Kamis, 28 Mei 2015

MEMBONGSORKAN BANDENG TANPA PAKAN BUATAN

MEMBONGSORKAN BANDENG TANPA PAKAN BUATAN


Bandeng  salah satu komoditas hasil perikanan budidaya  di kabupaten Pinrang yang masih menjadi andalan pembudidaya tambak dari zaman nenek moyang hingga saat ini. Ikan Bolu (Bandeng dalam bahasa bugis)  masih bertahan disebabkan karena mudah dalam budidaya, jarang terserang penyakit dan nenernya tersedia sepanjang musim. Rasa daging yang gurih dan produksi selalu ada sepanjang tahun membuat Milk fish ini menjadi hidangan wajib disetiap ada hajatan keluarga di Pinrang. “Kurang lengkap kurasa kalau ada acara baca doang (hajatan) tanpa ada menu ikan bakar bolu di hadapan kita,” ungkap Baharman Langnga, tokoh masyarakat di kecamatan Suppa.
Pembudidaya tambak bandeng di Pinrang sejak dulu hingga saat ini teknologinya masih andalkan makanan alami, terutama klekap, lumut dan tumbuhan air lainnya. Pakan alami merupakan faktor utama bagi pertumbuhan ikan terutama ketika ikan masih berukuran kecil, karena nutrisi didalamnya sangat lengkap dan sesuai dengan kebutuhan ikan. Jika klekap tidak tumbuh baik maka jumlah makanan yang tersedia menjadi sedikit sehingga pertumbuhan ikan bandeng akan terhambat. Seiring meningkatnya ukuran ikan maka ketersediaan pakan alami akan semakin menipis.  Oleh karena itu diperlukan rekayasa teknologi agar ketersediaan pakan alami tetap tersedia hingga bandeng mencapai ukuran panen.
Pengalaman penulis dalam mensiasati pakan alami berupa lumut dan klekap tetap mencukupi kebutuhan bandeng hingga panen adalah melakukan pemupukan secara bertahap. Pupuk yang digunakanpun bukan pupuk kimia melainkan pupuk organik bokhasi dari kotoran ternak dan limbah pertanian lainnya. Membuat sendiri pupuk organik bokhasi tidaklah sulit, karena semua bahan bakunya cukup tersedia, seperti kotoran ayam, dedak, jerami padi dan lainnya. Bahan baku pembuatan pupuk bokhasi itu tidak dibeli, cukup datang ambil ke tempat peternakan ayam. Bahkan jerami padi selama ini hanya dibakar oleh petani tidak dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk. Disinilah peran penulis sebagai penyuluh untuk mencontohkan pemanfaatan bahan organik dalam menstabilkan ketersediaan makanan alami di tambak agar bandeng cepat bongsor (gemuk).
Untuk membuat pupuk organik bokhasi cukup disiapkan 200 kg jerami atau sisa hijauan daun pisang, 600 kg kotoran ternak ayam yang telah kering, 50 kg serbuk gergaji atau dedak, 50 kg arang sekam, 100 kg humus, 1 liter larutan dekomposer (EM4) dan 1 kg gula pasir atau molase.
Cara membuatnya, cacah jerami atau hijauan kecil-kecil, campuran bahan-bahan organik yang telah disiapkan, aduk hingga merata dengan cangkul atau sekop. Tambahkan  kapur pertanian (Ca) untuk memperkaya kandungan hara pupuk bokashi yang dihasilkan. Selanjutnya encerkan larutan EM4, ambil 1 liter larutan campurkan dengan 200 liter air bersih dan 1 kg gula pasir. Kemudian siramkan pada campuran bahan baku sambil diaduk. Atur kelembaban hingga mencapai 30-40%. Untuk memperkirakan tingkat kelembaban, kepalkan campuran hingga bisa menggumpal tapi tidak sampai mengeluarkan air. Apabila kelembabannya kurang, tambahkan air secukupnya. Sebaiknya bahan-bahan tersebut ditutup plastik agar suhu fermentasi hingga maksimal 45 derajat Celsius. Setelah 15-20 hari pupuk organik bokhasi sudah jadi dan siap ditebar di tambak.
Aplikasi awal sebelum tebar nener (bibit bandeng) pastikan petakan tambak sudah bebas hama. Masukkan air pada saat pasang sampai tanah dasar tambak macak-macak. Tebar pupuk organik bokhasi sebanyak 1.000 kg tergantung kondisi tanah dasar tambak (berpasir/lempung berpasir/liat berpasir) semakin tinggi kandungan pasirnya maka dosis bokhasi makin ditingkatkan. Biarkan tanah tambak selama 3-5 hari lalu masukkan air kembali sampai ketinggian 30 cm di atas pelataran, setelah kena sinar matahari klekap akan tumbuh. Air tambak dinaikkan sampai 50 cm lalu tebar nener gelondongan sebanyak 3.000 ekor/ha.
Seiring dengan makin bertambah besarnya bandeng maka secara bertahap air tambak ditinggikan hingga 70 cm tujuannya disamping bandeng bebas bergerak juga untuk memancing tumbuhnya lumut dan tumbuhan air hydrilla (sampine, bahasa lokal petambak).  
Jika ketersediaan klekap menipis maka air tambak disurutkan hingga tanah dasar macak-macak untuk pemupukan susulan bokhasi. Pada saat itu bandeng berlindung di parit keliling tambak. Jika tanah dasar tambak berubah warna dari coklat menjadi hijau berarti klekap sudah tumbuh. Selanjutnya air tambak ditinggikan agar bandeng menikmati makanan alami yang sudah tersedia kembali.
Selama masa pemeliharaan 3-4 bulan ukuran size bandeng sudah ada mencapai 3 ekor/2 kg.Maka pada saat itu mulai dilakukan panen parsial (penjarangan). Jika kondisi harga pasaran bagus sebaiknya dilakukan panen total. Namun ada sebagian petambak sudah merencanakan target panen disesuaikan dengan saat harga ikan tinggi, misalnya saat menjelang hari raya Idul Fitri/Idul Adha, Imlek, tahun baru, dan musim hajatan. Panen parsial juga penting dilakukan dengan pertimbangan daya tampung tambak sudah maksimal. Kondisi ini dicirikan dengan pertumbuhan ikan yang mulai melambat atau bahkan terlihat gejala ikan kekurangan oksigen (lebih banyak berenang dipermukaan/megap-megap) pada pagi hari sebelum terbit matahari. Dengan panen parsial maka daya dukung lingkungan akan lebih tinggi dan ruang gerak ikan lebih luas, sehingga ikan yang tersiasa laju pertumbuhannya makin cepat.


Pengirim : Abdul Salam Atjo, Penyuluh Perikanan BP4K Pinrang

demplot budidaya udang vaname

Demplot Budidaya Udang Vaname
Di kelompok Mina Lestari Desa Dororejo Kecamatan Tayu Kabupaten Pati
Dilaksanakan pada bulan mei 2014 sampai oktober 2014


1.    Pendahuluan

Udang Vaname (Penaeus vannamei) di Indonesia merupakan jenis udang introduksi dari kawasan sub-tropis sekitar perairan negara Meksiko, Amerika Latin. Di indonesia udang vaname dapat dibudidayakan  dengan penerapan teknologi dari sederhana hingga intensif.
Dibandingkan dengan jenis udang lainnya, udang vaname memiliki karakteristik spesifik seperti adaptasi tinggi terhadap lingkungan suhu rendah, perubahan salinitas (khususnya pada salinitas tinggi), laju pertumbuhan yang relatif cepat pada bulan 1 dan 2 dan kelansungan hidup tinggi. Dengan keunggulan yang dimiliki tersebut, jenis udang ini sangat potensi dan prospektif pengembangannya.
Untuk meyakinkan dan contoh pembudidaya vanamei penyuluh perikanan Kecamatan Tayu , mengadakan sekolah lapang Demplot Budidaya udang vanamei di kelompok mina lestari Desa Dororejo Kecamatan Tayu Kabupaten Pati dengan budidaya system budidaya Sederhana plus.

2.    Pelaksanaan SL Demplot budidaya udang Vanamei dengan biofilter Nila dan bandeng :
Pelaksanaan SL demplot ada dua yaitu tiori dan praktek ,dalam pelaksanaan tiori diberikan untuk menjelaskan apa yang akan dilakukan saat praktek sbb:

A.   Kontruksi Tambak

Kontruksi tambak terdiri dari 1 ha tambak yang di pecah menjadi 2 petak :

a.    Petak 1 berpungsi dari untuk petak tandon air disitu air akan dikelola di lakukan pengeringan dan pengendalian HP Udang juga. Petak ini perlu dipersiapkan lebih dahulu seperti dibawah ini.dan ditebari nila ( 3000 ekor ) dan bandeng ( 1000 ekor ) dengan waktu sekitar 1 bulan sebelum persiapan petak pembesaran selesai.
Nila dan bandeng berfungsi untuk bio filter karena sifat sifatnya ikan tersebut cocok untuk biofilter antara lain :

a)    Nila berfungsi untuk memfilter air untuk pengendalian virus dan mengurangi sisa sisa pakan yang terbuang lewat air.
b)    Bandeng berfungsi mengendalikan keberadaan bahan organic yang tumbuh di tambak karena sifatnya cenderung herbifora itu.

b.    Petak ke 2 untuk budidaya udang.

Yang perlu dilakukan untuk persiapan budidaya udang adalah :

a)    Keringkan tambak sampai pelataran pecah pecah
b)    Angkat lumpur hitam dari dasar tambak.
c)    Perbaiki pematang jangan sampai bocor.
d)    Perbaiki pintu air pengeluaran dan usahakan dasar tambak miring kearah pintu pengeluaran.
e)    Pupuk tambak dengan kompos dengan dosis 5000 kg/ha.

Kami tidak perlu menberi kapur karena PH disini cenderung basah diatas 7 untuk itu kami mengendalikan PH dengan permentasi pupuk .

B.   Pengairan Tambak

Setelah persiapan lahan selesai maka air tambak sangat penting untuk sebuah keberhasilan budidaya udang , karena air sebagai media budidaya udang maka sangat diperlukan di kelola sebaik mungkin dengan cara sbb :

1.    Masukan air sekitar 70 cm dengan cara air disaring pakai kelambu / kasa yang halus agar udang / ikan kecil serta kotoran tidak masuk ke tambak.
2.    Cek salinitas air, bila air lebih dari 15%o maka tambahkan air tawar hingga menjadi 15%o.
3.    Lakukan pengendalian HP  dengan NOVAK untuk membunuh udang2an dan hewan lainnya yang berdarah putih termasuk trisipan akan mati dengan dosis 1 %o setelah 3 hari gunakan saponin untuk membunuh ikan yang berdarah merah sebanyak 18 %o sampai 20 %o .
4.    Lakukan pemupukan dengan pupuk hasil permentasi katul 20 kg, ragi roti 0,5kg tetes 1 liter dan probiotik 0.5 lt lakukan setiap 3 hari sekali sampai udang berumur 1 sampai 2 bulan.
 Foto cek Pemupukan dg kompos         
5.    Setelah tumbuh plantonnya dengan warna air coklat kehijauan maka tambak siap untuk ditebari benur vanamei.
6.    Cek PH usahakan PH 7 terus , planton , salinitas serta kadar oksigen tiap hari
7.    Pertambahan air dan pembuangan air selanjutnya diambil dari petak tendon dan air buangan akan dikelola dipetak tendon.

C.   Pemilihan dan Penebaran Benih

Ciri-ciri benur yang sehat :
      Ukuran seragam
      Gerakan lincah dan menantang arus
      Respon terhadap gerakan
      Putih transparan, kaki bersih, isi usus tidak putus, adaptif terhadap perubahan salinitas dan bebas virus dengan di buktikan sertifikat bebas virus (SPF )
Cara penebaran benur vanamei dilakukan dengan diaklimatisasi suhu dan salinitas agar benih tidak stress saat ditebar ke tambak.
Padat penebaran benur pada pembesaran udang vaname dengan teknologi sederhana / tradisional plus 20 ekor per meter persegi atau 200.000 ekor/ha.

D.   Pemeliharaan udang vanamei.

foto menghitung biomas 
Dalam pemeliharaan udang yang perlu dilakuan adalah :
1.    Control kwalitas air yaitu kadar oksigen , PH , kepadatan planton serta lainnya.
2.    Control pakan alami bila berkurang maka berikan pakan pellet dengan dosis 2,5 – 2,5% dari berat biomas udang vanamei.
3.    Pemberian pakan dicampur dengan enzim dari sari buah papaya 50 cc / 1 kg pakan
4.    Waspadai kekurangan oksigen yang sering terjadi di daerah ini saat udang umur 1 bulan keatas bila perlu siapkan kincir
5.    Kendalikan salinitas air jangan sampai lebih dari 25%o . Bila air perlu diganti maka ambilkan dari tandon dan air tawar dari sumur bur .
6.    Terus amati dengan rutin kesehatan udang meliputi kebersihan dan warna kulit udang , kelengkapan organ udang , gerakan udang dan nafsu makan udang . dan pertumbuhan udang .


Pengamatan di anco dilakukan untuk melihat populasi dan kesehatan setiap saat sbb :

      Gerakan aktif, berenang normal dan melompat bila anco di angkat
      Tubuh bersih, licin, berwarna cerah, belang putih yang jelas
      Tubuh tidak keropos, anggota tubuh lengkap
      Kotoran tidak mengapung
      Ujung ekor tidak geripis
      Ekor dan kaki jalan tidak menguncup
      Insang jernih atau putih serta bersih
      Kondisi usus penuh, tidak terputus-putus Pencegahan Penyakit



E.   PANEN DAN ANALISA USAHA


Foto saat panen


Pemanenan dilakukan setelah umur pemeliharaan 115 hari atau size udang telah mencapai 40 ekor/kg. Pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan jala atau ditangkap melalui pintu air dengan mengeringkan tambak.

Analisa usaha pembesaran budidaya udang vaname dalam satu musim tanam seluas 1 ha, dengan petak pembesaran 0,5 ha yaitu :

1)   
 Biaya Investasi 
No
Uraian
Harga satuan /th (Rp)
Harga satuan /musim (Rp)
Jumlah Biaya

1
sewa lahan 1 tahun
8,000,000.00
4,000,000.00
4,000,000.00

2
1 unit pompa
5,700,000.00
2,850,000.00
300,000.00








J u m l a h


4,300,000.00




2)   
Biaya operasional
no
Uraian
Jumlah barang
harga satuan Rp
satuan
Jumlah Biaya
1
Perbaikan dan persiapan
28
80,000
HOK
2,240,000.00
2
Pupuk kompos 
5,000
1,000
kg
5,000,000.00
3
Solar 1 musim
325
6,500
lt
2,112,500.00
4
Saponin
70
6,500
kg
455,000.00
5
Novak
4
105,000
lt
420,000.00
6
Probiotik
40
40,000
lt
1,600,000.00
7
glondongan bandeng 1.000 ekor
1,000
60
ekor
60,000.00
8
glondongan nila 3.000 ekor
3,000
50
ekor
150,000.00
9
benur vanamei 100.000 ekor
100,000
60
ekor
6,000,000.00
10
dedak 600 kg
600
3,000
kg
1,800,000.00
11
ragi roti 15 kg
15
52,000
kg
780,000.00
12
pekerja musiman
1


12,000,000.00
13
Biaya perawatan alat



450,000.00
14
Pakan pellet udang
1,975
14,750
Kg
29,131,250.00
15
pakan bandeng
625
8.700
Kg
5,437,500.00







J u m l a h



67,636,250.00


3)
Panen
no
komoditas
harga (Rp)
jumlah
satuan
jumlah pendapatan  (Rp)






1
bandeng size 6
15,000
135
kg
2,025,000.00
2
nila size 4
16,000
600
kg
9,600,000.00
3
udang vanamei size 40
79,000
1,536
kg
121,344,000.00

J u m l a h



132,969,000.00



Demikian semoga bermanfaat