SELAMATKAN TERUMBU KARANG
www.pusluh.kkp.go.id
Istilah terumbu karang sangat sering kita dengar, namun
belum banyak yang memahami pengertiannya. Terumbu karang diambil dari
terjemahan langsung bahasa Inggris dari kata coral reefs. Reef atau terumbu
adalah serangkaian struktur keras dan padat yang berada di dalam atau dekat
permukaan air. Sedangkan coral atau karang, merupakan salah satu organisme laut
yang tidak bertulang belakang (invertebrate), berbentuk polip yang berukuran
mikroskopis, namun mampu menyerap kapur dari air laut dan mengendapkannya sehingga
membentuk timbunan kapur yang padat.
Pada dasarnya terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan
masif kalsium karbonat (CaCO3) yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk
terumbu (karang hermartipik) dari filum Cnidaria, ordo Scleractinia yang hidup
bersimbiosis dengan plankton zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae
berkapur serta organisme lain yang menyekresi kalsium karbonat.
Berdasarkan bentuk pertumbuhannya, karang dibedakan menjadi
tujuh kategori utama, yaitu: karang bercabang (branching coral), karang
masif/padat (massive coral), karang submasif/semi-padat (submassive coral),
karang jamur/soliter (mushroom coral), karang meja (tabulate coral), karang
lembaran (folious coral), dan karang menjalar (encrusting coral).
Pertumbuhan karang dan penyebarannya tergantung pada kondisi
lingkungannya, yang pada kenyataannya tidak selalu tetap karena adanya gangguan
yang berasal dari alam atau aktivitas menusia. Terumbu karang sering ditemui
pada lingkungan perairan yang agak dangkal. Untuk mencapai pertumbuhan yang
maksimum, terumbu karang memerlukan perairan yang jernih, dengan suhu perairan
yang hangat, gerakkan gelombang besar dan sirkulasi air yang lancar serta
terhindar proses sedimentasi.
Terumbu karang merupakan suatu ekosistem, dengan kata lain
terumbu karang menunjang kehidupan berbagai jenis makhluk hidup yang ada di
sekitarnya. Dengan adanya terumbu karang maka tumbuhan dan hewan laut
lainnya dapat tinggal, mencari makan dan berkembang biak di terumbu karang.
Fungsi Terumbu Karang
Ekosistem terumbu karang memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Benteng Alam
Terumbu karang menjaga pantai dan masyarakat pesisir dari
erosi gelombang dan badai. Terumbu karang adalah benteng alam yang melindungi
pelabuhan dan pantai dari hantaman ombak.
1. Habitat
Terumbu karang berfungsi sebagai tempat bertelur,
berkembang, mencari makan dan berlindung lebih dari 2000 jenis satwa dan
tumbuhan. Terumbu karang sebagai sumber protein dan mata pencaharian bagi
manusia; 1 km2terumbu karang sehat dapat memproduksi ±30 ton ikan per tahun.
Biota laut penghuni terumbu karang dapat diolah menjadi obat untuk obat kanker
kulit, tumor dan leukemia, jenis karang teretentu digunakan untuk anti-virus.
2. Pariwisata
Industri wisata termasuk ekowisata, lebih banyak memberikan
ancaman ketimbang sumbangan terhadap kelestarian terumbu karang dan lingkungan
laut lainnya. Pembuangan sampah dan air limbah; kerusakan akibat jangkar kapal
dan penyelam. Ketidak pedulian terhadap kerusakan lingkungan, dapat mengancam
kelestarian lingkungan laut.
3. Fungsi Lain
Fungsi lain yang nilainya tidak kalah penting misalnya
sebagai sumber 'natural product', dan juga sebagai tempat pendidikan dan
penelitian. Selain itu, fungsi ekosistem terumbu karang bagi kehidupan manusia
adalah untuk mencegah rusaknya pantai dari ombak maupun gelombang air laut yang
setiap saat dapat mengakibatkan kerusakan terus-menerus. Dengan adanya terumbu
karang yang menjadi pelindung kerusakan pantai, maka manusia dapat bermukim
didaerah sekitar pantai. Terumbu karang juga dapat dijadikan suatu objek suatu
penelitian/kajian, misalnya pemanfaatan terumbu karang sebagai bahan baku untuk
obat kanker dan juga obat tulang keropos.
Faktor Ancaman Keberadaan Terumbu Karang
Faktor-faktor yang dapat mengancam keberadaan terumbu karang
dapat berasal dari faktor alam dan faktor manusia. Kegiatan manusia yang sering
menyebabkan kerusakan pada terumbu karang adalah:
1. Penambangan dan Pengambilan karang;
2. Penangkapan ikan dengan menggunakan
alat dan metoda yang merusak;
3. Penangkapan yang berlebihan;
4. Pencemaran perairan;
5. Kegiatan pembangunan di wilayah
pesisir; dan
6. Kegiatan pembangunan di wilayah hulu.
Sedangkan faktor alam yang menyebabkan kerusakan pada
terumbu karang adalah sebagai berikut:
1. Gempa bumi berakibat
memporak-porandakan terumbu karang;
2. Badai di laut seperti halnya tsunami
berakibat menghancurkan terumbu karang;
3. Kenaikan suhu air laut dan kenaikan
permukaan air laut pada tahap tertentu dapat mematikan karang;
4. Penyakit antara lain akibat infeksi
oleh berakibat mematikan karang; dan
5. Serangan hewan pemangsa (Bulu seribu)
berakibat mematikan karang.
Upaya Pelestarian Terumbu Karang
Untuk dapat melestarikan terumbu karang, perlu dilakukan
upaya-upaya pengelolaan terumbu karang agar tetap lestari. Upaya tersebut
antara lain:
1. Diterbitkannya peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan terumbu karang
Peraturan tentang terumbu karang terdapat pada Undang-Undang
Lingkungan Hidup No.23 tahun 1997. Dimana setiap orang secara pasif wajib
mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan; dan secara aktif wajib
memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan telah
menetapkan berbagai upaya dalam menjaga keberlanjutan sumberdaya perikanan.
Terumbu karang adalah salah satu sumberdaya perikanan di Indonesia.
Undang-Undang menetapkan bahwa setiap orang memiliki
kewajiban untuk mencegah terjadinya pencemaran dan atau pengrusakkan terhadap
sumberdaya perikanan serta lingkungannya. Selain dengan pendekatan pencegahan,
keberlanjutan sumberdaya juga perlu dilakukan melalui upaya konservasi dari
tingkat ekosistem, jenis, maupun genetik terhadap sumberdaya ikan.
Oleh karena Undang-Undang Perikanan tidak secara khusus
mengatur tentang pengelolaan terumbu karang, maka diterbitkan Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan No 38/Men/2004 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu
Karang. Dengan berpegang pada pedoman ini diharapkan pengelolaan terumbu karang
dilakukan secara seimbang antara pemanfaatan dan pelestarian. Demikian pula
secara sinergis direncanakan dan dilaksanakan oleh masyarakat, pemerintah,
swasta, perguruan tinggi, dan lembaga non-pemerintah.
1. Upaya pelestarian dan rehabilitasi
terumbu karang
Berikut beberapa upaya pelestarian dan rehabilitasi terumbu
karang yang sudah dilakukan di wilayah perairan Indonesia.
Pembentukan taman nasional laut sebagai kawasan konservasi,
untuk mengatur pemanfaatan sumberdaya alam yang ada. Contohnya Taman
Nasional Laut Bunaken, Taman Nasional Laut Wakatobi, dan Taman Nasional Laut
Kepulauan Seribu.
Penetapan DPL (Daerah Perlindungan Laut) / APL (Area
Perlindungan Laut) / KPL (Kawasan Perlindungan Laut) untuk melindungi
sumberdaya perikanan beserta ekosistemnya dari ancaman kerusakan.
DPL/APL/KPL ini sebaiknya berbasis masyarakat sehingga masyarakat dapat ikut
memantau dan mengelolanya.
Upaya rehabilitasi terumbu karang melalui perlindungan area
terumbu karang yang rusak untuk upaya pemulihan. Suatu area terumbu
karang yang mengalami kerusakan namun masih berpotensi untuk dipulihkan, maka
dilakukan upaya perlindungan area tersebut dengan menutup area itu sementara
dari aktivitas perikanan, untuk membiarkannya pulih kembali.
Upaya rehabilitasi terumbu karang melalui transplantasi
karang. Transplantasi karang ialah sebuah upaya perbanyakan karang dengan
menggunakan kemampuan regenerasi karang secara aseksual. Namun demikian
belum diketahui seberapa efektif upaya ini karena kegiatan transplantasi karang
masih terbatas dilakukan pada jenis-jenis karang tertentu saja dan tingkat
keberhasilannya masih sangat tergantung dari lingkungan perairan di sekitarnya
(masih sangat bergantung pada alam).
Upaya rehabilitasi terumbu karang melalui penyediaan
substrat keras untuk tempat menempel larva karang. Upaya ini terdiri dari
peletakan substrat keras dari bahan kapur ke dasar laut dan membiarkan larva
karang menempel dan hidup serta berkembang. Selain itu ada juga yang
memfasilitasi pembentukan zat kapur dari reaksi kimia melalui pemberian listrik
di perairan laut, sehingga terbentuk substrat keras sebagai tempat larva karang
untuk menempel.
Kegiatan pendidikan, pelatihan, kampanye, maupun penyadaran
kepada berbagai pihak tentang pentingnya melestarikan ekosistem pesisir, juga
menjadi bagian dari upaya pelestarian terumbu karang.
Dengan banyaknya kegunaan terumbu karang baik untuk
ekosistem di laut maupun manfaatnya bagi umat manusia, maka kita wajib menjaga
kelestarian ekosistem terumbu karang tersebut, dan tetap melindunginya dari
kerusakan sehingga generasi penerus kita kelak masih dapat menikmati keindahan
terumbu karang sebagai obyek wisata bahari.
Sumber :
Kasim, Faizal. 2011. Makalah berjudul Pelestarian Terumbu
Karang untuk Pembangunan Daerah Berkelanjutan.
http://www.terangi.or.id
http://jalanbaron.com/2014/10/fungsi-ekosistem-terumbu-karang/
http://manfaat.co.id/manfaat-terumbu-karang-bagi-kehidupan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar