Sabtu, 10 Januari 2015

BUDIDAYA LELE SISTEM BIOFLOC

BUDIDAYA LELE SISTEM BIOFLOC




Secara ekonomis, usaha budidaya lele sangat menguntungkan serta tidak membutuhkan perawatan yang tidak terlalu rumit. Kebutuhan pakan merupakan komponen biaya produksi terbesar yaitu berkisar antara 80-85% dari total biaya produksi. Saat ini komponen terbesar biaya produksi dikarenakan mahalnya harga pakan sehingga menjadi kendala. Oleh karena itu, melalui teknologi bioflok yang mampu mengolah limbah untuk meminimalkan limbah sekaligus mendaur ulang limbah menjadi pakan merupakan jalan keluar dalam menciptakan budidaya ikan yang ramah lingkungan, berkelanjutan, efisien dalam penggunaan air maupun pakan, dapat meminimalisir limbah buangan budidaya sesuai persyaratan CBIB serta menjamin mutu dan keamanan hasil perikanan.
Bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme (bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing, dll) yang tergabung dalam gumpalan (flok). Teknologi bioflok pada awalnya merupakan adopsi dari teknologi pengolahan limbah lumpur aktif secara biologi dengan melibatkan aktivitas mikroorganisme (seperti bakteri).
Keuntungan penerapan teknologi bioflok antara lain : seedikit pergantian air (efisien dalam penggunaan air); tidak tergantung sinar matahari; padat tebar lebih tinggi (bisa mencapai 3.000 ekor/m3); produktivitas tinggi; efisiensi pakan (FCR bisa mencapai 0,7); efisiensi dalam pemanfaatan lahan; membuang limbah lebih sedikit; ramah lingkungan.

Beberapa persyaratan umum dalam penerapan teknologi bioflok : konstruksi kolam harus kuat (beton, terpal, fiber); kedisiplinan dan ketelitian yang tinggi; perlu keuletan; perlu peralatan untuk aerasi dan pengadukan; pemahaman terhadap teknologi budidaya.
 
TEKNIS BUDIDAYA IKAN LELE INTENSIF DENGAN BIOFLOK

Persiapan kolam
Melakukan pengeringan dan desinfeksi dengan menggunakan kaporit 10%.
Mengisi air kolam sampai ketinggian air 80-100 cm.
Memasang peralatan (pompa beserta perlengkapannya).
Perlakuan (treatment) air dilakukan dengan cara :
kapur tohor 100 gr per m3; kaptan 200 gr per m3; mill 150 gr per m3. 
Garam krosok (non-iodium) ; 3 kg per m3 air.
Probiotik 5 cc per m3. Jenis probiotik yang digunakan adalah bakteri heterotrof antara lain Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, Bacillus megaterium, Bacillus polymyxa.
Molase (tetes tebu) sebanyak 100 cc per m3 atau gula pasir 75 gr per m3.
Kemudian air dibiarkan selama 7 hari atau air terlihat berubah warna atau terasa lebih licin.
Kolam siap ditebar.
Melakukan pengadukan dan aerasi. Pengadukan dilakukan dengan menggunakan blower 100 wattyang dapat dimanfaatkan untuk 6 unit kolam bundar yang dipasang mulai dari awal pemeliharaan.

Penebaran benih
Benih lele yang ditebar berukuran 7-8 cm (SNI Nomor 01-6484.2-2000) dengan padat tebar 1.000 ekor/m2.

Manajemen pakan
Setelah benih ditebar ke dalam kolam, selanjutnya benih dipuasakan selama 2 hari untuk proses adaptasi dengan lingkungan baru sambil menunggu isi lambung bener-bener kosong/bersih.
Program Pakan untuk Ikan Lele











Sumber : Direktorat usaha Budidaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar