Kamis, 22 September 2016

PENEMPATAN RUMPON

PENEMPATAN RUMPON




Pemasangan rumpon memerlukan beberapa persyaratan, diantaranya adalah dasar perairan,

Dasar Perairan:
Kontur dasar perairan terbaik untuk menanamkan rumpon adalah dasar datar yang luas atau sedikit kemiringan. Daerah yang luas adalah penting karena, alur pergeseran jangkar saat diturunkan sangat tidak bisa diprediksi. Akibatnya mungkin jangkar terletak beberapa ratus meter dari tempat penanaman yang telah ditentukan. Dasar rata yang sempit, slope yang sempit, lereng curam,  Flatareas sempit, lereng tajam, menyebabkan meningkatkan potensi penempatan jangkar yang keliru, menyebabkan terjadinya kegagalan.  

Dasar laut datar atau landai juga akan membantu mencegah jangkar terseret ke kedalaman air yang dalam ketika terjadinya tegangan geser rumpon akibat cuaca buruk. Dasar perairan yang berbentuk gunung yang curam, jurang laut, atau celah sempit harus dihindari, karena akan menyebabkan kegagalan prematur penanaman rumpon, misalnya akibat gesekan tali pada batu atau pegunungan. Rumpon bisa hilang atau bergeser jauh, jangkar bisa terseret ke dalam air yang lebih dalam, atau penanaman mungkin tidak berfungsi sesuai dengan desain yang direncanakan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP15wjYeSigIoiKtWcF6vMZg6NkTO26RRLY0gMqHWN-lN0xMmNH1bHoeg7Z_4a6evPqdzqiii6TEFQlDaQ4JjgljRoMKNquAg2_hvZ0Dwg6L8_E2kMmlws8ZsXQDvccM3rtIk-Iq5gFgU/s640/1.png
  

Kedalaman:

Rumpon yang ditempatkan di perairan dangkal kurang dari 500 meter umumnya tidak efektif mengagregasi tuna. Selain itu, biaya penanaman rumpon meningkat sebanding dengan kedalaman, karena semakin dalam semakin panjang tali tambat yang dibutuhkan. Rumpon yang ditanam pada kedalaman antara 1000 - 2000 m umumnya berfungsi dengan baik. Pada kondisi tertentu, bagaimanapun, mungkin perlu untuk menanamkan rumpon di kedalaman yang lebih besar.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimf66zJfkNJztXj4A5NyBU-hX4UsNEReCA2N_hTnoRnLlWti2PSV8L3NSiRSeBIOoKcuvAQY8aAsWkW-552-N3jgqHtoAFynSZYi4U5aM7TuDljR4UnDWfbpcyVsDh1BDLfPATzZiUtkM/s640/2.jpg


Kondisi Laut dan Cuca:
Berhati-hati, untuk menghindari wilayah perairan yang bercuaca buruk, dan laut yang terlalu bergelombang, untuk mengurangi nelayan untuk memperbaiki rumpon.  Pada kondisi seperti ini, biaya investasi akan tinggi dibanding denngan manfaat yang dihasilkannya.
Perairan yang berarus kuat harus dihindari. Seperti juga cuaca buruk dan laut kasar, arus kuat akan meningkatkan ketegangan pada tali rumpon, menyebabkan komponen tali cepat rusak.  Ilayah berarus deras sering terjadi di ujung pulau (tanjung), dan selat sempit di antara pulau-pulau yang berdekatan. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfF1Lc9L66jqjB0hLmLCZCUAh9Y9JffqdfZGSYh5eIWldF6CDwLGZzJb6E78IzrhqqvQ3mUPet-Lb_NWxQ74M4ogddkZMdWYcblcEKFWheBa0-M62UdhkgFw5dfSsf8p1XmJS16ZuKPoM/s640/3.png

Jarak antar rumpon:
Umumnya rumpon akan mengagregasi lebih efektif jika ditempak pada jarak sekitar 4 – 5 mil laut dari terumbu karang ke arah laut.   Jarak antar rumpon sekitar 10 – 12 mkil laut.  Jjarak ini cukup untuk menghindari interferensi dari karang dan rumpon lainnya.
Tentu saja selalu ada pengecualian. Beberapa rumpon yang ditanam lebih dekat ke pantai telah berhasil mengagregasi ikan secara efektif. Wilayah yang memiliki dasar curam (slope) tidak mungkin untuk menanam rumpon pada jarak 4 atau 5 mil laut dari pantai karena terlalu dalam. Namun demikian, ketika memilih sebuah situs baru yang belum pernah diuji sebelumnya, bila memungkinkan gunakan jarak tersebut di atas.


Aksesebilitas dan Keselamatan:
Rumpon harus ditempatkan agar aman untuk dicapai dari pelabuhan.  Letak lokasi dan jarak dari pantai tergantung pada kondisi laut dan jarak operasi yang aman untuk perahu berukuran kecil.  Nelayan sangat berpengalaman mengenai faktor dan kondisi laut disekitarnya. 
Umumnya untuk meningkatkan keselamatan dengan mengonsentrasikan rumpon pada suatau wilayah yang dikenal. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUDTq-iWBJYNxcAWZ5P_aw_Fv7KFsNiFwH2vTFugjQhIu7rvjyYdj7YwlRJe2ym9ct0bxukdKAB7ztnTulVbY_mNoquN8scRNiqCA_gQPiQCF6K7QeS-PLQFrCSPOJxrgCccxwxZ11hWw/s640/4.png


Sumber:


Santoso. 2011. Modul Penyuluhan Kelautan dan Perikanan: Seluk Beluk Rumpon dan Pemasangannya. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar