Pedoman Teknis Budidaya Udang Windu
Sumber
: http://tambakblog.blogspot.com/
Penyiapan Sarana dan Peralatan
Syarat konstruksi tambak:
1.
Tahan
terhadap damparan ombak besar, angin kencang dan banjir. Jarak minimum
pertambakan dari pantai adalah 50 meter atau minimum 50 meter dari bantara
sungai.
2.
Lingkungan
tambak beserta airnya harus cukup baik untuk kehidupan udang sehingga
dapat tumbuh normal sejak ditebarkan sampai dipanen.
3.
Tanggul
harus padat dan kuat tidak bocor atau merembes serta tahan terhadap erosi
air.
4.
Desain
tambak harus sesuai dan mudah untuk operasi sehari-hari,
sehingga menghemat tenaga.
5.
Sesuai
dengan daya dukung lahan yang tersedia.
6.
Menjaga
kebersihan dan kesehatan hasil produksinya.
Teknik pembuatan tambak dibagi dalam tiga
sistem yang disesuaikan dengan
letak, biaya, dan operasi pelaksanaannya,
yaitu tambak ekstensif, semi intensif,
dan intensif.
1) Tambak Ekstensif atau Tradisional
·
Dibangun
di lahan pasang surut, yang umumnya berupa rawa-rawa bakau, atau rawa-rawa
pasang surut bersemak dan rerumputan.
·
Bentuk
dan ukuran petakan tambak tidak teratur.
·
Luasnya
antara 3-10 ha per petak.
·
Setiap
petak mempunyai saluran keliling (caren) yang lebarnya 5-10 m di sepanjang
keliling petakan sebelah dalam. Di bagian tengah juga dibuat caren dari
sudut ke sudut (diagonal). Kedalaman caren 30-50 cm lebih dalam dari
bagian sekitarnya yang disebut pelataran. Bagian pelataran hanya dapat
berisi sedalam 30-40 cm saja.
·
Di
tengah petakan dibuat petakan yang lebih kecil dan dangkal untuk mengipur
nener yang baru datang selama 1 bulan.
·
Selain
itu ada beberapa tipe tambak tradisional, misalnya tipe corong dan tipe
taman yang dikembangkan di Sidoarjo, Jawa Timur.
·
Pada
tambak ini tidak ada pemupukan.
2) Tambak Semi Intensif
·
Bentuk
petakan umumnya empat persegi panjang dengan luas 1-3 ha/petakan.
·
Tiap
petakan mempunyai pintu pemasukan (inlet) dan pintu pengeluaran (outlet) yang
terpisah untuk keperluan penggantian air, penyiapan kolam sebelum ditebari
benih, dan pemanenan.
·
Suatu
caren diagonal dengan lebar 5-10 m menyerong dari pintu (pipa) inlet ke
arah pintu (pipa) outlet. Dasar caren miring ke arah outlet
untuk memudahkan pengeringan air dan pengumpulan udang pada
waktu panen.
·
Kedalaman
caren selisih 30-50 cm dari pelataran.
·
Kedalaman
air di pelataran hanya 40-50 cm.
·
Ada
juga petani tambak yang membuat caren di sekeliling pelataran.
3) Tambak Intensif
·
Petakan
berukuan 0,2-0,5 ha/petak, supaya pengelolaan air dan pengawasannya lebih
mudah.
·
Kolam/petak
pemeliharaan dapat dibuat dari beton seluruhnya atau dari tanah seperti
biasa. Atau dinding dari tembok, sedangkan dasar masiH tanah.
·
Biasanya
berbentuk bujur sangkar dengan pintu pembuangan di tengah dan pintu panen
model monik di pematang saluran buangan. Bentuk dan konstruksinya
menyerupai tambak semi intensif bujur sangkar.
·
Lantai
dasar dipadatkan sampai keras, dilapisi oleh pasir/kerikil.
Tanggul biasanya dari tembok, sedang air laut dan air tawar dicampur dalam
bak pencampur sebelum masuk dalam tambak.
·
Pipa
pembuangan air hujan atau kotoran yang terbawa angin, dipasang mati di
sudut petak.
·
Diberi
aerasi untuk menambah kadar O2 dalam air.
·
Penggantian
air yang sangat sering dimungkinkan oleh penggunaan pompa.
Adapun prasarana yang diperlukan dalam
budidaya udang tambak meliputi:
1) Petakan Tambak
·
Sebaiknya
dibuat dalam bentuk unit. Setiap satu unit tambak pengairannya berasal
dari satu pintu besar, yaitu pintu air utama atau laban. Satu unit tambak
terdiri dari tiga macam petakan: petak pendederan, petak glondongan
(buyaran) dan petak pembesaran dengan perbandingan luas 1:9:90.
·
Selain
itu, juga ada petakan pembagi air, yang merupakan bagian yang terdalam.
Dari petak pembagi, masing-masing petakan menerima bagian air untuk
pengisiannya. Setiap petakan harus mempunyai pintu air sendiri, yang
dinamakan pintu petakan, pintu sekunder, atau tokoan. Petakan yang
berbentuk seperti saluran disebut juga saluran pembagi air.
·
Setiap
petakan terdiri dari caren dan pelataran.
2) Pematang/Tanggul
·
Ada
dua macam pematang, yaitu pematang utama dan pematang antara.
·
Pematang
utama merupakan pematang keliling unit, yang melindungi unit yang
bersangkutan dari pengaruh luar. Tingginya 0,5 m di atas permukaan air
pasang tertinggi. Lebar bagian atasnya sekitar 2 m. Sisi luar dibuat
miring dengan kemiringan 1:1,5. Sedangkan untuk sisi pematang bagian dalam
kemiringannya 1:1.
·
Pematang
antara merupakan pematang yang membatasi petakan yang satu dengan yang
lain dalam satu unit.
·
Ukurannya
tergantung keadaan setempat, misalnya: tinggi 1-2 m, lebar bagian atas
0,5-1,5. Sisi-sisinya dibuat miring dengan kemiringan 1:1.
·
Pematang
dibuat dengan menggali saluran keliling yang jaraknya dari pematang 1 m.
Jarak tersebut biasa disebut berm.
3) Saluran dan Pintu Air
·
Saluran
air harus cukup lebar dan dalam, tergantung keadaan setempat, lebarnya
berkisar antara 3-10 m dan dalamnya kalau memungkinkan sejajar dengan
permukaan air surut terrendah. Sepanjang tepiannya ditanami pohon bakau
sebagai pelindung.
·
Ada
dua macam pintu air, yaitu pintu air utama (laban) dan pintu air sekunder
(tokoan/pintu air petakan).
·
Pintu
air berfungsi sebagai saluran keluar masuknya air dari dan ke dalam tambak
yang termasuk dalam satu unit.
·
Lebar
mulut pintu utama antara 0,8-1,2 m, tinggi dan panjang disesuaikan dengan
tinggi dan lebar pematang. Dasarnya lebih rendah dari dasar saluran
keliling,serta sejajar dengan dasar saluran pemasukan air.
·
Bahan
pembuatannya antara lain: pasangan semen, atau bahan kayu (kayu besi, kayu
jati, kayu kelapa, kayu siwalan, dll)
·
Setiap
pintu dilengkapi dengan dua deretan papan penutup dan di antaranya diisi
tanah yang disebut lemahan.
·
Pintu
air dilengkapi dengan saringan, yaitu saringan luar yang menghadap ke
saluran air dan saringan dalam yang menghadap ke petakan tambak.
·
Saringan
terbuat dari kere bambu, dan untuk saringan dalam dilapisi plastik atau
ijuk.
4) Pelindung:
·
Sebagai
bahan pelindung pada pemeliharaan udang di tambak, dapat dipasang rumpon
yang terbuat dari ranting kayu atau dari daun-daun kelapa kering. Pohon
peneduh di sepanjang pematang juga dapat digunakan sebagai pelindung.
·
Rumpon
dipasang dengan jarak 6-15 m di tambak. Rumpon berfungsi juga untuk
mencegah hanyutnya kelekap atau lumut, sehingga menumpuk pada salah satu
sudut karena tiupan angin.
·
Pemasangan
kincir:
·
Kincir
biasanya dipasang setelah pemeliharaan 1,5-2 bulan, karena udang sudah
cukup kuat terhadap pengadukan air.
·
Kincir
dipasang 3-4 unit/ha. Daya kelarutan O2 ke dalam air dengan pemutaran
kincir itu mencapai 75-90%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar