Jumat, 28 September 2018

MANAGEMEN AIR PADA BUDIDAYA LELE SISTEM BIOFLOC

MANAGEMEN AIR PADA BUDIDAYA LELE SISTEM BIOFLOC


1.     PERSIAPAN MEDIA

a.  Desinfektan (suci hama) Kolam
-    Disinfeksi dg menggunakan chlorine (kaporit)
-    Kolam diisi penuh, larutkan chlorine 30 ppm diamkan selama 3 hari agar efek chlorine bisa teroksidasi, untuk mempercepat oksidasi gunakan aerasi yang kuat atau bila kolam full terkena sinar matahari dalam waktu 3 hari efek chlorine akan hilang
-    Tujuan disinfektan adalah mensterilkan organisme di kolam terutama bakteri pathogen dan parasit yang mengganggu pertumbuhan ikan.
b.  Ketinggian air minimal 80-100 cm
-    Rentang perubahan suhu rendah, sehingga suhu relatif stabil
-    Toleransi tingkat kejenuhan media tinggi (air tidak mudah jenuh oleh sampah organik)
-    Ruang yang lebih luas memungkinkan ikan bergerak lebih bebas
c.  Penggaraman dengan garam krosok
-    Menstabilkan komposisi kimia air/reaksi kimia air sudah selesai
-    Penggaraman 3 kg/m³ (maksimal 5 promill), untuk menghambat pertumbuhan parasit dan bakteri pathogen
-    Stabilisasi kimia air dan pH air
-    Mineral yang terkandung di garam sangat berguna untuk pertumbuhan bakteri
-    Mineral garam juga sangat berguna untuk mengikat ion nitrit
-    Pemberian molase; Pemberian molase di awal sebanyak 50-100ml/m3 di awal bertujuan: (1)Menghambat pertumbuhan plankton (Blue Green Algae) sehingga tidak mendominasi media (menghindari air hijau) dan (2)Menaikkan kompisisi C:N ratio menjadi tinggi sehingga memungkinkan untuk bakteri heterotroof untuk segera mendominasi media.

Catatan kasus kematian benih pada awal tebar:
Penyebabnya bisa macam-macam, antara lain: beberapa hari setelah tebar kena hujan, planktonnya goncang, amonia naik juga biosa menyebabkan kematian spt itu. serangan parasit protozoa (trichodina, ichthyopthirius, dll), cacing (dactilogyrus, gyrodactilus ) juga bisa menyebabkan kematian spt itu, yg biasanya semakin ganas saat cuaca dingin. dan kemungkinan masih banyak lagi. Serbetul. biasanya, saat cuaca dingin atau hbs hujan dimana plankton mati (amonia tinggi) nafsu makan ikan turun dan ikan menjadi lemah. saat inilah trichodina menyerang. ikan menggantung selanjutnya banyak makmum yang mengikuti.

2.     APLIKASI PROBIOTIK

a.  Probiotik
Beberapa bakteri dalam bentuk konsorsium diberikan dengan maksud koloni bakteri yang akan tumbuh di kolam kita yang mengatur, sesuai dengan fungsi yang kita harapkan.
b.  Bakteri yang diaplikasikan :
-    Bacilus substilis
-    Bacilus polymixa
-    Bacilus megaterium
-    Bacilus plantarum
-    Bacilus thermopillic
c.  Air dikondisikan 5-7 hari
Populasi bakteri pendukung (dekomposer)  mendominasi media
d.  Intensitas dan dosis aplikasi probiotik
-    Persiapan media 5 cc/m³
-    Pada saat tebar benih 2 cc/m³
-    Selanjutnya pada hari ke-7, 14, 19, 24, 28, 32, 36, 40, 43, 46, 49, 52, 54, 56, 58, 60 masing-masing 2 cc/m³
e.  Fermentasi pakan dengan probiotik 2 cc/ kg pakan, selama 2-3 hari, ditutup untuk menghindari kontaminator
-    Fermentasi pakan dilakukan dengan cara: Mencampur 1 kg pakan dengan 300ml air yang dicampur probiotik 2 cc, diaduk-aduk kemudian diperam selama 2hari maksimal 7 hari.
-    Tujuan fermentasi pakan: Memotong rantai peptide protein dari rantai panjang protein; Bakteri akan memanfaatkan protein, sehingga bakteri akan berkembang di pakan (substrat); Pemanfaatan serat oleh bakteri selulolitik dan diubah menjadi protein


3.     KONTROL KUALITAS AIR

a.  Dominasi plankton dan zooplankton
-    Warna            : hijau muda cerahhijau tua pekat
-    Bau                   : tidak berbau – bau lumut
Pada saat dominasi plankton ada kondisi dimana pada saat siang oksigen terlarut di air sangat tinggi (DO) yang dihasilkan oleh fotosintesis dari fitoplankton, akan tetapi pada saat malam plankton akan menggunakan oksigen sehingga DO turun, bahkan DO dikolom terbawah air mendekati Nol
Kondisi perbedaan DO yang ekstrim akan membuat ikan bekerja keras untuk aklimatisasi dan menguras banyak energi ikan, sehingga pakan yang dimakan ikan tidak sepenuhnya untuk pertumbuhan, sehingga pertumbuhan lambat
Pada masa dominasi ini banyak tedapat algae yang termasuk plankton (phytoplankton = plankton yang bersifat tumbuhan dan bisa berfotosintesis). kalo plankton yang bersifat hewan = zooplankton, plankton yang hidup dari sampah (bhn organik disebut saproplankton (termasuk bakteri dan jamur). plankton sendiri didefinisikan sebagai jasad renik yg hidup melayang-layang dalam air, bergerak sedikit/tidak bergerak dan selalu mengikuti arus.
Pada fase ini kita perlu berhati-hati terhadap Blue Green Algae (BGA), yang muncul dan dominan karena lingkungan mendukungnya. Dalam hal ini jenis fitoplankton lain tidak tumbuh. Misalnya N/P ratio rendah (miskin mineral), BGA tetap tumbuh krn bisa mengikat N dr udara. Sinar matahari cukup. Jadi utk menekan perkembangan BGA (selain ganti air) adalah menambah N (pupuk ZA jangan urea), aplikasi probiotik dan kurangi sinar yg masuk ke kolam dengan menutup sebagian atau seluruh atas kolam.
Cirinya, air akan berwarna hijau gelap/tua, kadang permukaan berlendir, bisa mempengaruhi nafsu makan (nafsu makan turun) dan muncul kotoran putih yang mengambang di permukaan (untuk lele ukuran pendederan - besar). karena terjadi infeksi pada pencernaan (hemocytic enteristik).
Bila terjadi overbloom (terlalu pekat) bisa digunakan bhn kimia perusi (copper sulfat) 0,1 - 0,5 g/m3. atau bahan yg mengandung bhn aktif copper sulfat, adapun dosis mengikuti petunjuk obat tsb.
Untuk kolam tanah, bisa menggunakan liat yg diencerkan hingga cair kemudian ditebar secara merata dipermukaan kolam. air spt warna sungai banjir. dgn demikian, BGA akan terikat oleh liat dan mengendap, disamping itu, permukaan yg keruh akan mengurangi/menghalangi sinar matahari shg perkembangan BGA bisa dihambat.
Plankton tersebut memang bisa tumbuh di perairan sekritis apapun dan semiskin apapun. sifatnya cosmopolitan akan mudah hidup dimana-mana dalam kondisi apapun. plankton lain nggak bisa hidup plankton ini mudah beradaptasi dimana saja. Sungguh tanda kebesaran ILLAHI. asal ada sedikit P, dia bisa hidup karena bisa ambil N dari udara.

b.  Dominasi bakteri pengurai
-    Warna            : coklat tehcoklat mudacoklat pekat
-    Bau                   : tidak berbau – bau asam amino
Pada masa ini bakteri sudah mendominasi media, pada saat ini komposisi C:N ratio diharapkan berada di atas 15, sehingga bakteri mampu memanfaatkan ammonia.

c.  Dominasi bakteri photosintetic
-    Warna            : coklat keruhmerah muda cerah
-    Bau                                           : asam amino atau bau asam (kecut) 
Pada masa dominasi bakteri fotosintetik, air cenderung berwarna merah-ungu, pada masa ini bakteri PSB tidak banyak mengkonsumsi oksigen (microaerofil) sehingga penambahan unsure carbon bisa dikurangi
Rumus kimia dominasi bakteri fotosintetik
6 CO2 + 12 H2S -- C6H12O6 + 6 H2O + 12 S + energi (kalor)
Jadi bakteri fotosintetik dapat menetralkan racun karena bisa menggunakan Amonia (NH3, NH4+),
menghilangkan H2S yang ada dalam air. Makanya air yang warnanya merah ungu – merah coklat ikan cenderung sehat. Jenis plankton ini, bisa menyerap amonia dan H2S,  masalah utama dalam akuakultur yang sering menimbulkan kematian. maka bila warna air ini sudah terbentuk tinggal menjaga kestabilannya, Inilah yang disebut bakteri fotosintetik (PSB) yaitu jenis bakteri yang bisa berfotosintesis tetapi tidak menghasilkan oksigen.
Perhatian : Hati-hati pada saat pergantian warna air/pergantian dominasi, pada masa ini porsi makan dikurangi 30-50 % dari porsi biasanya, untuk mengurangi tumpukan limbah organic.
Disamping dibaca dari perubahan warna dan kekeruhan, kualitas air dibaca dari perilaku ikan:
Media baik : ikan aktif bergerak, cenderung dibawah, nafsu makan tinggi
Media jelek: ikan lamban, nafsu makan turun, ikan cenderung menggantung di permukaan. Bila media sudah tidak nyaman, segera lakukan pergantian air maksimal 30%, atau dengan penambahan dekomposer

4.     INDIKATOR KUALITAS AIR

a.  Air Sehat
-    Warna cerah, tidak terlalu pekat, tidak berminyak
-    Perilaku ikan : aktif bergerak, nafsu makan tinggi, pada saat siang hari ikan berada didasar kolam
-    Air tidak berbau → bau asam amino
-    Air tidak sehat - Warna kusam, pekat, permukaan berminyak
-    Akibat dominasi Blue Green Algae
-    Perilaku ikan : gerakan lamban, menggantung dipermukaan atau pinggir kolam, nafsu makan kurang
-    Bau menyengat → amoniak atau anyir.

b.  Pergantian air
-    Situasional, selama ikan merasa nyaman sehat air tidak perlu diganti
-    Pergantian air Maksimal 30%, untuk menghindari goncangan media yang dapat menyebabkan ikan stress dan mengalami penyusutan berat badan
-    Air yang diganti lapisan paling bawah, kualitas air bawah rendah dengan kandungan amonia dan nitrit tinggi
-    Pergantian dengan cara sirkulasi, untuk menghindari perubahan yang ekstrem dan membuat ikan stress.

REFERENSI:
FKMP, 2013. Bahan Tayang “Budidaya Lele dengan Sistem Biofloc pada Pelatihan Biofloc tanggal 2-5 Juni 2013 di Bandung.

Komunitas Masamo Pekalongan, 2013. BUDIDAYA LELE BIOFLOC; (Standart Operational Procedure): Manajemen Air, Manajemen Pakan, Manajemen Benih, Manajemen Budidaya, Manajemen Panen, Recording/Pencatatan, Biosecurity dan Analisis Usaha. Dipublikasikan oleh : KOMUNITAS MASAMO PEKALONGAN Research and Development, Pekalongan. 

Rabu, 19 September 2018

Perilaku dan Gejala Ikan Sakit-

Perilaku dan Gejala Ikan Sakit-


Kesehatan ikan sangat penting untuk diperhatikan. Kondisi ikan yang tidak sehat jelas akan berpengaruh terhadap penampilan fisik bahkan dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Ikan yang sakit menunjukkan suatu keadaan pada ikan yang sedang mengalami gangguan atau kelainan, baik fisik maupun perilakunya. Gangguan fisik dapat berupa luka karena gesekan antar ikan, insang membusuk, sisik tampak kusam, dan lain sebagainya. Di sisi lain, perilaku yang tampak adalah ikan lebih senang menyendiri, cenderung di permukaan air, gerakan lemah, dan menurunnya nafsu makan ikan. Secara umum gejala-gejala penyakit untuk ikan yang dibudidayakan dapat dilihat/ diamati dengan tanda-tanda sebagai berikut:
Adanya kelainan tingkah laku: misalnya salah satu atau beberapa ikan keluar dari kelompoknya dan cara berenangnya miring atau ”driving” (ikan yang berada dipermukaan langsung menuju dasar dengan cepat). Gejala demikian biasanya disebabkan oleh beberapa penyakit, antara lain: penyakit insang, penyakit sistem syaraf otak, keracunan bahan kimia logam berat, dan kekurangan vitamin.
Ikan tidak mau makan (perhatikan sudah berapa lama keadaaan ini terjadi), penyebabnya adalah: penyakit diabetes (oxodized fatty), kelebihan mineral yang berasal dari pakan dan kebosanan yang terjadi karena persediaan pakan sedikit.
Adanya kelainan pada bentuk ikan : hal ini terjadi pada rangka ikan dan permukaan tubuh ikan atau mata yang tidak normal disebabkan oleh bakteri dan parasit Trematoda Giganea
Sedangkan untuk organ-organ ikan bagian dalam, gejala-gejala penyakit dapat terjadi pada:
Insang berupa hilangnya insang dibeberapa bagian, disebabkan karena kekurangan darah dan keracunan, atau adanya parasit berupa ciliata dan monogenik.
Otak dimana terjadi pendarahan disebabkan oleh parasit Mycosporidia, Giganea sp, Streptococcus sp, dan Nocardia
Jantung akan menjadi tebal dan membesar, disebabkan oleh bakteri kelas Mycosporidia, membran jantung membesar karena diserang bakteri Streptococcus
Hati akan membesar atau mengecil, berwarna hijau/kuning, disebabkan oleh perubahan kadar lemak/LLD= Lipoid Liver Degeneration (fatty change liver desease). Jamur yang berasal dari pakan yang terkontaminasi dapat menyebabkan hati mengalami pendarahan, keras, dan mudah pecah.
Lambung dapat menjadi kembung, luka dan berlubang, disebabkan oleh parasit yang termasuk kelas Cestoda.
Usus berupa luka, pendarahan, keluar dari anus yang disebabkan oleh parasit dalam kelas Nematoda, Trematoda, Cestoda, dan Acanthocephala.
Limpa menjadi besar/kecil dan kekurangan darah, disebabkan oleh adanya penyakit di bagian lain.
Otot akan memiliki warna tidak jelas/putih, terjadi pendarahan, disebabkan oleh bakteri Nocardia atau serangan parasit Microsporidae.
Pengamatan visual terhadap kesehatan ikan secara teratur dapat dilakukan terhadap selera makan, tingkah laku, badan, warna, sirip dan mulut.

 1. Selera makan
Pemberian makan tidak teratur akan membuat ikan datang pada waktunya untuk makan. Jika tidak ada respon pada pakan maka perlu diwaspadai bahwa ikan tidak dalam keadaan baik, begitu pula jika pada hari berikutnya pakan masih dalam keadaan utuh.

2. Tingkah Laku
Pengamatan terhadap tingkah laku ikan sangat penting karena bersifat individual. Kelakuan yang normal untuk satu jenis ikan belum tentu normal untuk ikan lainnya. Oleh sebab itu, pengenalan tingkah laku setiap jenis ikan perlu pula diketahui. Sebagai contoh, ikan yang lemah atau berdiam saja perlu diperhatikan karena biasanya berenang secara aktif. Ikan yang mengapung dan diam umumnya menunjukkan gejala sakit. Ikan catfish yang biasanya berada didasar akan tidak wajar bila berdiri dengan kepala di atas dan berada di tengah kolam.

3. Badan
Badan yang bengkok akibat sakit atau cacat sejak menetas akan menyebabkan ikan berenang tidak stabil. Kembung karena sakit (dropsy) umumnya diikuti dengan warna yang agak pudar, sisik agak berdiri, dan ikan terlihat lemah atau tidak aktif.

4. Warna
Warna tubuh ikan tetap atau konstan dan kadang ada perubahan lebih cerah atau terang maupun lebih gelap pada saat berahi. Warna ini dapat pula digunakan sebagai petunjuk mendeteksi kesehatan ikan, khususnya bila diikuti oleh tanda-tanda lain. Warna yang abnormal disertai tanda khusus, seperti ikan bersembunyi, kurang aktif, dan kurang nafsu makan, menandakan ikan dalam kondisi sakit.

5. Mata
Jika mata yang tidak bergerak ada kemungkinan ikan dalam keadaan sakit, terutama bila diikuti dengan berenang yang cepat dan gemetaran (tidak stabil atau bergoyang-goyang).

6. Sirip
Ikan dengan cacat sirip bawaan seperti sirip bengkok atau pendek (pada ikan berjenis sirip panjang) akibat genetik sebaiknya tidak dipelihara, terutama untuk induk. Karena sirip yang demikian, umumnya akan diturunkan ke anaknya. Apabila cacat pada sirip disebabkan oleh penyakit maka umumnya sirip akan baik(normal) kembali. Namun, bila penyebabnya faktor genetik, sirip yang cacar tidak dapat normal lagi. Sirip dengan bercak merah merupakan tanda ikan terserang penyakit bakteri. Bila sirip melengkung pada ikan yang bersirip panjang, pertanda ikan sudah terlalu tua.

7. Mulut
Jika mulut berwarna keputihan, kemungkinan ikan terserang penyakit jamur. Sungut yang patah atau luka pada beberapa ikan umumnya diakibatkan kerusakan fisik (penanganan yang tidak baik) atau substrat yang tidak cocok. Sungut yang patah atau luka ini ada yang dapat dipulihkan dan dad yang tidak. Kondisi ikan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu keadaan pada ikan yang tidak menunjukkan adanya kelainan baik fisik atau tingkah lakunya. Sebaliknya ikan yang sakit memperlihatkan suatu keadaan gangguan atau kelainan baik fisik atau tingkah lakunya. Kondisi stres karena kepadatan, malnutrisi, penanganan dan kualitas air yang buruk akan memicu timbulnya penyakit ikan.
Kualitas lingkungan yang buruk dan ikan yang stres mengakibatkan terganggunya sistem imunitas ikan, karena sebagian besar energi hasil mengkonsumsi pakan dialokasikam untuk penanganan stres dibandingkan untuk memproduksi sel-sel pertahanan tubuh. Selanjutnya kondisi seperti ini menjadi yang dimanfaatkan agen patogen sebagai ”port of entry” (pintu masuk) awal kejadian infeksi penyakit. Oleh karena itu maka sangatlah penting untukmenciptakan suatu kondisi lingkungan budidaya yang layak dan dapat memberikan kenyamanan hidup organisme kultur. Ini menunjukkan bahwa bagi para pembudidaya ikan hendaknya sebagai langkah awal dalam memulai usahanya adalah dengan sunggung-sungguh megenali dan memahami biologi ikan/biota akuatiknya.
Penyakit ikan diartikan sebagai suatu hal yang dapat menimbulkan gangguan fisik dan fungsi fisiologis (abnormalitas perilaku). Berikut ini beberapa tanda ikan yang dapat menjadi patokan akan adanya serangan penyakit yaitu:
Ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan tubuhnya sehingga cenderung mengapung di permukaan air.
Nafsu makan menurun, bahkan pada ikan yang sangat lemah tidak ada nafsu makan sama sekali.
Ikan mengalami kesulitan untuk bernafas (megap-megap) dan mempunyai reaksi lambat, sering dijumpai ikan tidak bereaksi sama sekali.
Tubuh ikan tidak licin lagi karena selaput lendir pada kulitnya berkurang atau habis, sehingga ikan menjadi mudah ditangkap.
Pada bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan terlihat pendarahan, terutama di dada, perut dan pangkal sirip. Pendarahan ini menunjukkan bahwa tingkat serangan penyakit sudah tinggi.
Sisik terlihat menjadi rusak atau rontok. Pada serangan yang lebih hebat, kulit ikan tampak seperti melepuh.
Sirip punggung, dada dan ekor mengalami rusak dan pecah-pecah. Sering pula sirip hanya tinggal tulang yang kerasnya saja.
Insang mengalami kerusakan dan tidak berfungsi lagi, sehingga ikan sering terlihat mengalami kesulitan untuk bernafas. Warna insang yang semula merah segar berubah menjadi keputih-putihan atau kebiru-biruan.
Jika bagian perutnya dibelah akan terlihat organ hati menjadi berwarna kekuning-kuningan dan ususnya agak rapuh.
Ikan peliharaan yang mengalami kompetisi (persaingan) untuk memperoleh oksigen, pakan dan ruang gerak akan terlihat lambat pertumbuhannya.
Di kolam di mana terdapat organisme predator umumnya sulit dideteksi, karena tubuh ikan yang diserang akan habis dimangsa. Untuk mengetahui organisme predator perlu dilakukan pengamatan terhadap jenis ikan atau organisme predator lainnya yang ada di kolam.
Penyakit yang disebabkan oleh adanya senyawa beracun di dalam kolam umumnya sulit untuk diidentifikasi, sebab efek dari senyawa beracun ini terhadap ikan relatif cepat, sehingga pembudidaya sering terlambat untuk mengatasinya.
Untuk mencegah timbulnya penyakit pada ikan budidaya dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Melakukan persiapan lahan yang benar, yaitu pengeringan, pengapuran dan pemupukan. Pengeringan bertujuan untuk memutus siklus hidup penyakit, dilakukan kira-kira selama tiga minggu sampai dasar kolam retak-retak. Pengapuran digunakan untuk menstabilkan pH tanah dan air serta dapat membunuh bakteri dan parasit. Pemupukan digunakan untuk menyuburkan kolam dan menumbuhkan fitoplankton sebagai pakan alami.
Menjaga kualitas air pada saat pemeliharaan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara treatment di kolam menggunakan probiotik secara teratur setiap hari. Probiotik akan mendegradasikan bahan organik, menguraikan gas beracun dan menekan pertumbuhan bakteri merugikan penyebab timbulnya penyakit.
Meningkatkan ketahanan tubuh ikan melalui kekebalan non spesifik dengan aplikasi immunostimulan secara teratur seperti vitamin, betaglukan dan lipopolisacaridae (LPS).
Sumber:
Dailami. D, A.S. 2002. Agar Ikan Sehat. Swadaya. Jakarta.
Effendi Irzal. 2004. Pengantar Akuakultur. Swadaya. Jakarta



Sabtu, 15 September 2018

MATERI DAN METODE PENYULUHAN

MATERI DAN METODE PENYULUHAN


1.     Materi Penyuluhan

Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan.
Materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha  dikawasan Minapolitan dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestarian sumber daya perikanan dan disesuikan dengan basis minapolitan yang dikembangkan oleh daerah serta disesuikan dengan master plan Minapolitan setempat. Materi penyuluhan yang dimaksud berisi unsur pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial serta unsur ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, ekonomi, manajemen, hukum, dan pelestarian lingkungan.

4.2.      2.     Metode Penyuluhan

Dalam pelaksanaan penyuluhan di kawasan minapolitan dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara lain:

a.               Kunjungan Pembinaan Perorangan/Anjangsana dan Kelompok

Kunjungan pembinaan kepada sasaran perorangan/anjangsana adalah metode penyuluhan perikanan langsungkepada pelaku utama/pelaku usaha perikanan secara perorangan dengan mendatangi rumah atau tempat usaha pelaku utama dan/atau pelaku usaha perikanan.
Kunjungan pembinaan kepada sasaran kelompok adalah metode penyuluhan perikanan langsung dengan mendatangani pertemuan kelompok baik yang rutin maupun yang insidentil dalam rangka memberdayakan kelompok pelaku utama/pelaku usaha perikanan.

b.       Demonstrasi Cara/Hasil

Demonstrasi cara adalah teknik penyuluhan perikanan berupa kegiatan untuk memperlihatkan secara nyata tentang cara penerapan teknologi perikanan yang telah terbukti menguntungkan bagi pelaku utama dan/atau pelaku usaha perikanan.
Demonstrasi hasil adalah teknik penyuluhan perikanan berupa kegiatan untuk memperlihatkan secara nyata tentang hasil penerapan teknologi perikanan yang telah terbukti menguntungkan bagi pelaku utama dan/atau pelaku usaha perikanan atau teknologi lainnya yang sudah spesifik lokasi.

c.      Temu Wicara

Temu wicara adalah metode penyuluhan perikanan berupa kegiatan pertemuan antara pelaku utama dan/atau pelaku usaha dengan pemerintah untuk bertukar informasi mengenai kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan perikanan, serta antisipasi dan peran serta pelaku utama dan/atau pelaku usaha dalam pembangunan perikanan.

d.      Temu Teknis

Temu teknis adalah kegiatan pertemuan berkala antara penyuluh perikanan dengan tim penyuluh dan/atau antara penyuluh perikanan dengan peneliti / perekayasa / professional / aparat pemerintah untuk meningkatkan kompetensi penyuluh perikanan dalam pelayanan kepada pelaku utama dan/atau pelaku usaha.

e.      Temu Karya

Temu karya adalah kegiatan pertemuan antara penyuluh perikanan dengan pelaku utama dan/atau pelaku usaha serta masyarakat untuk menyampaikan hasil karya inovasi penyuluh perikanan di bidang perikanan yang sudah di ujicobakan oleh kelompok dan di presentasikan di depan penyuluh perikanan lainnya.

f.      Temu Usaha

Temu usaha merupakan kegiatan pertemuan antara pelaku utama, pelaku usaha, pengusaha perikanan dan lembaga keuangan untuk melakukan kerja sama dalam pengembangan usaha perikanan, sehingga masing-masing pemangku kepentingan  dapat mengambil manfaat secara optimal, yang tertuang dalam surat kesepakatan bersama.
Temu usaha akan terselenggara sesuai dengan luaran yang diharapkan bila prinsip-prinsip penyelenggaraanya terpenuhi, berupa: 1) adanya produk perikanan yang siap dipasarkan; 2) adanya pengusaha yang berminat; 3) adanya fasilitator; dan 4) terjadinya transaksi yang saling menguntungkan.

g.   Temu Lapang

Temu lapang adalah pertemuan di lapangan sebagai tindak lanjut demonstrasi cara/demonstrasi hasil/uji coba lapang. Agar penyelenggaraan temu lapang dapat berjalan dengan baik, maka harus memperhatikan prinsip-prinsip penyelenggaraannya adalah: 1) adanya kesenjangan teknologi; dan 2) teknologi yang di temu lapang kan harus mempunyai kinerja yang lebih baik dari sebelumnya, dapat memecahkan masalah dan sesuai dengan kebutuhan pelaku utama.

h.   Temu KIPRAH (Temu Komunikasi, Informasi dan Praktek Pemecahan Masalah)

Temu KIPRAH merupakan kegiatan gabungan dari temu teknis, temu wicara, praktek pemecahan masalah. Temu KIPRAH adalah suatu pertemuan pejabat fungsional KKP (peneliti/litkayasa, perekayasa, widiyaswara, instruktur, guru dan dosen), pemangku kepentingan dengan kelompok pelaku utama dan pelaku usaha yang didampingi oleh penyuluh perikanan untuk mengidentifikasi, merumuskan dan memecahkan masalah penerapan teknologi perikanan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha untuk meningkatkan produksi yang dilakukan secara partisipasif melalui praktek langsung di lahan usaha.
Temu KIPRAH ini fasilitasi oleh pemerintah di wilayah pelaksanaan tersebut yang diprakarsai oleh pemangku kepentingan baik tingkat pusat, propinsi dan kabupaten/kota. Penyuluh perikanan dalam kegiatan ini berperan sebagai fasilitator, mediator dan penyelenggara pertemuan.
Temu KIPRAH akan terselenggara sesuai dengan luaran yang diharapkan bila terpenuhinya prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) adanya prioritas akar masalah yang akan dipecahkan; 2) pemecahan akar masalah; 3) pelaksanaan secara partisipatif; 4) adanya koordinasi pemangku kepentingan; dan 5) adanya inovasi teknologi,

i.   Gelar Teknologi Perikanan

Gelar teknologi perikanan merupakan suatu kegiatan untuk memperagakan teknologi perikanan unggul hasil penelitian dan pengkajian yang sudah matang (good will inovasi) di lahan usaha pelaku utama dan/atau pelaku usaha dan dilaksanakan oleh kelompok perikanan atau anggotanya, dengan bimbingan teknis oleh Penyuluh Perikanan.
Gelar teknologi perikanan dapat pula diartikan sebagai kegiatan mengaplikasikan teknologi informasi di bidang perikanan yang berguna bagi pelaku utama dan/atau pelaku usaha dan/atau masyarakat perikanan.

j.   Mimbar Saresehan 


           Mimbar sarasehan merupakan kegiatan pertemuan sebagai forum konsultasi antara gabungan kelompok pelaku utama dan usaha perikanan atau asosiasi kelompok perikanan dengan pihak pemerintah yang diselenggarakan secara priodik dan berkesinambungan untuk membicarakan, memusyawarahkan dan menyepakati pemecahan berbagai permasalahan pembangunan perikanan.

Minggu, 09 September 2018

Cara membuat Kompos Super

Cara membuat Kompos Super

Prinsip yang digunakan dalam pembuatan kompos super adalah proses pengubahan limbah organik menjadi pupuk organik melalui aktifitas biologis pada kondisi yang terkontrol.
PROSES PEMBUATAN KOMPOS SUPER
1.    Bahan yang diperlukan:
• Kotoran sapi : 80-83%
• Serbuk gergaji : 5%
• Bahan pemacu mikroorganisme (bisa dipakai EM4): 0,25%
• Abu Sekam : 10%n
• Kalsit / Kapur : 2%
Boleh menggunakan bahan-bahan yang lain asalkan kotoran sapi minimal 40%,
kotoran ayam maksimal 25%2.
2.    2.. Tempat Sebidang tempat beralas tanah, ternaungi agar pupuk tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung.
3.    Prosesing- Kotoran sapi (faeses dan urine) diambil dari kandang dan ditiriskan selama satu minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai ± 60%.- Kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut kemudian dipindahkan ke lokasi,tempat pembuatan kompos super dan diberi serbuk gergaji, abu, kalsit/kapur danstardec sesuai dosis dan seluruh bahan dicampur diaduk merata.- Setelah .seminggu di lokasi
I.              tumpukan dipindahkan ke lokasi
II.            dengan cara diaduk/ dibalik secara merata untuk menambah suplai oksigen dan meningkatkanhomogenitas bahan. Pada tahap ini diharapkan terjadi peningkatan suhu sampai70 °C untuk mematikan pertumbuhan biji gulma sehingga kompos super yangdihasilkan dapat bebas dari biji gulma.- Seminggu kemudian dilakukan pembalikan untuk dipindahkan pada lokasi ke 3dan dibiarkan selama satu minggu.- Setelah satu minggu pada lokasi ke 3 kemudian dilakukan pembalikan untukmembawa pada lokasi ke 4. Pada tempat ini kompos super telah matang denganwarna pupuk coklat kehitaman bertekstur remah dan tidak berbau.- Kemudian pupuk diayak/disaring untuk mendapatkan bentuk yang seragam sertamemisahkan dare bahan yang tidak di harapkan (misalnya batu, potongan kayu,rafia) sehingga kompos super yang dihasilkan benar-benar berkualitas.- Selanjutnya pupuk organik kompos super siap dikemas dan siap diaplikasikan kelahan sebagai pupuk organik berkualitas pengganti pupuk kimia.- Kandungan Kompos Super § Moisture/kelembaban 45%±5§ TotaI N >l,8l%§ P0205 >1,89%§ K20 >1,96%§ Ca0 >2,96%§ Mg0 >0,70%§ C/N Ratio Maks 16%Manfaat Penggunaan Kompos Super pada Lahan PertanianI. Mampu menggantikan atau mengefektifkan penggunaan pupuk kimia (anorganik)sehingga biaya pembelian pupuk dapat ditekan.2. bebas dari biji tanaman liar (gulma).
III.           Tidak berbau dan mudah digunakan.
IV.          Menyediakan unsur hara yang seimbang dalamtanah.
V.           Meningkatkan populasi mikroba tanah sehinggastruktur tanah tetap gembur.
VI.          Memperbaiki derajat keasarnan (pH) tanah.
VII.         Meningkatkan produksi berbagai tanaman antara I0-30%.Manfaat untuk TambakCara ini akan menambah kesuburan fisik kimia dan biologis sehingga dasar tambakmampu meredam efek buruk pemupukan sisa pakan, faeses, kulit udang dan sisabahan organik yang lain untuk di urai lebih sempurna. Dosis 1500-2000 kg/ha padadasar tambak diberikan saat pengolahan dasar tambak.Prev:
Cara membuat kompos dari sampah Next: Membuat Pupuk HijauCara membuat kompos dari sampahBerikut ini adalah cara membuat kompos. 
Ada beberapa alternatif cara yang dipilih sesuai kondisi lokal.- Kompos jadi siap pakai .Pada daerah yang banyak terdapat sampah kota dan desa yang telah mengalamiproses pembusukan dan penghancuran yang cukup lama di alam terbuka, dapatditerapkan cara ini, sebagai berikut:- Gali tumpukan sampah (garbage atau sampah lapuk) yang sudah sepertitanah- Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak dapat lapuk- Jemur sampai kering, lalu ayak- Bubuhkan 50 - 100 gram belerang untuk setiap 1 kg tanah sampah.Bahan:- 2 1 /4 hingga 4 m3 sampah lapuk (garbage)- 6,5 m3 kulit buah kopi- 750 kg kotoran ternak memamah biak (± 50 kaleng ukuran 20 liter)- 30 kg abu dapur atau abu kayu Cara Membuat
1)    Buatlah bak pengomposan dari bak semen atau tanah.Dasar bak cekung dan melekuk di bagian tengahnya. Buat lubang pada salahsatu sisi bak agar cairan yang dihasilkan dapat tertampung dan dimanfaatkan.Atau buatlah bak pengomposan dengan menggali tanah ukuran 2,5 x 1 x 1 m(panjang x lebar x tinggi) lalu diberi plastik di dinding2 tanah tsb dgn maksud agar kompos tdkberair dan terlalu lembek.
2)    Aduk semua bahan menjadi satu kecuali abu. Masukkan ke dalam bakpengomposan setinggi 1 meter, tanpa dipadatkan supaya mikroorganismeaerob dapat berkembang dengan baik. Kemudian taburi bagian atastumpukan bahan tadi dengan abu.
3)    Untuk menandai apakah proses pengomposan berlangsung dengan balk,perhatikan suhu udara dalam campuran bahan. Pengomposan yang baikakan meningkatkan suhu dengan pesat selama 4 - 5 hari, lalu segeramenurun lagi.
4)    Tampunglah cairan yang keluar dari bak semen. Siram ke permukaancampuran bahan untuk meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepatproses pengomposan.
5)    2 - 3 minggu kemudian, balik-balik bahan kompos setiap minggu. Setelah 2 -3 bulan kompos sudah cukup matang.
6)    Jemur kompos sebelum digunakan hingga kadar airnya kira-kira 50 -60 % saja.Kalau di daerah kita tidak tersedia kulit buah kopi, cara ke II dapat diadaptasidengan menggantikan kulit buah kopi dengan hijauan seperti Iamtoro ataulainnya.- Kompos Sistem Bogor Bahan :- Sampah mudah lapuk (garbage)- Jerami yang sudah bercampur dengan kotoran dan air kencing ternak.- Kotoran ternak memamah biak- Abu dapur atau abu kayu
Cara Membuat:
a)    Timbuni campuran jerami dan sampah setinggi 25 cm di atas bedenganberukuran 2,5 x 2,5 meter.
b)    Timbun lagi campuran kotoran dan air kencing ternak di atas timbunan taditipis-tipis dan merata.
c)    Timbun lagi campuran jerami dan sampah-sampah setinggi 25 cm.
d)    Tutup lagi dengan campuran kotoran dan kencing ternak.
e)    Timbun bagian paling atas dengan abu sampai setebal ± 10 cm.
f)     Balik-balik campuran bahan kompos setelah berlangsung 15 hari, 30 hari dan60 hari.
g)    Setelah di proses selama 3 bulan kompos biasanya cukup matang.Agar pengomposan berhasil, buatlah atap naungan di atas bedengan pengomposan sebab air hujan dan penyinaran langsung matahari dapat menggagalkan proses pengomposan.
Prev: Bertani secara Organik (tanpa pupuk dan racun kimia sintetis) dengan EM4 Next: Cara membuat Kompos Super Membuat Pupuk HijauPupuk Hijau: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang diproses dengan bantuan bakteri.Bahan dan Komposisi:200 kg hijau daun atau sampah dapur.10 kg dedak halus.¼ kg gula pasir/gula merah.¼ liter bakteri (bisa dgn EM4).200 liter air atau secukupnya.Cara Pembuatan:Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi. Campurkan dedak halus atau bekatuldengan hijau daun. Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air.Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Adu khingga rata. Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul.Aduk sampai rata, kemudian digundukkan / ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutuprapat. Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.Prev: Cara membuat Kompos Super Next: Membuat EM4 dengan bahan tumbuhanMembuat EM4 dengan bahan tumbuhan
Mungkin sdh ada yg tahu bhwa membuat EM4 dengan bahan usus hewan menimbulkan baubusuk yg kurang sedap, oleh karena itu, saya tuliskan cara membuat mikroba komposter EM4dengan bahan2 tumbuhan yang tdk terlalu berbau busuk.Bahan-bahan* Sampah sayur, terutama kacang-kacangan* Kulit buah-buahan (papaya, pisang, rambutan, mangga, dsb.)* Bekatul, secukupnya* Gula merah, sedikit saja* Air beras, secukupnyaCara membuat:1. Sampah sayur, kulit buah-buahan dan bekatul dicampurkan. Tempatkan misalnya di dalamsebuah ember atau penampung yang lain. Tutup. Sambil kadang-kadang diaduk, biarkan selamasatu minggu sampai membusuk sehingga menjadi EM1. EM singkatan dari EffectiveMicroorganism, yaitu jasad renik "ganas" yang akan mempercepat proses pengomposan.Ditengarai dengan angka 1 karena inilah cairan mikroorganisme yang terbentuk setelahmengalami dekomposisi selama satu minggu.2. Cairan EM1 dicampur dengan sampah sayur dan kulit buah-buahan. Kemudian didiamkanlagi selama satu minggu. Cairan baru yang terbentuk disebut dengan EM2.3. Cairan EM2 dicampurkan dengan bekatul, gula merah dan air beras. Dan didiamkan lagiselama satu minggu sehingga menjadi EM3.4. Diamkan lagi selama satu minggu tanpa menambahkan apa-apa. Cairan itu telah menjadi EM4. Bertani secara Organik (tanpa pupuk dan racun kimia sintetis) dengan EM4Inti dari arti pertanian organik adalah budidaya tanaman pangan yang tidak memakai pupukataupun racun hama yang berbahan kimia sintetik. Oleh karena itu, kita sbg petani hrs mampumembuat pupuk organik dan teknik pengendalian hama sendiri secara organik. 
Berikut ini saya tuliskan :1. Membuat Pupuk Effective Micro organisme atau EMPupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri(microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik yangbermanfaat meningkatkan kualitas tanah.Beriikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM :Pembuatan bakteri penghancur (EM).Bahan-bahan :Susu sapi atau susu kambing murni. Isi usus (ayam / kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri didalam usus. Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala ikan) + 1 kgGula pasir (perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air bersih.Alat-alat yang diperlukan :Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.
Cara pembuatan :
Trasi, gula pasir, bekatul, nanas ( yang dihaluskan dengan blender ) dimasak agar bakteri lainyang tidak diperlukan mati. Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan.Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing. Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung. Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket. Diamkan selama total 4 minggusampe bahan benar-benar sebagian besar menjadi cair *Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri sudah berkurang.Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau hasil proses bakteri.2. Membuat Pestisida AlamiPestisida adalah zat pengendali hama (seperti: ulat, wereng dan kepik). Pestisida Organik:adalah pengendali hama yang dibuat dengan memanfaatkan zat racun alami dari "gadung dantembakau". Karena bahan-bahan ini mudah didapat oleh petani, maka pestisida organik dapatdibuat sendiri oleh petani sehingga menekan biaya produksi dan akrab denga lingkungan.Bahan dan Alat:2 kg gadung.1 kg tembakau.2 ons terasi.¼ kg jaringao (dringo).4 liter air.1 sendok makan minyak kelapa.Parutan kelapa.Saringan kelapa (kain tipis).Ember plastik.Nampan plastik.Cara Pembuatan:Minyak kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah gadung).Gadung dikupas kulitnya dan diparut.Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panasJaringao ditumbuk kemudian direndam dengan ½ liter air panasTembakau, jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukanpenyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan tersebutmenjadi 5 liter larutan.Dosis:1 gelas larutan dicampur 5-10 liter air.2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.Kegunaan:Dapat menekan populasi serangan hama dan penyakit.Dapat menolak hama dan penyakit.Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.Sasaran: Wereng batang coklat, Lembing batu, Ulat grayak, ulat hama putih palsu.

Catatan: Meskipun ramuan ini lebih akrab lingkungan, penggunaannya harus memperhatikan batas ambang populasi hama. Ramuan ini hanya digunakan setelah polulasi hama berada atau di atas ambang kendali. Penggunaan di bawah batas ambang dan berlebihan dikhawatirkan akan mematikan musuh alami hama yang bersangkutan.