Minggu, 23 April 2017

Teknik Berternak Dan Cara Budidaya Ikan Patin Di Kolam Air Tawar



Teknik Berternak Dan Cara Budidaya Ikan Patin Di Kolam Air Tawar
Bismillah...
Selamat siang sobat pembaca semua, jumpa lagi dengan info terbaru di farray room. Pada postingan yang lalu telah admin bagikan artikel menarik tentang Cara Termudah Budidaya Ikan Nila Merah Di Kolam Terpal dan Cara Memulai Budidaya Ikan Mas Untuk Pemula. Jika sobat pembaca baru pertama kali berkunjung disini, cobalah untuk membaca artikel itu, karena mungkin akan berguna buat sobat ataupun  juga sebagai tambahan pengetahuan mengenai peluang usaha yang menjanjikan.




Masih dalam kategori budidaya ikan, kesempatan saat ini akan admin bagikan artikel bagus lainnya tentang budi daya ikan patin. Berikut ini keterangan lebih lengkapnya. Selamat membaca.

Budidaya ikan patin dengan tehnik serta langkah berternak di kolam air tawar merupakan satu diantara aspek utama yang perlu dipelajari serta di perhatikan sebelum saat kita terjun menekuni usaha ternak ikan patin yang baik serta benar dan beruntung, lantaran dengan mempelajari serta mengerti perihal langkah budidaya ikan patin diharapkan kita bisa menyiapkan serta mempraktekan perihal apapun serta bagaimana langkah-langkah yang mesti dikerjakan.

Ikan patin dengan nama ilmiah Pangasius hypophthalmus masuk ke dalam golongan type ikan lele (catfish), habitat asli ikan patin di alam bebas yaitu datang dari sungai-sungai besar yang ada di lokasi pulau Kalimantan, pulau Sumatra, serta pulau Jawa. Tetapi ikan patin bisa pula hidup serta dibudidayakan di kolam air tawar. Type ikan patin lokal di Indonesia memiliki kesamaan wujud, ukuran serta struktur dengan type ikan patin yang ada di Thailand (Pangasius sutchi). Ikan patin terhitung kelompok ikan yang paling banyak dikonsumsi lantaran untuk sumber protein hewani. Menekuni usaha peternakan lkan patin adalah usaha yang mempunyai prospek bagus lantaran bisa mengahasilkan nilai jual yang tinggi, lantaran tak hanya untuk sumber gizi ikan patin dapat juga bemilai jual untuk ikan hias.

Ikan Patin terhitung ikan yang cepat besar hingga untuk bibit yang dengan cara teratur diberikan makan tambahan saat mereka meraih usia 6 bulan panjang tubuhnya bisa meraih 35 hingga 40 cm. Supaya sistem perkembangan bibit lebih cepat lagi maka ikan patin lebih baik dibudidayakan di kolam dengan air yang mengalir dengan cara teratur.

Memilih habitat (Kolam) Dalam Cara Budidaya lkan Patin

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum kita menentukan untuk memilihhabitat di dalam cara budidaya ikan patin sebagai kolam peternakan.
  1. Pilihlah jenis tanah liat atau tanah lempung dan tidak berporos, karena tanah jenis inimerupakan tanah yang bagus untuk dibuat sebagai kolam tempat pemeliharaan.
  2. Pilihlah tanah yang mempunyai kemiringan 3 sampai dengan 5 Yo, supaya aliran air ke kolam bisa lebih mudah secara gravitasi.
  3. Jika anda mempunyai pilihan menentukan cara budidaya ikan patin dengan sistem jala apung, maka pilihlah sungai yang mempunyai arus lambat.
  4. Pilihlah habitat ikan patin yang mempunyai kualitas air yang bersih, usahakan air tidak begitu keruh, air juga tidak boleh tercemari dengan bahan-bahan kimia yang beracun serta tidak boleh tercemari oleh limbah dari industri atau pabrik.
  5. Usahakan suhu air pada kisaran 26 sampai dengan 28 derajat celcius ketika masa penetasan telur mejadilarva yang siap dimasukan akuarium. Untuk daerah yang mempunyai suhu air yang cenderung rendah maka diperlukan heater atau pemanas supaya suhu air tetap stabil dan memcapai suhu yang optimal.
  6. Usahakan agar anda mempunyai kolam air yang mempunyai keasaman kira-kira 6,5 sampai dengan 7.
Cara pembenihan ikan patin

Cara pembenihan ikan patin sebaiknya dipilih lokasi kolarn untuk peternakan yang dekat dengan sumber air dan bebas dari banjir. Untuk memudahkan sistim pengairan kedalam kolam sebaiknya kolam dibangun pada lokasi lahan yang landai dan mempunyai kemiringan 3 sampai dengan 5 %.Hal ini bertujuan agar air mudah dan lancer mengalir ke kolam.

Setidaknya ada 3 jenis kolam yang perlu disiapkan untuk memulai cara budidaya ikan patin.

a. Kolam Tempat Memelihara Induk

Luas kolam ditentukan oleh seberapa banyak jumlah induk dan intensitas dalam pengolahannya, misalnya untuk 100 kilogram induk sebaiknya dipelihara di dalam kolam dengan luas kira-kira 500 mt , persyaratan memilih kolam jenis ini jika anda hanya mengandalkan sumber pakan alami ditambah dedak. Tetapi jika akan yang akan diberikan berupa pelet maka untuk 100 kilogram induk bisa dipelihara di dalam kolam dengan luas antara 150 sampai dengan 200 m2 saja. Kolam sebaiknya mempunyai bentuk persegi panjang, dinding samping kolam bisa ditembolq tetapi untuk jenis kolam tanah sebaiknya dinding samping dilapisi anyaman bambu.

b. Kolam Tempat Pemijahan

Kolam tempat memijahkan bisa di kolam tanah atau berupa bak tembok" jumlah induk yang hendak dipijahkan memengaruhi besarnya ukuran atau luas kolam. Misalnya untuk I ekor induk yang mempunyai berat 3 kilogram sebaiknya ditempatkan pada kolam dengan luas 18 meter persegi yang sudah dilengkapi dengan kira-kira 18 buah ijuk.

c. Kolam Tempat Pendederan

Untuk kolam tempat pendederan sebaiknya dibuatkan kolam berbentuk 4 persegi, buatkanlah saluran (kemalir) pada dasar kolam dan buatkan juga kubangan di daerah saluran pengeluaran. Saluran kernalir dan kubangan dibuat dengan tujuan untuk mengumpulkan benih pada saat panen tiba.

Cara Pemijahan dan Memilih Bibit Ikan Patin

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pembibitan di dalam cara budidaya ikan patin agar didapatkan bibityang sehat dan cepat dalam membesarkannya.

a. Memilih Bibit Ikan Patin yang Bagus

Memilih Bibit Ikan Patin bisa berasal dari proses perneliharan di kolam sejak kecil atau merupakan hasil dari tangkapan di alam , pilihlah induk yang berasal dari kawanan ikan patin yang sudah dewasa sehingga diharapkan kita mendapatkan induk yang ideal dan mempunyai kualitas yang bagus.

b. Perawatan dan Pemeliharaan Induk patin

Lakukanlah pemeliharaan secara khusus terlebih dahulu terhadap induk ikan patin yang telah dipilih untuk dipijahkan, pemeliharan bisa dilakukan di dalam sangkar yang terapung, berikanlah makanan special terhadap induk yaitu makanan yang kaya akan protein. Makanan induk bisa dibuat dari bahan-bahan yang bisa dibeli dan tersedia banyak dipasaran seperti : Bahan-bahan berupa pakan ayam yang mengandung 35 person tepung ikan di dalamnya, dedak halus dengan komposisi 30 prsen, menir beras dengan komposisi 25
persen, tepung kedelai dengan komposisi 10 persen, dan tambahan vitamin atau mineral sebesar 0,5 persen.

Cara membedakan ikan patin jantan dan betina

Bagaimanakah cara membedakan induk ikan patin jantan dan betina ? Induk ikan patin yang secara gonag sudah matang serta siap untuk masuk ke dalam sesi pemijahan mempunyai kriteria sebagai berikut :

a. Kriteria induk betina
  • Induk sudah mempunyai usia 3 tahun.
  • Induk sudah mempunyai berat antara 1,5 samapai dengan 2 kilogram.
  • Secara visual induk sudah mempunyai perut yang membesar pada daerah anus.
  • Bila diraba perut induk patin akan terasa empuk, lembek dan tipis.
  • Ada pembengkakan dantimbul wam& merah di daerah kloaka.
  • Akan keluar beberapa butir telur jika daerah kloaka ditekan.
b. Kriteria induk jantan
  • Induk sudah rnempunyai usia 2 tahun.
  • Induk sudah mempunyai berat antara 1,5 sampai dengan 2 kilogram
  • Seperti halnya pada induk betina, bila diraba induk jantan mempunyai perut yang lembek dan tipis.
  • Jika diwut sambil ditekan induk jantan akan mengeluarkan cairan berupa sperma yang berwarna putih.
  • Pada bagian kelamin lnduk jantan ada pembengkakan dan mempunyai warna merah tua sebagai tanda bahwa induk siap dikawinkan.
Setelah bibit yang dipijatrkan menghasilkan benih, lakukanlah pemindahan terhadap benih ikan patin yang sudah mempunyai usia I hari, pindahkan benih ke dalam akuarium dengan ukuran 80 x 45 x 45 (cm). Setiap akuarium usahakan diberi air dari sumur bor yang sudah terlebih dahulu diaerasi. Secara ideal setiap akuarium berisi 500 ekor, tempatkan aerator di setiap akuarium untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada benih. Agar kestabilan suhu air dan ruangan te{aga maka dapat ditempatkan heater (pemanas).

Karena benih baru berusia t hari maka benih belum diperlukan pemberian makanan tambahan karena merka masih mempunyai sumber makanan cadangan yang berupa yolk sack (kuning telur). Barulah pada hari ke-3 benih bisa mendapatkan suplai makanan tambahan yaitu emulsi kuning telur ayam yang sudah di terlebih dahulu direbus. Kemudian secara perlahan-lahan benih akan menyantap makanan hidup yang berupa kutu air dan atau jentik nyamuk.

Pemeliharaan dan Pembesaran Bibit lkan Patin

Ikan patin mempunyai karakteristik pertumbuhan yang pesat, terutama pertambahan panjang badan ikan, ketika menginjak usia 2 bulan, benih ikan patin bisa tumbuh mencapai 10 sampai dengan 12 cm, dan berat badanya bisa mencapai 14 sampai dengan 15 gram. Ketika beratlrya mencapai 2,50 kilogram pertambahan berat badanya menjadi lebih cepat dari pada pertambahan panjang badannya Namun ketika ikan patin mencapai umur 10 tahun pertumbuhannya (berat dan pa4iang) menjadi lebih lambat dibandingkan dengan ikan patin yang masih muda. Di habitat aslinya di alam liar, Ikan patin dewasa bisa bertahan hidup sampai umur 20 tahun.

Proses membesarkan benih ikan patin bisa dilakukan diberbagai variasi tempat yang berbeda, yaitu : di kolam biasa, kolam jala apung? sitim pen dan kolam keramba.

Kualitas air dan kolam ikan patin

Kualitas air ikan patin yang kurang baik bisa mengakibatkan ikan gampang diserang penyakit, penyeleksian kualitas air meliputi 2 sifat yaitu sifat air secara fisika dan sifat air secara kimiawi.

Sifat air secara fisika terdiri dari faktor suhu, kekeruhan air, dan warna air. Sedangkan sifat air secara kimiawi terdiri dari faktor besarnya kecilnya kandungan oksigen (O2), kandungan karbondioksida (CO2), nilai pH serta zat-zat atau limbah beracun. Ikan patin dikategorikan golongan ikan yang sanggup bertahan hidup jika terjadi kekurangan kandungan oksigen dalam kolam atau afu. Kriteria air yang bagus yang diperlukan dalam cara budidaya ikan patin setidaknya mengandung oksigen sebesar 4 milligram/liter air. Sedangkan besarnya kandungan karbondioksida harus kurang dari 5 milligramlliter air.

Kedalaman air mempengaruhi kualitas air dan jumlah plankton.

  • Kedalaman air 1 - 25 centimeter i air keruh, banyaknya partikel tanah.
  • Kedalaman air 25 - 50 centimeter ioptimal, plankton cukup.
  • Kedalaman air 50 centimeter d air jemih, planklon sedikit.
Untuk merangsang dan meningkatkan produktifitas makanan alami sebanyakbanyaknya maka kolam pembesaran perlu dikasih pupuk. Pupuk bisa berupa jenis pupuk kandang atau jenis pupuk hijau dengan besaran dosis 50 sampai dengan 700 gram per meter persegi.

Pemberian Pakan Ikan Patin

Pemberian pakan ikan patin dapat dilakukan pada pagi hari dan sore hari (2x sehari), banyaknya pakan yang diberikan untuk patin dalam satu hari sebanyak 37o sampai dengan 5% darl. berat tubuh ikan patin yang sedang diperlihara tsb. Kuantitas atau jumlah pakan yang diberikan mengalami perubahan setiap bulan. Untuk mendapatkan gambaran pertumbuhan ikan tsb, ambilah 5 ekor sampai dengan 10 ekor ikan patin sebagai sampel kemudian ditimbang.

Ikan Patin termasuk ke dalam jenis ikan pemakan segala (omnivore), ikan ini mempunyai sifat dan kebiasaan menyantap pakan di dasar air (kolam). Sebelum mempunyai kebiasaan sebagai omnivora, ketika pada masa ikan berupa lawa ikan patin cenderung mempunyai kebiasaan sebagai ikan pemakan daging (carnivora). Pada masa larva, ikan patin cenderung memangsa ikan patin lain (kanibalisme) oleh sebab itu ketika masa ikan masih berupa larva, tidak boleh terjadi keterlambatan dalam pemberian pakan.

Untuk sumber pakan tambahan dapat diberikan pellet, ikan-ikan kecil, serta sisa-sisa bahan makanan di dapur. Pakan tambahan dapat diberikan setiap 3 hari sampai dengan 4 hari sekali, hal ini bertujuan untuk merangsang nafsu makan ikan.

Untuk memaksimalkan hasil budidaya agar mendapatkan jumlah ikan yang banyak pada masa panen ikan patin tiba maka perlu diperhatikan juga adanya faktor lain yang bisa mempengaruhi seperti gangguan dari hama dan serangan penvakit.

Masa Panen Dalam Budidaya Ikan Patin

Metode penangkapan pada masa panen ikan patin dengan memakai sistim jala apung sering menyebabkan ikan menjadi luka-luka. Sebaiknya memulai pekerjaan penankapan ikan terlebih dahulu dilakukan di daerah hilir kemudian secara perlahan maju ke daerah hulu. Jika anda menggunakan kere doronglah kawanan ikan patin sehingga mereka terpojok di daerah hulu, metode penangkapan seperti ini lebih baik dan menguntungkan sebab kawanan ikan patin tetap memperoleh air segar untuk menghindari kematian pada ikan.

Ikan patin yang dibudidayakan di dalam hampang dalam kurun waktu 6 bulanan sudah bisa dipanen, benih yang mempunyai berat 8 sampai dengan 12 gramiekor ketika pada awal waktu ditebarkan di kolam, beratnya akan mencapai kira-kira 600 sampai dengan 700 gram/ekor ketika menginjak umur 6 bulan.

Nah itulah artikel mengenai budidaya ikan, khususnya ikan patin dari admin, semoga ada manfaatnya buat kita semua. Share juga ke yang lain untuk tambahan pengetahuan mereka. Terima kasih telah bersedia membaca artikel diatas, semoga hari-hari sobat menggembirakan... :)

Minggu, 16 April 2017

Cara Budidaya Ikan Sidat



Cara Budidaya Ikan Sidat


Ikan Sidat (anguilla bicolor), termasuk familiAnguillidae, ordo Apodes. Di Indonesia diperkirakan paling sedikit terdapat 5 (lima) jenis Ikan Sidat, yaitu : Anguilla encentralis, A. bicolor bicolor, A. borneonsis, A. Bicolor Pacifica, dan A. celebensis. Ikan Sidat mungkin tidak dikenal oleh banyak orang di sini. Tapi, di berbagai negara ikan sidat jadi makanan primadona yang harganya sangat mahal.
Permintaan ekspor sidat terus meningkat. Harga jualnya juga mencengangkan. Sayangnya, teknik pendederan dan pembesaran yang menjadi kunci dihasilkannya sidat berkualitas dan layak ekspor belum banyak dikuasai.
Ikan sidat adalah sejenis belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada yang mencapai 50 cm. Memang tidak enak dilihat. Tapi siapa sangka, konsumen asing menganggap cita rasa ikan sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kalau di restoran Jepang, ikan ini sebutannya Unagi.
Kandungan vitamin A mencapai 4.700 IU/100 gram, sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi lagi, yaitu15.000 IU/100 gram. Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram.
Bahkan kandungan DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram.
Sementara kandungan EPA ikan sidat mencapai 742 mg/100 gram, jauh di atas ikan salmon yang hanya 492 mg/100 gram dan tenggiri yang hanya 409 mg/100 gram.
Teknologi budi daya masih baru di Indonesia. Budi daya ikan sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang merupakan UPT Ditjen Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal tahu saja, pengembangan budi daya kedua negara menggunakan benih dari Indonesia.
“Melihat permintaan pasar dunia yang sangat besar mendorong kami untuk melakukan penelitian budi daya ikan sidat,”

Ikan Sidat tumbuh di perairan tawar (sungai dan danau) hingga mencapai dewasa, setelah itu Ikan Sidat dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil pemijahan akan berkembang, dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke perairan pantai. Ikan Sidat yang telah mencapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.

Harga ikan memang sangat menggiurkan. Harga di tingkat petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara Rp. 250.000/kg. Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara Rp 20.000-Rp 40.000/kg, sedangkan ukuran konsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor pada pasar lokal rata-rata Rp 75.000/kg; jenis Anguilla marmorata Rp 125.000-Rp 175.000/kg.
Larva Sidat (elver) berhubungan dengan musim. Diperkirakan larva Ikan Sidat dimulai pada awal musim hujan, akan tetapi pada musim tersebut faktor arus sungai dan keadaan bulan sangat mempengaruhi intensitas ruayanya.
Ikan Sidat termasuk ikan karnivora. Di perairan umum Ikan Sidat memakan berbagai jenis hewan, khususnya organisme benthik seperti crustacea (udang dan kepiting), polichatea (cacing, larva chironomus dan bivalva serta gastropods). Aktivitas makan Ikan Sidat umumnya pada malam hari (nokturnal).
Ikan Sidat telah dibudidayakan secara intensif di Eropa khususnya di Norwegia, Jerman dan Belanda serta Asia, yaitu : Jepang, Taiwan dan China daratan. Di negara-negara lain seperti Australia, Indonesia dan beberapa negara Eropa dan Afrika Barat umumnya produksi Ikan Sidat masih mengandalkan dari hasil penangkapan di alam.. Ikan Sidat dapat dibudidayakan di dalam ruangan tertutup (indoor) dan di luar ruangan (outdoor). Di Indonesia dengan suhu lingkungan yang relatif konstan sepanjang tahun maka pemeliharaan Ikan Sidat dapat dilakukan di luar ruangan (out door).
justify;"> Secara praktis Ikan Sidat dapat dibudidayakan di kolam tanah berdinding bambu, kolam beton (bak beton), pen dan keramba faring apung. Apa pun jenis wadah yang digunakan dalam budidaya Ikan Sidat yang hamus diperhatikan adalah bagaimana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya.

Lingkungan Perairan yang Baik untuk Budidaya Ikan Sidat
a. Suhu.
Pada pemeliharaan benih Ikan Sidat lokal, A. bicolor bicolor, suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah 29°C.
b. Salinitas.
Pada pemeliharaan Ikan Sidat lokal.,, A. bicolor bicolor (elver), salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah 6 - 7 ppt.
c. Oksigen Terlarut.
Kandungan oksigen minimal yang dapat ditolelir oleh Ikan Sidat berkisar antara 0,5 - 2,5 ppm.
d. pH.
pH optimal untuk pertumbuhan Ikan Sidat adalah 7 - 8.
e. Amonia (N H3- N) dan Nitrit (NO2-N)
Pada konsentrasi amonia 20 ppm sebagian Ikan Sidat yang dipelihara mengalami methemoglobinemie dan pada konsentrasi 30 - 40 ppm seluruh Ikan Sidat mengalami methemoglobinemie.

Kebutuhan Nutrien

Seperti halnya jenis ikan-ikan lain, Ikan Sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling).

Budidaya Ikan Sidat Pada Jaring Apung 

a. Jaring Apung.
Satu unit jaring apung memiliki empat kolam berukuran 7 x 7 m, dengan jaring berukuran 7 x 7 x 2,5 m dan mata jaring 2,5 inchi. Untuk menghindari lolosnya ikan, disekeliling tepian kolam bagian atas diberi penutup dari hapa dengan lebar 60 cm.

b. Benih Ikan Sidat.
Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor) berbobot 15 - 20 gram per ekor dengan panjang 20-30 cm.. Benih Ikan Sidat diperoleh dari Pelabuhan Ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum.

Selasa, 11 April 2017

Manajemen Pakan Ikan

Manajemen Pakan Ikan

PENDAHULUAN
Kebutuhan masyarakat dunia terhadap protein hewani ikan terus meningkat seiring dengan peningkatan populasi penduduk dunia. Sejak tahun 1990-an, produksi perikanan tangkap mengalami stagnasi dan cenderung menurun akibat kerusakan lingkungan laut dan upaya penangkapan ikan illegal. Oleh karena itu pemenuhan konsumsi ikan dunia hanya diharapkan dari usaha budidaya ikan.
Keberhasilan usaha budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh 3 faktor yang sama pentingnya, yaitu breeding (pemuliaan biakan, bibit), feeding (pakan) dan management (tata laksana). Namun jika dilihat dari total biaya produksi dalam usaha budidaya ikan, maka kontribusi pakan adalah yang paling tinggi sekitar 75%.
Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan, sedangkan pengertian pangan (food) digunakan untuk manusia. Berkaitan dengan pakan, maka dihadapkan pada masalah-masalah kualitatif, kuantitatif, kontinuitas dan keseimbangan zat pakan yang terkandung didalamnya.
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada hewan ternak (baik berupa bahan organik maupun anorganik) yang sebagian atau seluruhnya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatannya. Zat pakan adalah bagian dari bahan pakan yang dapat dicerna, dapat diserap dan bermanfaat bagi tubuh (ada 6 macam zat pakan: air, mineral, karbohidrat, lemak, protein dan vitamin). Seperti halnya hewan lain, ikan pun membutuhkan zat gizi tertentu untuk kehidupannya, yaitu untuk menghasilkan tenaga, menggantikan sel-sel yang rusak dan untuk tumbuh.
Pakan yang dimakan ikan berasal alam (disebut pakan alami) dan dari buatan manusia (disebut pakan buatan). Dalam praktiknya, pakan alami sudah terdapat secara alami dalam perairan kolam tempat pemeliharan ikan. Pakan alami sangat bagus diberikan pada ikan yang masih dalam stadia benih, terutama saat benih ikan berumur 3-15 hari. Sedangkan pakan buatan diramu dari beberapa bahan baku yang memilii kandungan nutrisi spesifik. Bahan baku diolah secara sederhana atau diolah di pabrik secara masal dan menghasilkan pakan buatan berbentuk pellet, tepung, remeh atau crumble dan pasta.
BAHAN-BAHAN PAKAN
Bahan baku pembuatan pakan ikan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani. Banyak sekali bahan baku nabati yang dapat diberikan kepada ikan, bahan baku nabati inilah yang menyebabkan harga pakan menjadi dapat ditekan. Dari sekian banyak bahan baku nabati, 70 – 75% merupakan biji-bijian dan hasil olahannya, 15 – 25% limbah industri makanan, dan sisanya hijauan sebagaimana layaknya bahan pakan yang berasal dari biji-bijian, bahan pakan nabati ini sebagian besar merupakan sumber energi yang baik, tetapi karena asalnya dari tumbuhan, kadar serat kasarnya tinggi. Sebagai sumber vitamin, beberapa bahan berbentuk bijian atau lahannya tidaklah mengecewakan.
1. Bahan Hewani
a)      Tepung Ikan
Berasal dari ikan sisa atau buangan yang tidak dikonsumsi oleh manusia, atau sisa pengolahan industri makanan ikan, sehingga kandungan nutrisinya beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60 – 70%. Tepung ikan merupakan pemasok lysin dan metionin yang baik, dimana hal ini tidak terdapat pada kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan fosfornya pun sangat tinggi, dan karena berbagai keunggulan inilah maka harga tepung ikan menjadi mahal.
b)      Tepung Rebon dan Benawa
Rebon adalah sejenis udang kecil yang merupakan bahan baku pembuatan terasi. Benawa adalah anak kepiting laut. Rebon dan Benawa muncul pada awal musim hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni benda yang terapung.
c)      Tepung Kepala Udang
Bahan yang digunakan adalah kepala udang, limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor.
d)     Tepung Darah
Merupakan limbah dari rumah potong hewan, yang banyak digunakan oleh pabrik pakan, karena protein kasarnya tinggi. Walaupun demikian ada pembatas “religius” dan “dampak kesehatan”. Baik buruknya tepung darah yang digunakan sebagai bahan baku dari segi kesehatan, tergantung pada bagaimana bahan itu diperoleh dari rumah potong hewan. Bila berasal dari penampungan yang bercampur kotoran, tentu bahan ini tidak layak digunakan, tapi bila berasal dari penampungan yang bersih, maka tepung ini memenuhi syarat sebagai bahan baku pakan.
e)       Silase Ikan
Silase adalah hasil olahan cair dari bahan baku asal ikan/limbahnya.
f)       Tepung Bulu Ayam dan Tepung Tulang
Tepung bulu diperoleh dengan merebus bulu unggas dalam wadah tertutup dengan tekanan 3,2 atmosfer selama 45 menit dan dikembalikan lagi pada tekanan normal, setelah itu dikeringkan pada temperatur 60oC dan digiling hingga halus. Tepung bulu mempunyai energi metabolis 2354 kal/kg dan asam amino tersedia sebesar 65% dan penggunaannya maksimal 10%.dan Berasal dari tulang-tulang dengan sedikit daging yang melekat, kemudian dikeringkan dan digiling, di pasaran biasa disebut tepung tulang. Bahan ini dapat digunakan antara 2,5 – 10% dalam formula pakan dan lebih bersifat sebagai pendamping tepung ikan. Bila digunakan berlebihan, tentu tidak menguntungkan karena kalsium akan terlalu banyak sehingga menurunkan selera makan.
g)      Tepung Bekicot
Merupakan bahan daging bekicot mentah dan daging bekicot rebus.
h)      Tepung Cacing Tanah
Cacing tanah dapat menggantikan tepung ikan dan dapat diternak secara masal.
i)        Limbah Unit Penetasan Ayam
Dalam penetasan telur ayam ras, ada telur-telur yang tidak bertunas atau bertunas tapi mati, yang biasanya menjadi limbah. Limbah unit penetasan ini akan berguna sekali untuk makanan unggas dan ikan.

2) Bahan Nabati
a.       Dedak
Bahan dedak padi ada dua, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras.
b.      Dedak Gandum
Bahan: hasil samping perusahaan tepung terigu.
c.       Jagung
Terdapat 2 jenis, yaitu: (1) Jagung kuning, mengandung protein dan energi tinggi, daya lekatnya rendah; (2) Jagung putih, mengandung protein dan enrgi rendah, daya lekatnya tinggi. Sukar dicerna ikan, sehingga jarang digunakan.
d.      Cantel/Sorgum
Berwarna merah, putih, kecoklatan. Warna putih lebih banyak digunakan.
Mempunyai zat tanin yang dapat menghambat pertumbuhan, sehingga harus ditambah metionin/penyosohan yang lebih baik
e.       Tepung Terigu
Berasal dari biji gandum, berfungsi sebagai bahan perekat
f.       Tepung Kedele
Keuntungan: mengandung lisin asam amino essensial yang paling essensial dan aroma makanan lebih sedap, penggunaannya ± 10%. Kekurangan: mengandung zat yang dapat menghambat enzim tripsin, dapat dikendalikan dengan cara memasak
g.      Tepung Ampas Tahu
h.      Tepung Bungkil Kacang Tanah
Bungkil kacang tanah adalah ampas pembuatan minyak kacang. Kelemahannya: dapat menyebabkan penyakit kurang vitamin, dengan gejala sirip tidak normal dan dapat dicegah dengan membatasi penggunaannya.
i.        Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa adalah ampas dari proses pembuatan minyak kelapa. Sebagai bahan ramuan dapat dipakai sampai 20%.
j.        Biji Kapuk/Randu
Bahan: bungkil kapuk yang telah diambil minyaknya. Kelemahannya: Mengandung zat siklo-propenoid yang bersifat racun bius.
k.      Biji Kapas
Bahan: bungkil dari pembuatan minyak. Kelemahannya: mengandung zat gosipol yang bersifat sebagai racun, yaitu merusak hati dan perdarahan/pembengkakan jaringan tubuh. Untuk penggunaannya harus dimasak dulu
l.        Tepung Daun Turi
Kelemahannya: mengandung senyawa beracun : asam biru (HCN), lusein dan alkoloid-alkoloid lainnya
m.    Tepung Daun Lamtoro
Kelemahannya: mengandung mimosin, dalam pemakaiannya < 5% saja.
n.      Tepung Daun Ketela Pohon
Kelemahannya: racun HCN/asam biru.
o.      Isi Perut Besar Hewan Memamah biak
Bahan: dari rumah pemotongan ternak. Cara pembuatan: dikeringkan, digiling sampai menjadi tepung

3) Bahan Tambahan
a)      Vitamin dan Mineral
Dikemas dalam bentuk premiks (premix). Yang mengandung vitamin, mineral dan asam-asam amino tertentu. Contoh-contoh merek dagang:

        Top mix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), 2 asam amino essensial (metionin dan lisin) dan 6 mineral (Mn, Fe, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan (BHT)
        Rhodiamix: mengandung 12 macam vitamin (A, D, E, K, B kompleks), asam amino essensia metionin, dan 8 mineral (Mg, Fe, Mo, Ca, J, Zn, Co dan Cu), serta antioksidan.
        Mineral B12: mengandung tepung tulang, CaCO3, FeSO4, MnSO4, KI, CuSO4, dan ZnCO3, serta vitamin B12 (sianokobalamin).
        Merek lain: Aquamix, Rajamix U, Pfizer Premix A, Pfizer Premix B.
b)      Garam Dapur (NaCl)
Fungsinya sebagai bahan pelezat (gurih), mencegah terjadinya proses pencucian zat-zat lain yang terdapat dalam ramuan makanan ikan. Penggunaannya cukup 2%.
c)      Bahan Perekat
Contoh bahan perekat: agar-agar, gelatin, tepung terigu, tepung sagu. Yang paling baik adalah tepung kanji dan tapioka. Penggunaannya cukup 10%.
d)     Antioksidan
Bahan berupa fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikulin (1,2dihydro-6-etoksi-2,2,4 trimethyquinoline), BHT (butylated hydroxytoluena), dan BHA (butylated hydroxyanisole). Penggunaannya: etoksikulin 150 ppm, BHT dan BHA 200 ppm.
e)      Ragi dan Ampas Bir
f)       Ragi adalah sejenis cendawan yang dapat merubah karbohidrat menjadi alkohol dan CO2. Macam ragi: ragi tape, ragi roti, dan bir. Ampas bir merupakan limbah pengolahan bir. Penggunaannya: ampas bir basah 3-6% dan kering 10%.
Advertisements