Kamis, 25 Februari 2016

Upaya Mengendalikan Penyakit Ikan

Upaya Mengendalikan Penyakit Ikan



Mencegah lebih baik dari mengobati adalah prinsip yang tepat untuk mengatasi setiap gangguan penyakit ikan. Mencegah penyakit akan jauh lebih baik dari mengobatinya. Pencegahannya berarti melakukan upaya-upaya agar ikan terhindar dari serangan penyakit. Pada tahap awal, seorang pembudidaya ikan hendaknya memiliki kemampuan dan keterampilan untuk mengenal tanda-tanda awal dari ikan yang terkena penyakit. Ini sangat diperlukan agar tindakan pencegahan dan pengendalian terhadap serangan penyakit tersebut juga dapat dilakukan secara dini.
Kolam dan akuarium dapat dibersihkan secara mekanik, kimia atau biologis. Cara mekanik dilakukan menggunakan peralatan pembersih, seperti alat sirkulasi dan filter. Pembersihan secara kimia dilakukan dengan menggunakan larutan mutilen biru dan PK (Kalium Permanganat). Secara biologis, kolam atau akuarium dibersihkan dengan memanfaatkan organisme lain seperti bakteri pengurai dan tanaman air.
Beberapa kegiatan berikut ini juga bermanfaat untuk mengendalikan serangan penyakit ikan yaitu:
  1. Pengaliran Air
Pengaliran air adalah salah satu cara untuk mengatasi serangan penyakit ikan di kolam, disebabkan oleh senyawa beracun atau kualitas air kolam yang kurang memenuhi syarat. Pengaliran dimaksudkan untuk mengencerkan senyawa beracun atau menciptakan kondisi lingkungan kolam yang lebih baik, sehingga daya tahan tubuh ikan tetap baik.
Adanya aliran air yang lancar akan menghanyutkan sisa pakan dan hasil ekskresi, sehingga tidak terdapat senyawa beracun hasil dekomposisi bahan tersebut. Aliran air juga dapat mempertahankan temperatur dan konsentrasi oksigen di kolam tetap menunjang kehidupan ikan. Jika jumlah ikan yang terserang penyakit cukup besar, pengaliran dapat dilakukan di kolam tersebut. Akan tetapi, jika hanya beberapa ekor ikan saja yang terserang, maka pengaliran dapat dilakukan dalam bak atau wadah yang lebih kecil.
  1. Pencucian Kolam
Sering dijumpai kematian ikan di kolam disebabkan masuknya senyawa racun ke dalam kolam, baik disengaja maupun tidak. Penggunaan insektisida untuk pertanian maupun buangan limbah industri yang tidak dilakukan secara hati-hati dapat menyebabkan masuknya senyawa beracun tersebut ke dalam kolam dan menimbulkan masalah penyakit.
Untuk mengatsi kematian ikan secara masal karena keracunan sebaiknya dilakukan penutupan saluran pemasukan air dan memindahkan ikan yang terkena racun secepat mungkin ke kolam lain atau saluran air yang tidak tercemar oleh racun atau limbah industri. Tindakan selanjutnya adalah mengeringkan kolam selama beberapa hari agar daya racun dari senyawa tersebut menjadi lemah.
  1. Perendaman
Untuk mengobati ikan yang terserang penyakit di bagian luar tubuhnya (ektoparasit), sebaiknya dilakukan tindakan perendaman dalam senyawa kimia tertentu. Bila ikan yang terkena penyakit hanya beberapa ekor, perendaman dapat dilakukan di dalam bak atau wadah kecil. Akan tetapi jika jumlah ikan yang terserang cukup banyak, sebaiknya dilakukan perendaman di dalam kolam.
Perendaman ikan di dalam bak atau wadah kecil dapat dilakukan dengan membuat larutan senyawa kimia sesuai dengan jenis organisme penyakit yang menyerangnya. Masukkan ikan yang sakit ke dalam wadah tersebut dan biarkan selama beberapa saat. Ikan yang telah direndam segera dimasukkan ke dalam bak yang airnya bersih untuk menghilangkan pengaruh senyawa kimia selama perendaman. Jika belum sembuh, sebaiknya dilakukan perendaman ulang dalam senyawa kimia, hingga ikan benar-benar sembuh.
Sebelum menebar senyawa kimia sesuai konsentrasi yang dianjurkan, saluran pemasukan dan pengeluaran air harus ditutup dahulu, agar konsentrasi senyawa kimia tidak berubah. Agar konsentrasinya seragam, senyawa kimia tersebut dilarutkan dahulu ke dalam beberapa liter air dan kemudian barulah disebarkan secara merata ke seluruh permukaan kolam. Konsentrasi senyawa kimia di dalam kolam harus lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi senyawa kimia yang digunakan di dalam bak atau wadah kecil. Dengan demikian, proses perendaman ikan di kolam berlangsung lebih lama.
Jika sebelum waktu perendaman yang ditetapkan berakhir ikan sudah memperlihatkan tanda-tanda keracunan, sebaiknya segera dialirkan air baru yang segar dengan cara membuka saluran pemasukan dan saluran pengeluaran air.
  1. Melalui Pakan
Ikan yang telah terserang penyakit dapat juga disembuhkan dengan pengobatan melalui pakan, terutama terhadap serangan yang tidak mengakibatkan kematian secara tiba-tiba. Pengobatan melalui pakan sebaiknya segera dilakukan pada tahap awal terjadinya serangan, sebab pada saat itu ikan masih mempunyai nafsu makan. Keterlambatan pengobatan akan memberikan hasil kurang memuaskan, karena ikan telah kehilangan nafsu makan sehingga obat yang diberikan lebih banyak terbuang percuma.
Prinsip pengobatan melalui pakan adalah meningkatkan daya tahan tubuh melalui pemberian pakan dan membunuh organisme penyebab penyakit dengan obat yang sengaja dicampurkan ke dalam pakan. Jenis obat yang umum digunakan melalui pakan antara lain sulfamerazin, sulfadiazin, trisulfa, dan teramisin. Dosis yang diberikan tergantung pada jenis obat yang digunakan. Satu gram sulfamerazin yang dicampurkan ke dalam 5 kg pakan sudah cukup efektif untuk mengobati 30 – 50 kg ikan yang terserang penyakit. Lamanya pengobatan biasanya berlangsung secara terus-menerus selama 5 – 10 hari.
  1. Penyuntikan
Pengobatan melalui penyuntikan dilakukan untuk mengobati ikan yang terserang penyakit berupa parasit. Tindakan pengobatan melalui penyuntikan hanya efektif digunakan jika ikan yang terserang jumlahnya relatif sedikit. Jika jumlahnya banyak, maka dibutuhkan tenaga, waktu dan peralatan yang lebih banyak sehingga dianggap kurang efisien.
Teknik pengobatan ikan dengan cara penyuntikan biasanya dilakukan untuk induk ikan. Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung ikan yang sakit, karena mudah dan resiko lebih kecil dibandingkan dengan penyuntikan di bagian lainnya. Penanganan terhadap ikan sakit dapat dibagi atas 2 (dua) langkah yaitu :
  1. Berdasarkan tehnik budidaya yaitu berupa tindakan-tindakan menghentikan pemberian pakan pada ikan, mengganti pakan dengan jenis lain, mengelompokkan ikan menjadi kelompok yang kepadatan/densitasnya rendah, dan bila tidak memungkinkan lagi maka ikan dapat dipanen daripada menjadi wabah bagi ikan lainnya.
  2. Berdasarkan terapi kimia yaitu berupa pemeriksaan kepekaan dari masing-masing obat yang telah dan akan digunakan, pemeriksaan batas dosis yang aman untuk masing-masing obat agar tidak terjadi over dosis, dan memperhatikan keterangan yang dikeluarkan oleh pabrik obat tersebut.
Di bawah ini diuraikan beberapa tindakan penanganan terhadap penyakit ikan antara lain untuk:
  1. Penyakit Virus
Jika ikan terinfeksi virus sangatlah sulit untuk diobati, Ada 2 (dua) tindakan pencegahan yaitu membersihkan virus penyebab penyakit dari lingkungan dan meningkatkan kekebalan ikan terhadap virus. Tindakan pencegahan pertama adalah dengan melakukan desinfeksi semua wadah dan peralatan, seleksi induk dan telur bebas virus. Berikutnya adalah melakukan upaya meningkatkan kualitas telur, penggunaan vaksin dan immunostimulan atau vitamin. Diantara tindakan penanganan yang ada, vaksin merupakan tindakan pencegahan yang efektif untuk mengatasi penyakit virus, walaupun untuk penyakit virus herpes koi belum dikembangkan.
  1. Penyakit Bakterial
Dapat diobati dengan antibiotika. Tetapi penggunaan antibiotika yang tidak tepat menghasilkan efek yang negatif. Pemilihan antibiotika yang tepat adalah pekerjaan penting dalam mengatasi masalah infeksi bakteri. Pemilihan antibiotika dilakukan berdasarkan hasil uji sensivitas obat. Antibiotika dapat mengobati dengan cepat ikan yang terinfeksi bakteri, tetapi juga dapat menghasilkan bakteri yang resisten terhadap antibiotika. Apalagi dengan adanya Kepmen 52 tahun 2014 tentang Klasifikasi Obat Ikan yang melarang beberapa obat Antibiotik digunakan dalam budidaya ikan.Untuk itulah maka pengembangan vaksin sangat penting artinya.
  1. Penyakit Jamur
Sampai sekarang belum dilakukan tindakan penanganan untuk infeksi jamur pada hewan air. Jadi pencegahan merupakan tindakan yang dapat dilakukan. Spora yang berenang di air untuk menemukan inang menunjukkan sensitivitas terhadap beberapa zat kimia.
  1. Penyakit Parasitik
Umumnya ektoparasit dapat ditangani dengan zat kimia. Tetapi telur dan kista memiliki resistensi terhadap zat kimia. Berdasarkan keberadaan parasit maka pengobatan kedua harus dilakukan setelah spora atau oncomiracidium menetas. Untuk menentukan jadwal pengobatan untuk setiap parasit, studi siklus hidup parasit sangatlah penting.


Sumber:

Afriantono, E dan Evi Liviawaty. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar