jantan dengan mengeluarkan cairan
sperma. Telur-telur yang terkena sperma akan menempel pada kakaban atau bahan
penempel telur lainnya dan susah lepas. Juga ada sebagian telur uyang jatuh ke
dasar kolam. Perkawinan selesai pada pagi hari. Induk segera dipisah dari
telurnya. Jika terlambatm telur bisa habis dimakan induknya.
Ada dua cara untuk memisahkan induk dari
telur yang dihasilkan. Pertama, dengan memindahkan induk dari kolam pemijahan
dan tetap membiarkan telur menetas di kolam tersenur. Cara kedua dengan
memindahkan telur ke kolam penetasan. Cara pertama lebih praktis karena lebih
menghemat lahan (kolam).Untuk mencegah agar tidak terserang jamur, telur-telur
direndam dulu dalam larutan Malachyt green dengan konsentrasi 1/300.000 selama
15 menit sebelum ditaruh di kolam penetasan. Ketika akan merendam telur-telur
ini, sebaiknya kakaban digoyang-goyangkan pada air agar kotoran yang mungkin
menutupi telur bisa terlepas.
8. Pewarnaan
Kualitas koi ditentukan oleh pola warna,
kesesuaian jenis koi dan kejelasan warna. Pola warna yang simetris dengan
batasan jelas antar warna menunjukkan kualitas yang baik.
Genotip menentukan jumlah dan jenis sel
pigmen serta kromatofora. Kromatofora menghasilkan warna juga dipengaruhi otak
ikan. Ikan pada wadah gelap cenderung berwarna gelap, begitu pula sebaliknya.
Warna dapat berubah bila ikan mengalami tekanan (stres). Biasanya ikan yang
tumbuh lambat mempunyai warna yang lebih baik daripada ikan yang tumbuh cepat
karena pigmen bisa diubah dan digunakan untuk pertumbuhan tubuh. Seumur
hidupnya, ikan koi dapat menyimpan dan menggunakan pigmen. Koi muda yang
berwarna pucat apabila diberikan pakan berpigmen selama 6 minggu sebelum
dipasarkan akan berwarna menarik. Intensitas warna tergantung dari jumlah
pigmen dalam kromatofora. Pigmen dapat muncul dengan adanya karotenoid dalam
pakan.
9. Prapanen
Koi tumbuh sekitar 2 cm per bulan dan pada
usia 60 tahun dapat mencapai panjang hingga 1 m. Bila ikan Koi telah mencapai
ukuran pasar yaitu 20 cm dapat dipanen dan dilakukan seleksi akhir, dengan
memisah-misahkan jenis, ukuran dan pola warna tubuhnya. Dari hasil seleksi ini,
Koi yang terpilih dibesarkan di dalam bak atau kolam semen sambil menunggu
harga pasar yang baik. Dalam penampungan akhir ini, ikan dapat diperbaiki
bentuknya, jika terlalu gemuk dibuat langsing atau yang terlalu kurus dibuat
lebih gemuk. Pemeliharaan berikutnya diusahakan tidak terlalu padat, akan lebih
baik jika dalam bak dilengkapi aerator sehingga kesegaran air terjamin dan
dengan pemberian pakan yang baik dapat meningkatkan kualitas warna tubuh ikan
Koi.
Sumber: dari berbagai sumber
Diposkan oleh RHF di 05.25
Label: peluang usaha, perikanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar