Selasa, 16 Februari 2016

Mengenal Jenis Virus Patogen pada Ikan

Mengenal Jenis Virus Patogen pada Ikan


Virus adalah organisme bertubuh kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata (patogen yang paling kecil). Untuk melihatnya diperlukan mikroskop elektron yang kepekaannya lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop biasa. Organisme ini tergolong unik karena tidak mempunyai pencernaan sehingga harus menumpang hidup pada tubuh ikan untuk dijadikan inang. Virus menyerang makhluk hidup, berkembang biak di dalam organisme inang dan pada saat itulah dia akan menyebabkan kerusakan ataupun penyakit pada organisme inang.
Virus dapat memperbanyak diri di dalam organ pencernaan sel inang sekaligus memproduksi asam nukleat untuk kebutuhan hidupnya. Di dalam tubuh inangnya, virus juga membentuk selubung protein yang disebut capsid yang berguna sebagai media pertahanan diri terhadap serangan organisme lain. Setiap virus memiliki bentuk capsid yang berbeda-beda. Virus mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan mikroorganisme bersel tunggal. Perbedaan Virus dengan mikroorganisme bersel tunggal berdasarkan pada:
  • Diameter virus yang sangat kecil (kurang dari 300 nm)
  • Virus tidak dapat tumbuh pada media mati.
  • Sifat-sifat pertumbuhan (siklus hidup) virus didalam hospes (insang).
  • Virus hanya mempunyai materi genetik berupa DNA atau RNA saja, tidak pernah keduanya.
  • Asam nukleat virus bersifat infektif.
  • Virus tidak dapat melakukan metabolisme sendiri.
  • Virus tidak peka terhadap antibiotik.
Serangan virus membawa akibat kerusakan jaringan cukup luas dan membawa kematian dalam waktu yang relatif cepat. Infeksi oleh virus sering berlanjut pada infeksi sekunder yang dapat melemahkan tubuh ikan terutama ikan hias. Ada 3 (tiga) jenis virus yang sering ditemukan menyerang ikan, yaitu:
  1. Epithelioma papulasum
Virus ini sering menyerang ikan mas (Cyprinus carpio), Prussian carp (Carassius auratus) dan juga beberapa jenis ikan hias. Serangan virus ini akan menyebabkan penyakit cacar, sehingga pada tubuh ikan timbul bercak-bercak putih seperti susu yang secara perlahan-lahan akan membentuk lapisan lebar mirip kaca atau lemak dengan ketebalan antara 1-2 mm. Jika serangannya gencar, maka dalam waktu yang singkat lapisan ini akan menutupi seluruh permukaan tubuh ikan. Serangan virus ini menimbulkan gejala penyakit cacar. Pada tubuh ikan muncul bercak-bercak putih yang secara perlahan-lahan membentuk lapisan lemak yang berlendir dan transparan. Serangan virus ini dapat dikendalikan dengan zat arsenik yang telah dilarutkan ke dalam senyawa arycil. Kemudian suntikan larutan tersebut kedalam tubuh ikan yang berukuran besar.

Penyakit Cacar pada Ikan Mas
  1. Hervesvirus
Virus ini sering menyerang ikan hias jenis catfish (berbagai jenis lele) sehingga penyakit yang ditimbulkannya lebih dikenal dengan nama Channel Catfish Virus Disease (CCVD). Infeksi CCVD disebabkan oleh virus Herpervirus, dan termasuk jenis penyakit yang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian massal pada lele, terutama perioda pemeliharaan benih. Penyebaran penyakit ini dapat melalui induk atau pada saat pengangkutan. Serangannya dapat menimbulkan kematian secara massal. Langkah awal untuk mencegah serangan virus ini adalah memberikan suntikan imunisasi hervesvirus yang telah dilemahkan. Selain itu dapat dilakukan tindakan pencucian kolam dengan menggunakan klorin.

Serangan Herpes Virus pada Ikan Lele
  1. Limfosistis
Limfosistis merupakan penyakit ikan yang disebabkan oleh sejenis virus. Penyakit ini dapat menyerang sejumlah besar ikan, akan tetapi serangannya biasanya terbatas pada jenis-jenis ikan yang telah mengalami evolusi lanjut, seperti keluarga cichlid. Penyakit ini tidak menyerang golongan cyprinid maupun catfish. Virus limfosistis pada dasarnya akan menyerang sel-sel ikan sehingga sel tersebut akan membesar 50 hingga 100000 kali dari ukuran normalnya. Pada saat infeksi berlangsung, sel-sel disekitar sel yang terinfeksi akan dapat pula terserang dan membesar sehingga akan membentuk kumpulan sel-sel berukuran besar yang mengandung banyak virus dan membentuk bintil berwarna putih. Infeksi penyakit pada umumnya diawali dengan munculnya bintil kecil berwarna putih, atau abu-abu atau kadang-kadang merah jambu. Munculnya terutama pada bagian sirip. Tidak tertutup kemungkinan mereka muncul dibagian tubuh lainnya.

Limfosistis pada Ikan Budidaya
Penyakit limfosistis disebabkan oleh sejenis Iridovirus (kelompok virus DNA). Virus ini memiliki ukuran 180-200 mikron sehingga cukup sulit untuk dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa. Sejauh ini belum diketahui pengobatan yang tepat untuk mengatasi limfosistis. Meskipun demikian, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya dan jarang berakibat fatal.Ikan yang terserang harus dilolasi untuk mencegah terjadinya penularan, sampai penyakit tersebut hilang. Ikan yang terserang biasanya akan menjadi kebal sehingga tidak akan terinfeksi kembali. Ikan harus tetap dikarantina hingga sekitar 2 bulan setengah penyakit hilang dari ikan yang bersangkutan. Satu-satunya cara agar limfosistis tidak sampai menyerang ikan adalah dengan melakukan karantina yang memadai. Penyakit ini biasanya baru terlihat 10 hari hingga 2 bulan setelah infeksi. Meskipun demikian, karantina bagi limfosistis tidak perlu dilakukan pada ikan-ikan yang tidak dapat terserang seperti ikan dari famili cyprinid. Ikan-ikan yang telah mengalami kontak dengan ikan terinfeksi disarankan untuk dikarantina selama 2 bulan, sampai dipastikan bahwa infeksi tidak terjadi.
Sumber:
Afriantono, E dan Evi Liviawaty. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar