Menanggulangi Gulma di Waduk Dengan Ikan Graskap
Grass carp / graskap merupakan ikan pemakan rerumputan yang
ditemukan di sungai Amur di Siberia dan Cina yang mengalir menuju Lautan
Pasifik. Karenanya, seringkali grass carp disebut juga sebagai amur putih
(white amur). Sekarang ini, grass carp dibudidayakan secara intensif di Cina,
Malaysia, Indonesia, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Filipina. Grass carp
masuk ke daratan Eropa digunakan sebagai pengontrol hama tanaman dan
meningkatkan produksi perikanan melalui polikultur.
Pemanfaatan grass carp sebagai pengontrol hama tanaman
(seperti enceng gondok) didasarkan pada kemampuannya untuk mengkonsumsi tanaman
(mikro atau makrofita). Grass carp memiliki kemampuan reproduksi yang sangat
tinggi. Ikan ini, ketika hidup di Sungai Amur, betina yang secara reproduksi
matang (7-15 tahun) dapat menghasilkan telur sebanyak 820.0000 telur. Sedangkan
Grass carp yang hidup di perairan Eropa memiliki kemampuan untuk menghasilkan
telur berkisar antara 500.000-700.000 / ikan yang berukuran 6-8 kg.
Jumlah vegetasi yang mampu dikonsumsi oleh grass carp
bergantung atas ukuran dan jumlah ikan, suhu air, kepadatan hama, dan komposisi
spesies, serta lamanya waktu ikan berada di perairan. Ikan berukuran 25-40 cm
akan mengkonsumsi lebih banyak makanan (35-50% bb/hari) dibandingkan dengan
ikan yang lebih besar (>40 cm) yang hanya mengkonsumsi 20-30% bb/hari. Suhu
air terbaik untuk konsumsi pakan grass carp adalah 20-28 C. Konsumsi tanaman
mulai stabil pada suhu 10-16 C, dan terjadi secara intensif ketika suhu
mencapai 20 C atau lebih tinggi lagi. Pada suhu 20 C, grass carp dapat
mengkonsumsi hingga 50% bb, ketika suhu mencapai 22 C konsumsi meningkat hingga
120% bb. Batas maksimal untuk konsumsi bagi grass carp adalah 25 C. Penurunan
suhu secara tiba – tiba bisa mengganggu pola makan. Penurunan tiba-tiba suhu
air sebesar 4-5 C dari 20 C dapat menyebabkan ikan berhenti makan. Sebaliknya,
penurunan secara perlahan menyebabkan peningkatan pilihan pakan dari grass
carp.
Petiola enceng gondok
Sama seperti kita, grass carp juga memiliki kesukaan
terhadap jenis makanan tertentu. Grass carp berukuran 25-33 mm (TL) memakan
alga berfilamen. Sedangkan ada ukuran 35-40 cm (umur sekitar 1-1,5 bulan), ikan
ini memakan daun lunak dari makrofita yang tenggelam. Pilihan makanan pada
grass carp dewasa menurun bersamaan dengan bertambahnya usia dan ukuran. Grass
carp muda memiliki gigi faring yang lemah dan kecil, sehingga pilihan
makanannya adalah tanaman yang lunak dan muda.
Ikan usia ini cenderung menghindari tanaman yang memiliki
daun yang kasar atau liat seperti (Stratiotes aloides L dan berbagai jenis
monokotiledon), daun berukuran besar yang mengapung (Nymphaea dan Nuphar spp),
tanaman dengan rasa yang kuat (Polygonum hydropiper L) atau beracun (Ranunculus
spp). Hampir sama, ikan dengan berat kurang dari 1 kg memilih akar, sedangkan
ikan yang lebih besar juga memakan daun dan petiola enceng gondok . Ikan yang
lebih besar dari 1 kg juga memakan tanaman jenis ini HANYA jika tidak ada
makanan lainnya. Jenis makanan yang paling disukai oleh grass carp adalah
elodea, water celery, dan pondweed (daun tipis). Sedangkan tanaman yang tidak
begitu disukai diantaranya adalah cattail, bulrush, sedge, alga berfilamen,
teratai, dan enceng gondok.
Elodea, makanan favorit grass carp
Sebagai biokontrol hama tanaman, kepadatan tebar yang sesuai
bagi sebuah perairan bergantung pada berbagai faktor seperti cuaca, ukuran ikan
yang ditebar, kecepatan pertumbuhan hama yang diharapkan, faktor biotik dan
abiotik lingkungan. Overstocking adalah kondisi dimana seluruh tanaman air
(baik target hama maupun tidak) sementara understocking bisa berarti bahwa
hanya terjadi penurunan hama tertentu. Kepadatan tebar yang rendah dapat menjaga
pertumbuhan hama, tetapi tanaman yan tidak disukai oleh grass carp akan tumbuh
cepat dan tidak terkendali. Syarat padat tebar dari ikan herbivora dapat
diperkirakan dari total biomassa vegetasi di sebuah perairan.
Kecepatan stocking 3 grass carp (25-30 cm)/ metrik ton
tanaman (berat basah) secara signifikan menurunkan biomassa makrofita (Chara sp
atau Najas gudalupensis) pada 2 waduk di FLorida. Kondisi ini tidak mencapai
overstocking dalam waktu 4-5 tahun semenjak stocking dilakukan. Kecepatan
stocking 4-8,4 grass carp (per metrik ton berat basah tanaman) mengurangi
biomassa tanaman hingga 0 dalam waktuu 8-17 bulan. Kepadatan tebar grass carp
untuk daerah tropis berkisar antara 90 – 120 kg/ha (dengan berat setiap ikan
20-40 gr). Beberapa peneliti merekomendasikan kepadatan tebar 25-30 individu/ha
untuk hama tanaman air seperti Hydrilla sp, sambil mengelola populasi kecil
dari tanaman air yang kelimpahannya predominan dan tidak disukai oleh grass
carp. Biokontrol menjadi efektif jika grass carp ditebar terlebih dahulu di
awal peningkatan pertumbuhan tanaman.
Fluktuasi kedalaman perairam juga harus diprediksi dan
dipertimbangkan. Karena penurunan kedalaman secara drastis akan menyebabkan
overstocking dan kondisi ini menyebabkan ikan sulit untuk dipindahkan dari
perairan. Padat tebar haruslah dikalkulasi dari kedalaman terendah.
Tapeworm alias cacing pita, dan grass salah satu vektornya
Apakah grass carp termasuk spesies invasif? Setidaknya, saya
menemukan 2 negara bagian (Minnesota dan Texas) yang memasukkan grass carp
dalam daftar spesies invasif. Texas dan Oregon hanya mengijinkan penggunaan
grass carp triploid (steril) untuk biokontrol. Grass carp normal (diploid)
memiliki 48 kromosom, sedangkan triploid memiliki 72. Kromosom ekstra yang
ditambahkan menyebabkan grass carp menjadi steril. Dibandingkan dengan Texas,
Oregon memiliki peraturan yang lebih ketat. Setiap grass carp harus ditandai
dengan Passive Induced Transmitter Tag (PIT). Apa yang membuat mereka khawatir
tentang grass carp dan memasukkannya sebagai spesies invasif? Grass carp mampu
hidup dengan kondisi oksigen yang rendah (2-3 mg/L), kemampuan reproduksi yang
tinggi, dan mampu memakan tanaman hingga 300% berat tubuhnya.
Grass carp dapat memakan semua makrofita dan vegetasi yang
menjalar sehingga mengurangi ketersediaan pakan bagi invertebrata dan ikan
lainnya. Hal ini menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap komposisi
makrofita, fitoplankton, dan invertebrata melalui perubahan rantai makanan dan
struktur trofik di perairan. Hilangnya makrofita juga menyebabkan hilangnya
media untuk ikan fitofil untuk memijah. Introduksi grass carp sebagai
biokontrol juga meningkatkan potensi tertularnya ikan lokal dengan beberapa
penyakit dan parasit. Grass carp dari Cina dipercaya menjadi sumber utama dan vektor
untuk cacing pita Asia.
(sumber: banyuarthamulia.org)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar