Minggu, 11 Februari 2018

Tanaman air yang kecil-kecil banget



Tanaman air yang kecil-kecil banget


[http://www.geo.uu.nl/]
Dulu waktu aku masih kecil, aku & teman-temanku sering main di sawah di belakang rumah. Mungkin jarang aku perhatikan, di sawah banyak sekali tanaman yang mengambang di permukaan air. Ada beberapa jenisnya. Setelah aku kuliah baru aku tahu kalau salah satu tanaman air ini sangat bermanfaat untuk padi, yaitu Azolla.
Azolla adalah tanaman air yang berdaun kecil-kecil dan pada saat-saat tertentu tumbuh sangat banyak. Warna daunnya bisa sangat hijau dan tebal.

[http://www.habitas.org.uk/]

Azolla bukan tanaman air sembarangan. Azolla memilikiSaya kemampuan yang tidak dimiliki oleh tanaman air lain, yaitu menambat nitrogen (N) dari udara. Udasa yang kita hirup > 75%nya adalah N. Sayangnya N ini tidak bisa langsung diserap oleh tanaman. Azolla – lah yang menambat N udara menjadi N yang bisa diserap oleh tanaman. Kandungan N di dalam Azolla sangat tinggi untuk ukuran bahan organik, bisa mencapai 4 – 5% dari berat keringnya. Bahan organik yang lain umumnya hanya < 2%.
Kemampuan Azolla untuk menyuburkan tanaman sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Orang-orang China dan Vietnam sudah sejak abad 15 dan 17 sudah memanfaatkan Azolla untuk pupuk tanaman. Kini Azolla telah tersebar di penjuru bumi.

Annabaena azollae: Kawan karib Azolla yang menambat N
Azolla tidak sendirian dalam menambat N dari udara. Azolla bersimbiosis dengan gangang mikro yang namanya Annabaena azollae. Gangang ini tumbuh dan berkoloni di ruangan di bawah daun. Mereka inilah yang bekerja keras menambat N dari udara.
Annabaena sendiri juga unik. Dia akan menambar N jika memang benar-benar diperlukan. Dalam kondisi miskin hara N di perairan, Annabaena akan menambat N. Tetapi jika di lingkungan air tersebut ada N, dalam bentuk urea misalnya, maka Annabaena tidak/sedikit sekali menambat N.

[www.search.com/reference/Anabaena]
Anabaena yang berperan menambat N. Bagian N yang aktif menambat adalah sel yang besar itu, namanya heterocyt. Jika di air terdapat amonium (dari urea), sel-sel heterocyt ini tidak ada, dan Azolla tidak bisa menambat N.
Jadi kalau mau nenanam Azolla di lingkungan sawah, jangan terlalu banyak, atau bahkan sama sekali jangan nemambahkan pupuk urea. Urea akan menjadi amonium dan amoniumlah yang membuat Annabaena tidak mau menambat N.


Pemanfaatan Azolla

[http://www.wikipedia.com]
Cara sederhana untuk memanfaankan Azolla adalah dengan menanam langsung ke persawahan. Sawah yang digenangi air ditabur bibit Azolla. Azolla yang tumbuh langsung dimanfaatkan untuk tanaman padi.
Cara lain adalah dengan menanam Azolla secara khusus di kolam. Penanaman Azolla perlu tambahan pupuk fosfat. Azolla yang tumbuh subur dapat dipanen secara berkala. Produksi Azolla bisa mencapai 3,8 kg/m2.

[http://www.acres-wild.com/]

[http://www.cfb.ie/]
Biomassa Azolla ini bisa langsung digunakan untuk memupuk tanaman. Langkah yang lebih baik adalah dengan mengkomposkan Azolla. Kompos Azolla memiliki kualitas kandungan hara yang lebih baik dari kompos dari bahan lain. Kompos inilah yang digunakan sebagai pupuk organik.
Azolla kering juga mengandung N yang tinggi, jadi bisa dimanfaatkan untuk meningkatkaan kandungan N pupuk organik.
Kendala Pemanfaatan Azolla
Azolla sebagai sumber hara yang kaya N sudah sangat lama diketahui. Pertanyaannya, kenapa tidak banyak yang memanfaatkan.
Saya tidak tahu pasti, ini hanya pendapat saya pribadi. Pertama, meskipun tampaknya mudah, menanam Azolla tidak selalu berhasil. Sekitar tahun 2006-08, saya pernah diberi bibit azolla unggul dari Batan. Setelah saya perbanyak sendiri, bibit ini aku berikan ke petani. Ternyata Azolla itu tidak bisa tumbuh lama. Beberapa bulan kemudian sudah habis tak tersisa.
Kedua, produksi biomassa azolla dalam skala besar memerlukan kolam-kolam yang luas. Ini problem tersendiri yang tidak mudah dipecahkan.
Meskipun demikian, menurut saya, Azolla merupakan salah satu sumber N organik yang sangat potensial. Azolla perlu digiatkan kembali di tengah-tengah maraknya penggunaan pupuk organik saat ini. Wallahua’lam.
Posted from WordPress for Android


Filed Under (Pertanian) by admin on 30-03-2011

Azolla adalah tanaman air yang berdaun kecil-kecil dan pada saat-saat tertentu tumbuh sangat banyak. Warna daunnya bisa sangat hijau dan tebal. Azolla bukan tanaman air sembarangan. Azolla memilikiSaya kemampuan yang tidak dimiliki oleh tanaman air lain, yaitu menambat nitrogen (N) dari udara.
Udara yang kita hirup > 75%nya adalah N. Sayangnya N ini tidak bisa langsung diserap oleh tanaman. Azolla – lah yang menambat N udara menjadi N yang bisa diserap oleh tanaman. Kandungan N di dalam Azolla sangat tinggi untuk ukuran bahan organik, bisa mencapai 4 – 5% dari berat keringnya. Bahan organik yang lain umumnya hanya < 2%.
Kemampuan Azolla untuk menyuburkan tanaman sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Orang-orang China dan Vietnam sudah sejak abad 15 dan 17 sudah memanfaatkan Azolla untuk pupuk tanaman. Kini Azolla telah tersebar di penjuru bumi. Di Indonesia, Meski sudah diperkenalkan dan dipopulerkan sejak awal tahun 1990-an, ternyata belum banyak petani yang memanfaatkan tanaman azolla (Azolla pinnata) untuk usaha taninya. Padahal manfaat tanaman air yang satu cukup banyak. Selain bisa untuk pupuk dan media tanaman hias, azolla juga bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak dan ikan.
Di Bali, azolla biasa dan sering dijumpai terapung di perairan sawah dan kolam ikan. Karena dianggap gulma, para petani lantas menyingkirkannya. Ditumpuk dan dibuang begitu saja. Padahal, bila dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman padi di sawah, azolla ini bisa menekan penggunaan pupuk urea sampai 65 Kg/ha.

Manfaat Azolla:

1. Berperan sebagai mulsa, terutama saat kekeringan dan mengurangi pertumbuhan gulma.
2. Pakan ternak, unggas, dan ikan
3. Sebagai filter air dari pencemaran logam berat.

Pupuk Organik Azolla

Azolla sebagai pupuk organik, dapat diberikan dalam bentuk segar, kering, maupun kompos.
Cara pembuatan kompos Azolla:

100 kg azolla segar dan 5 kg dedak dicampur merata + 100 cc dekomposer (Superdegra) dilarutkan dalam 10 liter air, kemudian disiramkan merata dalam tumpukan bahan kompos. Tumpukan bahan kompos ditutup dengan (karung goni). Setelah 4 hari, pupuk azolla selesai difermentasi menjadi kompos.
Perbanyakan Azolla

Azolla dapat diperbanyak melalui beberapa cara, antara lain Monokultur, Tumpangsari dengan Padi, dan Tumpangsari Padi-Ikan-Azolla-Bebek-Sapi.
Perbanyakan dengan Monokultur:
1.    sebanyak 2,5 t/ha pupuk kadang ditabur merata dalam petakan
2.    setelah 5-7 hari kemudian, air dimasukkan dalam petakan dengan ketinggian 10-20 cm
3.    sebanyak 25 kg/ha SP-36 ditabur merata, dan setiap 4-5 hr sekali dtaburi lagi.
4.    Setelah 20-25 hari dari penyebaran, diperkirakan azolla telah mencapai 10-12,5 t/ha = 67-83 kg urea/ha.

Perbanyakan dengan cara tumpangsari dengan padi
1.    Perbanyakan azolla sebelum benam
Setelah tanaman padi berumur 3-5 hari, sebanyak 2t/ha azolla ditebar secara merata sekitar tanaman padi. Diperkirakan, setelah berumur 15-20 hari dari sebar, dapat mencapai 7,5-10 t/ha azolla = 50-67 kg/ha urea. dan benam. Jika azolla dibiarkan panen sampai usia 25-30 hari dari sebar, diperkirakan dapat mencapai 12,5-15 t/ha azolla = 83-100 kg/ha urea.
2.    Pembenaman azolla secara langsung

Pembenaman azola dapat langsung bersamaan dengan dengan saat pengolahan tanah pertama, pengolahan tanah kedua, atau dibenamkan setelah tanam padi yaitu bersamaan saat penyiangan padi.

Sebanyak 10-20 t/ha azolla dibenamkan ke dalam tanah.
Pembenaman saat pengolahan tanah:
1.    Tebar Azolla bersamaan atau 1 minggu sebelum padi di bibit
2.    Setelah lapangan penuh dengan Azolla, lahan dibajak agar Azolla terbenam
3.    Selanjutnya dilakukan penaman padi dan Azolla yang tidak terbenam dibiarkan tumbuh.
Perbanyakan dengan tumpangsari padi-ikan-azolla-bebek-sapi
Pengembangan sistem usaha tani terpadu yang berbasis pertanian organik di lahan sawah, yaitu dengan memadukan tanaman padi padi-ikan-azolla-bebek-sapi secara sinergis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar